[3] Apa masih menjadi seorang Huang?

12.3K 1.4K 177
                                    

Vote, Comment, Share

Typo : Anugrah

Happy Reading

⋇⋆✦⋆⋇

Waktu semakin larut, Para orang dewasa masih sibuk dengan obrolan mereka.
"Apa kalian akan tetap tinggal di Cina?" Tanya Taeyong penasaran.

"Kami ada rencana kembali ke Korea. Tapi masih belum jelas.." Jawab Yuta santai. Winwin masih diam.

"Mama.." Panggil Renjun pelan, menarik ujung baju Winwin.

Winwin menoleh, tersenyum. "Hmm?"

"Nana dan Echan tertidur.." Kata Renjun memberi tahu.

Jeno juga tampak menghampiri ayahnya dan duduk manis di sampingnya. Menatap Renjun diam.

"Jeno, tunggu dengan Eomma di sini. Appa akan bawa Nana ke sini lalu kita pulang ke hotel.." Pesan Jaehyun.

Kepala Jeno terangkat. "Renjun bagaimana? Apa Renjun juga akan menginap di hotel yang sama dengan kita?" Pertanyaan Jeno membuat Renjun menatap Jeno kaget. Itu kalimat pertama Jeno yang Renjun dengar!

"Jeno bisa bicara?" Tanya Renjun polos.

Doyoung tertawa. "Jeno memang pendiam, Renjun.. Jeno sedikit sekali berbicara" Terang Doyoung.

Renjun mengerjap. "Seperti pangeran Es? Kata Gege Pangeran Es tidak banyak bicara tapi baik hati. Apa Jeno pangeran Es juga?" Pertanyaan Renjun membuat para orang dewasa itu terkekeh pelan.

"Injunie? Injunie benar berumur 13 tahun? Bukan 5 tahun?" Goda Johnny.

Mata Renjun menyipit. Menatap Ayah Haechan dengan tatapan tidak suka. "Aku 13 tahun, Uncle.. Aku baru lulus SD kemarin.." Cebik Renjun tidak Terima.

"Jadi, Apa Renjun akan menginap di Hotel yang sama dengan kita?" Jeno mengulang pertanyaannya.

"Tidak, Sayang.. Kami akan pulang, Besok kita main lagi ya.." Jawab Winwin lembut.

Renjun langsung menatap Winwin yang sigap langsung memakaikan Renjun jaket. "Kita tidak akan menginap?"

Winwin menggeleng.

Akhirnya Jeno turun dari tempat duduk nya, menghampiri Renjun.
"Besok kita bermain. Tidak dengan Nana dan Haechan. Mereka berisik.." Kata Jeno kemudian.

Mata Renjun mengerjap. "Kita bermain? Hanya berdua?" Tanya Renjun memastikan.

Jeno mengangguk. Langsung mengecup pipi Renjun sekilas. "Sampai ketemu besok.." Pamit Jeno langsung buru buru bersembunyi di balik tubuh Doyoung.

Senyum Renjun mengembang. Berbanding terbalik dengan tatapan terkejut orang dewasa di sekitarnya.

"Dadah, Jeno.. Sampai ketemu besok!" Renjun melambai.

Suasana masih hening.
"Kalau begitu kami pamit duluan.." Yuta memecahkan suasana, langsung membawa Renjun ke gendongannya.

Winwin tersenyum. "Kami duluan.." Pamit Winwin akhirnya mengikuti Yuta yang sudah jalan mendahului.

Jaehyun dan Doyoung saling tatap.
Doyoung mencubit pinggang Jaehyun keras, menatap suaminya dengan tatapan garang.
"Ayo kita ke mobil, Jeno.." Ajak Doyoung berjalan mendahului.

"Wah, Jaehyun.. Apa yang kau ajarkan pada anakmu? Dia masih kecil.." Johnny menggelengkan kepalanya, beranjak pergi untuk memindahkan Haechan ke mobil.

Jaehyun yang sedang menggendong Jaemin tidak terima. "Bukan salahku.." Kata Jaehyun tanpa suara, khawatir Jaemin terbangun.

Taeyong tersenyum tipis. "Sekarang, pikirkan saja cara agar Doyoung tidak marah.." Kata Taeyong pengertian, lalu pergi menyusul Johnny.

Jaehyun menghela nafas. Jadi.. Kelakuan Jeno itu salahnya?! Tidak tahu, Jaehyun masih memikirkannya.

⋇⋆✦⋆⋇

Pagi hari yang cerah, Renjun juga sudah mulai masuk libur sekolah, sekarang ia setia menemani Winwin yang tengah menyiram bunga sembari menggambar.

"Kapan kita akan menemui Jeno?" Tanya Renjun akhirnya, sudah sedari tadi ia menahan rasa ingin tahunya.

Winwin menoleh, menatap Renjun sambil tersenyum. "Mereka akan datang ke sini, untuk sekarang.." jawab Winwin.

"Apa mereka akan tinggal di Cina?" Tanya Renjun lagi.

Winwin terdiam, mematikan dan meletakkan selang ke tempatnya. Ia berjalan mendekat dan duduk di samping Renjun. "Mereka akan segera kembali ke Korea setelah liburan selesai. Mama Papa juga ada Rencana kembali ke Korea bersama mereka.." Winwin mengusap surai lembut Renjun.

Renjun mengerjap, lalu perlahan menekuk wajahnya. "Apa tidak bisa tinggal di sini saja? Mama dan Papa?" Tanya Renjun dengan suara menahan tangis.

"Selamat Pagi, Gege!" Sapaan Lucas dan Hendery menginstrupsi mereka, Renjut buru buru menempelkan tubuhnya pada Winwin bersembunyi.

Winwin balas tersenyum. "Selamat Pagi, Lucas dan Hendery.. Kalian akan pergi?" Tanya Winwin melihat mereka mengenakan seragam.

Lucas dan Hendery mengangguk. Huang kembar itu menatap Renjun yang bersembunyi di balik Winwin. Mereka saling tatap.

"Kami berangkat, Ge.. Dadah.." Pamit mereka lalu segera berjalan menjauh.

Winwin segera berbalik, "Sekarang, Mau sarapan?" Tawar Winwin.

Renjun mengangguk, Winwin mengusap kepala Renjun lalu mencium kening Renjun. Setelah itu tangannya ikut membereskan alat lukis yang memang sengaja Winwin beli untuk Renjun.

Saat dua manusia berbeda usia itu masuk rumah, Mama Huang tersenyum dari balik jendela rumahnya.

Huang Renjun.. Apa nanti masih akan tetap menjadi Huang?

⋇⋆✦⋆⋇

To be Continued
Vote, Comment & Share

Jadi, Renjun mau gimana? Hehe?

Family - a Simple StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang