Random Chapter - [14] Bonus: Taro POV

3.6K 255 5
                                    

Inget cuman fiksi, Happy Reading!

#Kalo bisa baca ulang dulu bab sebelumnya hihi 

#Edisi merindu sama fam ini >3<

*

Shotaro perlahan menutup pintunya, tidak benar benar menutup saat masih mendengar isak tangis Renjun. Yang terakhir ya? Shotaro tidak sungguh percaya dengan sang Kakak yang mendeklarasikan bahwa tangis itu akan yang menjadi yang terakhir untuknya. 

Shotaro memejamkan matanya. Dia juga sakit, sedih, juga rindu. 

Padahal, Renjun bisa dibilang tidak ada hubungan darah dengan Mama dan Papa. Itu adalah fakta yang membuat Shotaro terkejut saat ulang tahunnya yang ke 15. Tapi, hubungan mereka jauh lebih erat dari sebuah keluarga yang memiliki hubungan darah. 

Shotaro mengambil segelas air di dapur. Suasana rumah yang terasa semakin dingin setelah kedua orang tuanya pergi. Renjun juga sudah menikah hingga akhirnya dia terbelenggu sepi di tempat yang ia sebut Rumah. 

Renjun ya.. garis wajah yang mirip sekali dengan Sang Mama membuat Shotaro berpikr betapa beruntungnya sang Kakak karena bisa secantik sang Mama, membuat semua orang menyukainya. 

Saat tahu, Kakaknya hanyalah seorang anak angkat, Shotaro benar benar tidak bisa percaya. Hingga saat inipun, Shotaro tidak bisa 100% percaya. 

"Injun hyung bukan kakak kandung Taro?" Taro remaja bertanya. 

Winwin tersenyum lembut. "Injun hyung tingkatnya jauh lebih tinggi dari ikatan kakak kandung.." jawab Winwin sambil mengecup kening Shotaro. 

Mata Winwin tampak berkelana jauh. "Dia seperti permata yang jatuh saat kita tidak punya sedikitpun harta, Taro bisa bayangkan?" 

"Seperti kita mendapatkan jackpot saat kita benar benar miskin.. bahkan dengan penggambaran seperti ini bagi Mama, itu masih belum menggambarkan betapa bersyukurnya Mama mendapatkan Renjun dikehidupan Mama.." ujar Winwin semakin melirih di ujung kata. 

"Eung?" Shotaro tidak mengerti.

Setelahnya, Shotaro tahu bahwa Mamanya nyaris diberi label mandul. Tidak ada kemungkinan memiliki anak. Hingga saat Renjun datang, itu terasa seperti keajaiban. Winwin tahu, saat pertama kali Renjun diserahkan begitu saja.. Winwin amat senang, bahkan jika kasarnya memang Renjun dibuang. Winwin senang sekali.. Pemikiran yang jahat, tapi Winwin jauh lebih bersyukur. 

Renjun punya badan yang kecil sekali meski sudah kelas 6 SD, tubuhnya masih ringan dan pendek. 

Dokter mengatakan bahwa gizi kakanya kurang, dan mentalnya sedikit terganggu. Apalagi dengan rasa traumanya yang begitu besar membuatnya tetap membentengi diri dengan sikap kekanak kanakan. Apa katanya? Sindrom peterpan?

Winwin tidak masalah, Renjunnya tetap terlihat imut dan menggemaskan. Itu membuatnya jauh lebih berharga. 

Karena kakanya terasa jauh lebih berharga, itu kadang Shotaro merasa bukan bagian dari keluarga ini. Shotaro selalu merasa iri dengan semua yang didapatkan sang Kakak.

"Taro iri pada injun hyung?" 

Shotaro kecil mengangkat kepalanya, menatap sang Papa yang tersenyum begitu teduhnya. Shotaro merengut, memalingkan wajahnya. "iya.. Mama perhatian terus pada Injun, Taro tidak.." 

Yuta tergelak. "Taro tidak suka bersama Papa disini?" 

"Injun hyung sudah besar, tidak perlu boneka lagi.. Taro masih kecil.." keluh Shotaro.

Yuta mengulum senyum. "Injun hyung itu sedikit spesial sayang, lagipula boneka beruangnya bukan hadiah dari Mama loh, tapi dari Eomma Doyoung.." jelas Yuta. 

Family - a Simple StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang