00.13 ; cradled

2.5K 276 23
                                    

Ahra menyadari kalau Sehun ternyata cukup hafal barang-barang yang biasa dia ambil saat berbelanja mingguan—padahal dia baru melakukannya dua kali. Dalam hatinya, Ahra berpikir mungkin Sehun memang punya ingatan yang kuat.

Gadis itu kembali memperhatikan saat Sehun memasukkan tiga kemasan coklat ke dalam troli belanja yang sedang didorongnya saat ini.

"Mungkinkah kau memiliki prasangka tentang siapa yang menyebarkan rumor itu?" Sehun bertanya, membuat perhatian Ahra kembali.

Ahra memang menceritakan soal rumor yang beredar tentang dirinya itu pada pria itu sesegera mungkin, bagaimanapun juga Ahra tidak ingin Sehun jadi ikut terseret persoalan konyol yang sepele seperti ini.

Mendengar pertanyaan Sehun, gadis itu menggeleng pelan, "Aku.. tidak tahu. Aku tidak pernah memiliki musuh atau saingan di kampus," dia berucap, membuat ingatannya tiba-tiba saja lari pada mantan kekasihnya—Kim Min-gyu. Dan.. Jung Hyerin, Ahra dengar mereka berdua akhirnya berkencan.

Mungkinkah mereka yang menyebarkan rumor itu?

"Sebenarnya ada seorang gadis yang sepertinya sedikit tidak menyukaiku," Ahra tergelak kecil mengingat wajah Hyerin yang selalu terlihat jengkel dan marah setiap kali berpapasan dengan dirinya di kampus, "Dia.. menyukai mantan kekasihku saat itu, dan sekarang mereka berdua berkencan," lanjut Ahra kembali, membuat Sehun menatapnya dengan satu alis terangkat, kemudian, pria itu tergelak kecil.

"Ada beberapa orang aneh di dunia ini Ahra, kau bisa lihat sendiri, bahkan setelah gadis ini mendapatkan apa yang dia inginkan dan berkencan dengan mantan kekasihmu, dia tetap saja tidak menyukaimu dan berpikir apapun yang kau lakukan adalah tantangan baginya," Sehun berucap, tersenyum kecil, "Percayalah, dia akan lelah sendiri untuk melindungi egonya. Aku pikir.. kau sudah membuat keputusan yang tepat dengan memutuskan hubunganmu dengan laki-laki itu."

Ahra tersenyum dan mengangguk, "Dan aku juga beruntung karena bertemu dengan orang baik sepertimu, Sehun."

Kalimat terakhir Ahra membuat Sehun tersenyum kembali, "Sudah aku bilang berapa kali, Nona. Kau pantas mendapatkannya," pria itu kemudian mengedipkan salah satu matanya, membuat Ahra segera tergelak geli. Mengikuti langkah Sehun kembali, senyuman di wajah cantik gadis itu belum pudar juga.

Entah bagaimana, dia selalu merasa aman dan nyaman bersama dengan Sehun. Dimana pun mereka berada.

Perjalanan mereka menuju Etérea kembali diisi dengan obrolan seputar bagaimana hari Sehun berjalan. Pria itu bercerita bahwa dia baru saja mengunjungi sebuah pameran kecil hari ini, ingin mencari barang baru untuk koleksinya. Obrolan mereka mengalir begitu ringan seperti air, dan baru kali ini dalam hidup Ahra dia bisa menemukan seseorang yang bisa mengimbangi obrolannya yang terkadang keluar jalur.

"Jadi aku sebenarnya sudah memikirkan hal ini selama beberapa hari," Sehun tiba-tiba berucap kembali saat mereka sudah hampir sampai di Etérea, membuat Ahra menoleh menatapnya dengan satu alis terangkat.

"Kau tahu.. sebelum kau menceritakan soal rumor yang beredar di kampusmu, sebenarnya aku sudah memikirkan soal hal itu. Dan.. aku juga akhirnya mengerti bagaimana perasaanmu yang tidak enak saat diantar jemput olehku atau Pak Jung," Sehun kembali berucap, dan Audinya perlahan berhenti di depan sebuah pagar besi tinggi berwarna putih dengan tulisan 'Etérea' besar diatasnya.

Ahra yang masih tidak mengerti kemana arah pembicaraan Sehun menuju, hanya menatapnya dengan bingung.

Pintu gerbang besar di hadapan mobil segera terbuka lebar, dan dengan sebuah senyuman lebar, Sehun kembali melajukan mobilnya memasuki pekarangan Etérea yang luas itu.

Pandangan Ahra refleks kembali ke arah depan, dan kedua netranya segera melebar saat melihat apa yang berada di teras bangunan itu. Masih dengan netra yang melebar, Ahra mengalihkan tatapannya pada pria di sebelahnya kembali dengan mulut yang sedikit terbuka.

Céleste • osh [ R/18+ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang