"Kau yakin masih ingin masuk kelas hari ini?"
Ahra menoleh, menghentikan kegiatannya melepaskan seat belt di tubuhnya sesaat untuk menatap Sehun. Sebuah senyuman kecil kemudian terbit di wajahnya.
"Aku tidak akan pulang terlalu sore hari ini," gadis itu menjawab, melanjutkan kembali kegiatannya. "Nanti aku akan langsung menelfon kalau sudah selesai."
Sehun akhirnya tersenyum dan mengalihkan perhatiannya kembali, sembari tatapannya menelusuri keadaan di sekitar gedung kampus Ahra dengan teliti.
"Aku berangkat dulu," suara Ahra kembali menyadarkan pria itu, kemudian, dia merasakan sebuah kecupan mendarat di sisi kanan pipinya. Ahra tersenyum.
"Dah," kemudian, gadis itu melangkah keluar dari Audi milik pria itu, menenteng tas kanvasnya di sisi kanan, Sehun memperhatikan lamat-lamat saat Ahra mulai melangkah masuk ke dalam bangunan. Samar, dia bisa melihat saat seorang gadis berjalan menghampiri Ahra dan mengajaknya berbicara.
Yakin tidak ada yang perlu dia khawatirkan lagi, pria itu akhirnya mulai melajukan mobilnya kembali meninggalkan tempat itu.
***
"Apakah kau kurang tidur semalam? Wajahmu pucat sekali hari ini."
Ahra segera mengangkat pandangannya dari buku yang terbuka di hadapannya, menemukan Yuna kini sedang bergerak mengambil tempat duduk tepat di sebelahnya.
Melongok pada buku yang sedang Ahra baca, Yuna kemudian melanjutkan, "Hei, aku tidak tahu kau masih melanjutkan membaca series buku itu," katanya kemudian.
Sesaat, sebuah senyum simpul terbit di bibir Ahra, menatap kembali buku di hadapannya sebelum menjawab, "Aku menunggumu sedari tadi."
"Kenapa? Memangnya kau belum memesan?" Yuna segera menatap ke sekeliling meja, menyadari kalau semua barang itu adalah milik Ahra dan tidak ada satupun dari mereka yang bisa dimakan. Yuna kemudian berdecak pelan dan berkacak pinggang. "Kau ini."
Ahra sempat terkekeh pelan, meraih pembatas bukunya dan meletakkannya tepat diatas lembaran buku yang terbuka, kemudian menutup buku di hadapannya. Sementara itu, kini Yuna sedang meraih ponselnya yang ada di dalam tas dan segera bangun dari duduknya, bermaksud untuk memesan makanan. Untung saja kafetaria cukup senggang hari ini.
"Kau ingin pesan apa?"
"Lemon tea saja.."
Alis Yuna segera bertaut mendengar jawaban itu, "Tidak. Kau pasti belum makan. Itu terlalu asam, tidak baik untuk lambungmu. Biar aku pesan shin ramyun yang hangat saja untukmu, dan.. air mineral, oke?"
Belum sempat Ahra menjawab atau mengiyakan, Yuna sudah meluncur meninggalkan meja mereka. Dan Ahra yang meihatnya hanya bisa menggeleng dan tertawa pelan. Yuna begitu perhatian padanya kalau soal makanan.
Mengalihkan perhatiannya kembali, tatapan Ahra kemudian tertuju pada seseorang yang baru saja melangkah memasuki kafetaria. Dengan tas di salah satu sisi bahunya, dengan jelas, Ahra bisa melihat bagaimana ruas-ruas jemari Doyoung yang menggenggam tasnya terlihat memar.. karena dia memukul Min-gyu kemarin.
Tatapan mereka segera bertemu, dan melihat Ahra, sebuah senyuman simpul terbit di wajah teman sekelasnya itu. Kemudian, Ahra bisa melihat saat Doyoung melangkah mendekat pada dirinya.
"Aku kira kau tidak datang ke kampus hari ini," Doyoung segera memulai pembicaraan, tersenyum kecil dan menghentikan langkahnya tepat di depan meja Ahra. Gadis itu segera tersenyum membalas kalimat Doyoung.
"Berdiam diri di kamar hanya akan membuat perasaanku semakin tidak nyaman," jawab Ahra, membuat Doyoung ikut mengangguk pelan, memberi gesture kalu dia mengerti maksud kalimat Ahra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Céleste • osh [ R/18+ ]
Fanfiction[ 🔞Mature Contents ] Céleste [ t∫e'lɛste ] [ seh-lest ] origin : Latin, (n.) heavenly ⚠️warnings : dark!fics. soft dark!Sehun. age gap (legal age). gaslighting. manipulative behavior. a lot of descriptive violence and sexual activities. slowburn wi...