00.14 ; concious

2.4K 277 25
                                    

Ahra tergelak kecil saat akhirnya mereka sampai di depan kamarnya. Dia bisa melihat bagaimana wajah Haneul yang sedang mengagumi tempat ini.

"Ayo masuk kak," Ahra berucap setelah membuka pintu kamarnya. Haneul segera tersenyum dan mengangguk, kemudian mengikuti langkah Ahra memasuki kamarnya.

"Wah.." Haneul hampir tidak dapat menyembunyikan senyuman lebar di wajah cantiknya saat melihat sekeliling ruang tamu milik Ahra. Warna putih gading dan hijau emerald membuat ruangan itu terlihat begitu nyaman dan hangat.

"Tuan Sehun benar-benar memberikan seluruh ruangan ini untukmu, Ahra?" Haneul bertanya kembali sembari meletakkan tas miliknya di salah satu sisi sofa ruang tamu milik Ahra.

Ahra hanya tergelak kecil dan mengangguk saat menutup kembali pintu kamarnya. Haneul kembali berbalik menatap Ahra, melanjutkan, "Tanpa membayar sepeserpun?"

Ahra kembali mengangguk dan tersenyum.

Kedua alis Haneul segera bertaut heran melihat Ahra hanya mengangguk dan tersenyum kembali.

"Ahra, kau tidak.. melakukan.." dia terhenti sesaat, ragu, "Tuan Oh Sehun tidak meminta.."

Kedua netra Ahra refleks melebar saat mengerti apa yang akan Haneul tanyakan.

"Tidak, kak!" dia hampir tertawa. Aneh sekali rasanya membayangkan Tuan Sehun yang baik hati itu menjadi orang mesum dan memanfaatkan dirinya.

Haneul segera bernafas lega kembali, kemudian tergelak kecil sembari menggeleng pelan.

Yah, Haneul tahu di dunia ini masih banyak orang-orang baik, tapi yang tulus tanpa mengharap sedikitpun balasan sepertinya sudah jarang sekali. Mungkin, memang keberuntungan Ahra bertemu dengan Tuan Oh Sehun juga, dan Haneul ikut bahagia untuk Ahra.

Saat hari sudah mulai, sebuah ketukan di pintu depan mengalihkan perhatian Ahra dan Haneul yang saat ini sedang memasak di dapur. Mengetahui bahwa yang datang adalah Sehun, Ahra tersenyum pada Haneul.

"Itu pasti Tuan Sehun," gadis mungil itu berucap, "Sebentar ya kak," katanya kemudian sembari melangkah pergi, dan Haneul hanya tersenyum sembari mengangguk, kemudian melanjutkan mengaduk sup tulang sapinya yang sudah hampir matang.

Saat Ahra membuka pintu depan, dia disambut dengan sebuah senyuman di wajah tampan Sehun. Pria itu kelihatannya baru saja kembali setelah seharian ini beraktivitas. Biasanya, Sehun akan mampir untuk makan malam tiga sampai empat kali dalam seminggu, dan Ahra dengan senang hati menyambutnya, membicarakan banyak hal dengan pria itu, Ahra merasa mereka seperti sudah saling terhubung sekarang.

"Anda sudah pulang?" Ahra menyambut pria itu dengan sebuah senyuman lebar, dan Sehun segera mengangkat salah satu alisnya menyadari ada orang lain di ruangan itu selain Ahra.

"Oh, apakah ada tamu?" dia bertanya, tatapannya kini tertuju pada bagian dapur yang menjorok ke dalam ruangan, dan Ahra refleks ikut menoleh ke arah dapur, tempat dimana Haneul berada. Dengan sebuah senyuman, Ahra beralih menatap Sehun kembali, dia kemudian mengangguk kecil pada pria itu.

"Ada kak Haneul datang, dia adalah teman sekamarku di apartemen yang lama," jawab Ahra sembari tergelak kecil.

Sehun memang sudah mempersilakan Ahra untuk menerima siapapun tamunya yang datang berkunjung ke Etérea, terutama teman-teman kampusnya.

"Ah," Sehun mengangguk kecil, kemudian memutuskan untuk melangkah masuk, dan Ahra mengikutinya setelah menutup pintu depan.

Menyadari ada yang datang, Haneul segera berbalik, dan dia menemukan Sehun sedang berdiri tepat di sebelah sekat antara ruang depan dan dapur.

"Oh," perempuan berusia dua puluh delapan tahun itu berbalik, kemudian tersenyum, "Anda pasti Tuan Oh Sehun," dia berucap, sambil menunduk sopan pada pria itu.

Sehun hanya tergelak kecil melihat bagaimana Haneul menyapanya, "Tidak perlu terlalu formal begitu. Aku belum setua itu," Sehun berucap, sedikit bercanda, membuat Haneul dan Ahra yang mendengarnya hanya tertawa kecil.

"Oh iya, makan malam sudah hampir siap. Anda ingin menunggu disini atau di ruang tamu dulu, Sehun?" Ahra kembali bertanya, dan Sehun tersenyum.

"Aku ingin membantu menyiapkan meja makan," pria itu berucap, tersenyum pada Ahra sembari menggulung lengan kemejanya. Gadis mungil itu hanya tertawa kecil pada Sehun, membuat Haneul sedikit terhenyak melihat bagaimana Ahra menatap pria itu.

Tatapan Ahra itu.. seperti.. jatuh cinta?

Haneul hanya mengangkat kedua alisnya dengan heran saat melihat bagaimana Ahra menyiapkan makanan untuk Sehun. Gadis itu menyiapkan nasi bahkan menyendok sup ke dalam mangkuk untuk pria itu dengan senyuman di wajahnya.

Mungkinkah Ahra sudah terbiasa seperti ini saat Sehun makan malam di tempatnya?

"Ahra kemarin bercerita kalau anda pindah ke apartemen di distrik Geumcheon?" Sehun kembali memulai pembicaraan, membuat Haneul kembali menatapnya, tersenyum kemudian mengangguk kecil menanggapi pertanyaan pria itu.

"Benar, Tuan. Eum.. kekasih saya membeli sebuah apartemen sederhana di daerah itu dan dia mengajak saya untuk tinggal bersamanya disana," Haneul menjawab.

"Aku belum sempat berkunjung kesana," Ahra berucap, membuat perhatian Haneul teralihkan padanya, "Padahal aku ingin sekali bertemu dengan snowy," gadis mungil itu melanjutkan sembari membayangkan anjing peliharaan Haneul dan Seonho yang tadinya juga ikut tinggal di apartemen lamanya, membuat Haneul tergelak pelan.

"Kalau kau masih sibuk dengan tugas kuliahmu, tidak apa-apa Ahra. Jangan memaksakan," Haneul tersenyum pada Ahra, membuat gadis itu mengeluarkan sebuah 'ohh' dengan wajah terharu.

Sehun tergelak kecil melihatnya, dia kemudian menengahi mereka berdua, "Nanti kita mampir bersama saat kau libur kuliah," pria itu berucap pada Ahra, membuat kedua netra Ahra segera berbinar menatapnya.

"Sungguh?"

Saat Sehun kembali mengangguk kecil, Ahra bersorak bahagia, dan Sehun hanya tergelak kecil kembali. Sekali lagi, membuat Haneul tertegun merasakan tension antara Ahra dan Tuan Sehun yang terasa seperti saling tarik menarik—dan sekarang, Haneul jadi merasa seperti roda ketiga diantara kedua orang itu.

"Nanti akan aku masakkan hidangan terbaikku saat berkunjung kesana, bagaimana menurutmu Ahra?" Sehun kembali bertanya tanpa mengalihkan perhatiannya pada makanan di depannya saat ini.

Ahra kembali tersenyum dan mengangguk dengan antusias, sebelum beralih pada Haneul, "Tuan Sehun ini benar-benar pintar memasak, kak! Kau pasti akan terkejut saat mencicipi masakannya nanti," gadis itu berucap dengan begitu antusias, membuat Haneul mau tidak mau ikut tertawa pelan.

"Sungguh, Tuan? Kalau begitu saya akan benar-benar antusias menunggu kunjungan anda ke apartemen kami," Haneul berucap sembari tersenyum, membuat Sehun terkekeh mendengarnya.

"Ahra ini terlalu melebih-lebihkan, aku memang suka memasak, tapi aku yakin rasanya masih kalah jauh dari makanan di restoran-restoran ternama," ucap pria itu, membuat Ahra kembali menatapnya dengan tidak percaya.

"Kenapa anda ini selalu merendah, Tuan Sehun? Masakan anda memang benar-benar enak!" Ahra berucap kembali, dan ruangan itu kembali diisi oleh gelak tawa.

Sejak Ahra pindah kesini, Haneul sebenarnya memiliki sedikit pemikiran negatif tentang pria ini. Seorang pria berumur tiga puluh lima tahun menawarkan tempat tinggal gratis dengan berbagai fasilitas pada mahasiswi tanggung seperti Ahra.

Kalau kalian ada di posisi Haneul, kalian pasti akan berpikiran sama, 'kan?

Mungkin karena Ahra gadis yang naif, dia tidak melihat tawaran Sehun sebagai sesuatu yang aneh, seperti dirinya dan Seonho. Haneul bahkan juga sempat membicarakan soal hal ini dengan serius bersama Seonho—di belakang Ahra, tentunya. Tetapi nyatanya, mereka berdua salah.

Perkiraan Haneul dan Seonho salah. Pemikirannya salah—oh, atau lebih tepatnya, terbalik? Berputar arah?

Setelah melihat gesture Ahra, dan setelah kunjungannya di Etérea malam ini selesai, Haneul jadi mengerti.

Bahwa sebenarnya Ahra-lah yang memiliki perasaan pada Tuan Sehun, dan bukan sebaliknya.

Céleste • osh [ R/18+ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang