[18] Sarapan Pagi

7.8K 1K 48
                                    

Jangan lupa vote dan komennya

Typo : anugerah

Happy Reading

***

Anak anak sudah tertidur, mereka memutuskan untuk menginap di apartemen Yuta. Berdesak desakan di ruang keluarga, tertidur dengan tv yang menyala. Urutan tidurnya menggemaskan Haechan di paling Ujung lalu Renjun di peluk Jaemin, di sebelah Jaemin ada kembarannya Jeno lalu Lucas dan Hendery.

Yuta tersenyum tipis lalu mematikan Tv. Mengusap surai anak sulungnya Renjun dan mengecupnya pelan, mengucapkan selamat malam dengan lirih.

Matanya beralih pada Lucas dan Hendery, pikirannya kembali melayang pada percakapan 2 bocah itu. Ada yang salah dengan keluarga Huang. Apakah.. ia harus mencari tahu?

Akhirnya ia memutuskan masuk ke Ruang kerjanya. Meraih ponselnya dan mencari nomor Jaehyun.

'Yuta hyung? Kenapa menelpon malam malam?'

"Aku ingin meminta tolong.." pinta Yuta langsung.

'Wow? Sangat penting?'

"Ini mengenai keluarga Huang, keluarga Renjun dulu.. Boleh kau cari tahu? Suruh siapa saja.. bayarannya tidak masalah berapa" kata Yuta sambil mengetuk-ngetuk meja.

'Winwin tahu soal ini?' tanya Jaehyun memastikan. 'hyung tahu, komunikasi antar dua orang yang menikah itu penting..'

"Jangan menceramahi ku.. lakukan saja, Aku yang mengurus soal Winwin.."

Terdengar Jaehyun menghela nafas. 'baik, hyung.. aku akan usahakan mendapatkan informasi itu secepatnya'

"Terimakasih.." kata Yuta kemudian, lalu menutup panggilan. Yuta menatap keluar Jendela, mematikan lampu dan berjalan ke arah Kamar. Winwin pasti sudah menunggu.

Winwin terlihat mendengarkan podcast berbahasa Inggris. Yuta mengulum senyum, Winwin mendengarkan podcast bahasa Inggris artinya dia sedang tidak bisa tidur. Dia bilang belajar bahasa itu membuatnya mengantuk.

"Tidak bisa tidur? Mau di pukpuk?" Tawar Yuta. Winwin menoleh. "Kenapa lama?" Winwin merajuk. Yuta tertawa pelan, mulai berbaring di sisi Winwin. Mengusap perut Winwin dengan lembut dan teratur. "Ada sedikit pekerjaan.." jawab Yuta.

Winwin mencebik. "Bohong.. mana mungkin pengangguran punya pekerjaan.." ketus Winwin.

Yuta menghela nafas. Sampai kapan topik pengangguran ini terus di bahas ya?

"Benar ada pekerjaan, sayang.." Yuta menciumi kuping Winwin.
Winwin masih mendelik tidak percaya namun akhirnya menyerah. Memilih fokus pada Podcastnya. Yuta terkekeh, mematikan podcast dengan sengaja.

Winwin melotot. "Kenapa dimatikan?" Tanya Winwin kesal.

Yuta tidak menjawab mulai bersenandung pelan. Winwin akhirnya diam, mulai menyamankan diri dalam dekapan Yuta.

***

Winwin tengah menata sarapan. Seperti biasa, karena ada banyak anak anak hari ini jadi pagi hari yang biasa tenang sekarang berubah drastis.

Oknum tersangka yang membuat keributan tentunya Haechan. Winwin tidak habis pikir bagaimana Johnny dan Taeyong tahan dengan Haechan.

Bel pintu apartemen berbunyi. "Biar aku yang cek.." sela Yuta lalu segera berjalan ke arah pintu.

"Anak anak.. Ayo, sarapan dulu.." ajakan Winwin langsung di sambut patuh oleh Jeno dan Jaemin. Lucas dan Hendery menyusul kemudian.

"Mamaa.. hiks.." Renjun muncul dengan mata berkaca-kaca.

Family - a Simple StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang