[1] Sebuah Awal Baru

20.5K 1.6K 103
                                    

Jangan lupa vote dan komennya

Typo : Anugrah

Happy Reading

⋇⋆✦⋆⋇ 

1 tahun yang lalu..

Winwin mengemasi pakaiannya. Menatap ruangan yang akan segera ia tinggalkan.
Seseorang memeluknya dari belakang. "Kau yakin kita akan pindah?" Tanya orang itu.

Winwin mengangguk. "Setidaknya untuk sementara. Sepertinya aku butuh suasana baru.." Winwin berbalik untuk menatap orang yang memeluknya.

"Terimakasih karena telah mengabulkan permintaanku. Pasti tidak mudah untukmu.." Ujar Winwin merasa bersalah.

"Yuta-hyung.. Terimakasih.." Lanjut Winwin lirih.

Yuta menangkup wajah manis Winwin. Pasangan sehidup sematinya. "Tidak apa apa.. Kebahagiaanmu yang paling penting" Yuta mengecup bibir Winwin lembut.

Tanpa sadar air mata Winwin mengalir. "Hiks.. Maaf.."

Yuta tersenyum membawa Winwin kepelukannya. "Tidak apa apa.. Jangan merasa terbebani. Yang paling penting adalah kita sekarang.."

⋇⋆✦⋆⋇

Yuta menarik nafas dalam-dalam. Hari ini hari pertama mereka tinggal di Cina.
Terdengar suara rusuh di samping rumah. Rengekan dan ledekan anak anak di pagi hari.

"Gege! Jangan sembunyikan kaos kaki Injun!!" Sebuah suara muncul dengan bahasa yang Yuta kenali.

"Rumah di samping sangat ramai.." Kata Winwin dari arah belakang. Aroma kopi memenuhi penciuman Yuta.

"Selamat Pagi, Hyung.." Sapa Winwin.

Yuta tersenyum, "Selamat pagi, sayang.." Balas Yuta.

Winwin mengecup pipi Yuta sekilas. "Hari ini libur kantor, kan?" Tanya Winwin memastikan.

Yuta mengangguk. "Hari ini libur. Mau jalan jalan hari ini?" Tawar Yuta.

Winwin tampak berpikir sejenak. "Tidak perlu.. Bersantai di rumah saja.."

Bel Rumah berbunyi..
Winwin segera pergi untuk mengecek pintu. "Yaa?"

Tampak anak kecil yang sedang membawa sesuatu di tangannya terlihat repot karena membawa botol dan tas sekolahnya.
"Selamat Pagi.." Sapa Anak itu ceria.

"Selamat Pagi.." Balas Winwin ramah segera mensejajarkan tubuhnya dengan anak itu.

"Namaku Huang Renjun, aku berumur 12 tahun. Anak bungsu dari keluarga Huang. Mama bilang ingin menitipkan kue untuk tetangga baru. Selamat datang di sini.." Kata Renjun beruntun, seperti sedang menyetorkan hafalan lisan.

Winwin tertawa. "Halo, Renjun.. Nama Gege, Dong Sicheng. Tapi panggil saja Winwin.."

Renjun mengerjap. "Aku pikir Jiejie.. Ternyata Gege. Tapi Gege cantik!" Puji Renjun dengan mata berbinar.

Winwin tersenyum lebar. "Terimakasih, Renjun juga tampan.."

Binar mata Renjun kembali membesar. "Gege tahu Renjun laki-laki?" Tanya Renjun semangat.

"Tentu saja.." Balas Winwin lembut.

Senyum Renjun semakin berkembang. "Gege baik hati! Tadi Lucas Gege dan Hendery Gege sudah menakuti kalau penghuni rumah ini Galak dan Jelek. Ternyata tidak.. Ini kuenya, Ge!" Renjun menyerahkan sebungkus kue.

"Renjun berangkat sekolah dulu, Gege.." Pamit Renjun.

"Nanti mau main di sini?" Tawar Winwin.

Renjun tampak berpikir sejenak. "Gege punya moomin?" Tanya Renjun ragu-ragu.

Winwin tersenyum lebar. "Gege punya banyak Moomin. Nanti Renjun main ya?" Pinta Winwin.

Renjun mengangguk. "Ok, nanti pulang sekolah Renjun akan ke sini! Dadah Gege!" Tubuh mungil itu segera menghilang dari balik pagar.

Winwin tersenyum lebar, buru buru masuk.
"Kita jadi jalan-jalan hari ini. Aku harus belanja.." Ujar Winwin tergesa.

Yuta yang sedang minum kopi tersedak. "Loh?"

Winwin menatap Yuta sekilas. "Cepat bersiap. Aku harus belanja banyak moomin hari ini.."

"Moomin? Apa Moomin? Sejenis makanan?" Tanya Yuta penasaran.

Winwin terdiam. "Oh iya, Moomin itu.. Apa?"

⋇⋆✦⋆⋇

To Be Continued

Family - a Simple StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang