00.24 ; laisser tomber la fille

4.1K 310 34
                                    

Sesaat, sirkuit otak Ahra terhenti mendengar kalimat itu.

Mantan istri?

Kenapa.. 'mantan istri' Sehun masih datang ke rumah ini?

Well, bukannya ini menjadi urusan Ahra atau bagaimana, tapi.. bukankah itu aneh? Apalagi.. apalagi setelah apa yang baru saja dia dan Sehun lakukan. Kalau sebenarnya mereka ini belum resmi bercerai, artinya Sehun berselingkuh dengan dirinya bukan?

"S—sehun.." sebuah senyuman canggung terbentuk di wajah Ahra, dengan ragu, Ahra mengalihkan pandangannya pada pria itu—masih dengan posisi Sehun memeluk erat pinggangnya hingga tubuh mungil Ahra hampir mendarat di pangkuan pria itu saat ini.

Sehun tergelak kecil saat dia melihat bagaimana cara Ahra menatap dirinya. Kembali mengalihkan perhatiannya pada wanita yang duduk di seberang mereka, pria itu kemudian menjelaskan, "Minjung ini adalah seorang agen properti, Ahra. Mungkin aku belum menceritakan padamu kalau sebenarnya aku juga berbisnis di bidang properti dan juga seorang investor."

Pria itu kembali tersenyum, dan Ahra bisa merasakan bagaimana ibu jari Sehun bergerak naik turun berulangkali di pinggangnya, seolah ingin menenangkan Ahra dari pikirannya sendiri.

"Hubungan kami sekarang hanya sebatas rekan kerj. Nona Hong adalah agen properti yang sangat luar biasa dan begitu ahli di bidangnya. Jadi meskipun melihat bagaimana masa lalu kami, urusan kami sekarang hanyalah sebatas bisnis, tidak lebih," ucapnya, kemudian kembali menatap Ahra dan tersenyum, "Dia akan sering berkunjung kesini, Ahra. Dan kebetulan sekali malam ini dia mampir, jadi aku ingin memperkenalkan kalian berdua sesegera mungkin."

Dengan kalimat terakhir Sehun, mau tidak mau, Ahra tersenyum—meski yang muncul adalah sebuah senyuman canggung yang terlihat sedikit dipaksakan.

"Nona Hong," Ahra mengangguk sesaat dan tersenyum, "Senang bertemu dengan anda."

Minjung tersenyum, menatap Ahra dan balik mengangguk, "Nona Choi."

Sehun kembali tergelak kecil saat dia melihat Ahra hanya terdiam dan tersenyum menatap Minjung. Mungkin gadis itu merasa sedikit terintimidasi melihat bagaimana kontrasnya penampilan mereka saat ini. Minjung dengan setelan formalnya, dan Ahra dengan.. well, bagaimana Sehun menyukai gadis itu terlihat, anggun dan 'delicate' dengan gaun bermotif floral.

"Itu benar Ahra," suara perempuan itu kembali terdengar, membuat Ahra kembali mengalihkan perhatian padanya.

"Kami hanyalah sebatas rekan bisnis sekarang. Aku bahkan sudah bekerja untuk Tuan Sehun sebelum kami menikah dulu," Minjung tergelak kecil dan menatap Sehun kembali dengan sebuah senyuman, "Sekarangpun tidak ada yang berubah setelah perceraian kami. Kau tahu, kebiasaan lama, dengan suasana baru."

Sehun ikut tertawa, sementara Ahra masih tersenyum canggung melihat interaksi kedua orang itu.

Aneh sekali. Dia memiliki perasaan janggal dan buruk soal hal ini.

Setelah kepergian Minjung, Sehun segera membawa Ahra untuk pergi ke dapur—dan gadis itu berdecak kagum saat melihat hidangan yang sudah tersedia diatas meja makan. Sebenarnya ada dua meja makan di rumah itu, satu berada di ruang makan utama—sebuah meja berbentuk persegi panjang besar dengan kira-kira sepuluh kursi di sekelilingnya, dan satu lagi berada di bagian dapur. Sama persis dengan yang ada di ruangan Ahra, hanya saja disana hanya ada dua kursi yang tersedia.

"Kau suka makanannya, Ahra?" Sehun bertanya di tengah kegiatan makan mereka, membuat Ahra mengalihkan perhatiannya dan tersenyum, kemudian mengangguk pelan.

"Ini lezat. Terimakasih, Sehun."

Sehun ikut tersenyum mendengarnya. Setelah meletakkan kembali gelasnya yang berisi air putih kembali ke atas meja, pria itu kemudian bergerak untuk merogoh saku kemejanya, mengeluarkan sesuatu dari sana. Pria itu kemudian meletakkannya diatas meja dan mendorong benda itu lebih dekat pada Ahra.

Céleste • osh [ R/18+ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang