00.23 ; deepsleep

5.4K 336 33
                                    

Tentu Ahra terbangun dengan rasa nyeri diantara kedua kakinya. Meski dia sudah pernah melakukannya beberapa kali dengan Min-gyu, tapi skill yang dimiliki oleh tuan Sehun benar-benar berada di luar jangkauan kemampuan mantan pacarnya itu.

Mungkin memang benar perkiraan Ahra, karena Sehun sudah pernah menikah sebelumnya, jadi dia memiliki keahlian yang jauh lebih mumpuni daripada Min-gyu, dan itu adalah fakta.

Ahra bahkan mulai bertanya-tanya bagaimana mungkin selama ini dia tahan berhubungan sex dengan Min-gyu. Maksud Ahra—laki-laki itu bahkan tidak melakukan foreplay dengan benar dan langsung menuju ke inti dimana dia keluar masuk selama kurang lebih sepuluh menit? Atau kurang? Lalu jatuh lemas diatas tubuh Ahra.

Dan.. selama itu pula, tidak pernah Ahra sekalipun mendapatkan orgasme—well, mungkin pernah. Sekali, atau dua kali, Ahra tidak ingat. Karena memang seringnya ya, hanya Min-gyu yang mendapatkan klimaks, sementara Ahra, akhirnya harus menuntaskan hasratnya dengan menyentuh tubuhnya sendiri.

Ahra pikir itu adalah hal normal, tetapi setelah siang tadi, dengan apa yang Sehun lakukan, memainkan tubuh Ahra dengan begitu ahli seperti sebuah alat musik favoritnya, gadis itu mulai berpikir kalau ternyata Min-gyu itu benar-benar payah. Bukan hanya durasinya saja yang cepat, keahliannya juga tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan Sehun.

Mungkin ada hubungannya dengan pengalaman dan umur yang lebih matang? Ahra tidak mengerti, tapi yang pasti sekarang dia lebih memilih pria seperti Sehun soal urusan bercinta.

Pemikiran itu membuat Ahra tergelak kecil, kemudian, perhatiannya teralihkan pada keadaan di sekelilingnya.

Ruangan yang begitu luas dengan furniture modern-klasik. Sangat menggambarkan Sehun. Ahra bahkan tidak sempat memperhatikan bagaimana keadaan ruangan ini saat pertama kali masuk tadi karena perhatiannya benar-benar tertuju pada Sehun sepenuhnya.

Belum sempat Ahra selesai mengagumi ruangan itu, sebuah suara ketukan segera mengejutkan dirinya. Refleks, tangan Ahra meraih selimut dan menutupi tubuhnya sendiri.

Dengan sedikit ragu-ragu, Ahra akhirnya sedikit berteriak saat suara ketukan di pintu kembali terdengar untuk yang kedua kalinya, "Siapa?" tanyanya.

"Saya Ahyoung, nona. Tuan Sehun meminta saya mengantarkan pakaian bersih untuk nona," suara dari balik pintu itu menjawab, membuat Ahra segera mengalihkan perhatiannya pada tumpukan pakaiannya yang teronggok di lantai kamar.

Ah.

"Tunggu sebentar," Ahra akhirnya segera bangun dari posisinya—meskipun sesaat dia sedikit meringis kesakitan dan harus menyesuaikan caranya berjalan kembali, gadis itu mengambil kemeja milik Sehun yang masih berada diatas tempat tidur dan memakainya meskipun kain itu kebesaran di tubuh mungilnya. Ahra kemudian menghampiri pintu besar berwarna putih itu dan menariknya terbuka.

Dua orang gadis berdiri menunggu dirinya dibalik pintu itu, salah satunya membawa setumpuk kain yang Ahra perkirakan adalah pakaian bersih yang mereka sebutkan tadi.

"..ya?"

"Nona, tuan besar meminta anda untuk membersihkan diri, beliau sudah menunggu anda di ruang kerjanya," salah satu dari mereka berucap, sedikit menunduk, membuat Ahra jadi merasa sedikit tidak enak.

"Ah.. begitu.." tangan gadis itu kemudian terulur, mencoba meminta setumpuk pakaian itu untuk dia bawa ke kamar mandi.

"Kalau nona tidak keberatan, kami akan membersihkan kamar ini selagi nona membersihkan diri di kamar mandi," gadis yang baru saja memberikan pakaian itu kembali berucap, siapa tadi namanya? Oh, Ahyoung.

Céleste • osh [ R/18+ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang