Random Chapter - [01]

8.4K 995 71
                                    

WELCOME TO RANDOM CHAPTER

[01]

Jangan lupa vote sama komennya

Typo : Anugerah

-[Senin Valentine]-

Happy Reading

***

Renjun berjalan menuju kelasnya, sesekali menguap pelan. Ia harus berangkat lebih pagi karena Yuta harus tiba di lokasi proyek lebih awal.

Ia membuka pintu kelas lalu mendapati Jeno yang sedang berdiri di samping mejanya dengan sesuatu di tangannya. Renjun penasaran. "Selamat Pagi, Jeno!" Sapa Renjun riang.

Jeno terkesiap. "Oh? Renjun? Kau datang lebih awal?" Tanya Jeno.

Renjun mengangguk angguk. "Papa hari ini bekerja, jadi Injunie berangkat lebih awal.. Itu apa?" Kali ini Renjun balik bertanya, penasaran apa yang ada di tangan Jeno.

"Ah, Ini... Ini untuk Renjunie.." Jeno menyodorkan Kotak hadiah itu pada Renjun. "Hari ini Valentine, sepertinya aku harus memberi Injunie sesuatu, jadi aku memberikan coklat.." jelas Jeno.

"Eh? Hari ini Valentine?" Tanya Renjun kaget. Jeno mengangguk.

Renjun mengerjap, menatap kotak kue. Bahunya tampak menurun. "Injunie tidak menyiapkan apapun. Injunie lupa hari ini Valentine.." Renjun tampak murung.

Jeno kelabakan. "Tidak apa apa.. Ini hanya inisiatif Jeno, kok.. Renjun tidak perlu melakukannya.."

Renjun masih mencebik, tangannya meletakkan tasnya di atas mejanya. Lalu menarik Jeno keluar. "Ayo, Jeno.. Renjun juga akan memberikan sesuatu.."

***

Jeno pikir ia akan di bawa kemana. Ternyata kantin sekolah. Renjun mengambil susu Coklat serta jelly kesukaan Renjun -yang sudah menjadi kesukaannya juga-.

Renjun bergerak membayar, lalu menyerahkan sekantung keresek untuk Jeno. Senyumnya tampak lebar. "Happy Valentine, Jeno!"

Jeno terkekeh, mengusak rambut Renjun gemas. "Terimakasih, Renjun.."

Renjun ikut tertawa. Kemudian, tangan mereka bertaut, berjalan beriringan kembali ke kelas.

"Injunie sarapan apa hari ini?" Tanya Jeno, memecahkan keheningan agar perjalanan tidak terlalu sepi.

"Hanya Roti, kalau Jeno?"

"Sama.. Eomma kesiangan, jadi tidak sempat membuat sarapan.." Jeno tersenyum. Renjun mengangguk angguk.
Langkah Renjun terhenti, "itu bukannya Nana? Dengan siapa?" Tanya Renjun.

"Oh? Mark hyung?" Lanjut Renjun.

Kemudian, Mark pergi menyisakan Jaemin. Jaemin berbalik terkejut dengan adanya Renjun dan Jeno. "Kalian sedang apa di sini?" Tanyanya.

"Eh? Nana sendiri? Sedang apa?" Tanya Renjun, menatap Jaemin dengan tatapan polos. Jaemin bergerak mencubit pipi Renjun. "Renjun gemass.." seru Jaemin.

"Nana.. belum jawab pertanyaan Injun ih.." Renjun mencebik kesal.

Jaemin tertawa. "Mark hyung memberikan coklat.." kali ini Jaemin menyematkan senyum tipis.

"Oh, adik bayi sudah lahir, kapan Lucas hyung dan Hendery hyung kemari?" Tanya Jaemin.

Renjun menggeleng, "Injunie tidak tahu, seperti tidak akan kemari.." balas Renjun.

Jaemin terdiam. Hanya bisa mengangguk angguk.

"INJUNIEEEE... HAECHAN MENCARI INJUNIEE.." teriakan Haechan membuat Renjun tersentak.

"Yak! Kau membuat Renjun terkejut.." Jaemin menoyor kening Haechan begitu pemuda Tan itu mendekat.

Haechan hanya tertawa tanpa dosa. "Eh? Mark hyung belum datang ya?" Tanya Haechan melirik kesana kemari.

"Sudah kok.." jawab Renjun.

"Oh.. Lucas hyung dan Hendery hyung kapan kemari?" Tanya Haechan.

Renjun menghela nafas, kenapa orang-orang ini malah menanyai tentang Gegenya ya?

"Tidak tahu.. Echan kenapa bertanya?" Renjun balik bertanya.

Haechan hanya mengangkat bahu. "Aku mendapat hadiah coklat kiriman dari Lucas.. jadi, aku kira dia sudah ada di sini.." jelas Haechan.

Gerakan Jaemin terhenti. "Kenapa bisa?" Pertanyaan itu keluar dari mulutnya.

"Mana aku tahu! Aku kira itu kiriman dari Hendery. Karena aku bahkan tidak dekat dengannya.. Mana tidak ada surat sama sekali. Dasar tiang tidak jelas.." gerutu Haechan.

"Mungkin itu hadiah Valentine.." celetuk Renjun. "Nanti biar Injun tanya pada Gege.." lanjut Renjun. Haechan mengangguk angguk, mengiyakan.

"Jeno apa yang sedang kau bawa? Aku boleh minta?" Haechan sadar Jeno sedang menenteng sesuatu.

Jeno segera menyembunyikan di balik tubuhnya. "Tidak ini pemberian orang, tidak baik memberikannya lagi pada orang lain.." tolak Jeno.

Haechan mencebik. "Itu hadiah Valentine? Kasian sekali kau. Valentine hanya di beri susu coklat dan Jelly.." ejek Haechan. Ia sempat melihat isi kantong plastik itu.

Jeno melotot. Sementara Renjun menunduk, matanya berkaca-kaca. "Jeno.. Injunie pasti akan beri Jeno coklat kok, nanti Injunie bilang Papa untuk membeli Coklat.." kata Renjun dengan suara serak.

Haechan menutup mulutnya. "Astaga, Renjunie.. Maaf, aku kira itu bukan dari Renjunie.." ujar Haechan panik.

Jeno sangat ingin memukul Haechan. Sungguh.. Pemuda Tan ini terasa jauh menyebalkan hari ini.

"Injunie, jangan dengarkan Haechan ya.. Jeno tidak masalah di beri apapun asal itu dari Injunie.." Jeno menenangkan.

Renjun mengangguk, mengusap air mata yang sempat lolos. "Tapi, Injunie benar akan memberikan Jeno coklat. Tunggu saja ya?"

Jeno menghela nafas, melirik Haechan tajam. Menyusahkan memang..

Jeno tersenyum hingga matanya menyipit. "Tentu saja.."

***

Renjun segera membuka pintu mobil, langsung menyodorkan tangannya pada sang Papa. "Cokelat.." tagih Renjun.

"Injunie mau memberi Coklat pada siapa?" Tanya Yuta sambil menyerahkan paper bag dengan lambang coklat. "Untuk Jeno.. itu bunganya untuk Injunie?" Renjun menunjuk bunga tulip merah di kursi belakang.

Yuta menggeleng. "Itu hadiah Valentine untu Mama.."

Renjun mengangguk lalu tubuhnya segera bergerak menuju Jeno yang sedang menunggu di depan mobil ayahnya. Yuta bisa melihat raut riang anak sulungnya saat memberikan coklat pada Jeno.

"Astaga.. mereka masih SMP, bisa bisanya.." Yuta berdecak. Sepertinya, ia harus memberi wejangan untuk Renjun perihal hal ini.

Renjun kembali ke mobil, segera menutupnya. "Ayo pulang, Papa.." ajak Renjun.

Yuta mulai menjalankan mobilnya. "Injunie dekat ya dengan Jeno? Injunie suka pada Jeno?" Tanya Yuta.

Renjun terdiam."Jeno yang suka Injunie kok.. Injunie belum tahu.." balas Renjun acuh.

Heh? Jadi, Putranya memberi harapan palsu pada orang lain? Kasihan sekali Jeno.. Yuta jadi prihatin pada putra Jung Jaehyun itu.

"Yah.. Kasihan sekali Jeno, diberi harapan palsu oleh putra Papa.."

Renjun menoleh, "Injunie tidak memberi harapan palsu papa.. Injunie hanya bersikap baik pada Jeno, masa Jeno baik pada Injun, Injunie jahat?" Protes Renjun.

"Ish.. Papa ini tidak jelas.." gerutu Renjun. Yuta membuang nafas. Memang sulit memberi pengertian pada bayi.

*** END ***

Family - a Simple StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang