Pindahan dari lapak sebelah
Cuman fiksi, Happy Reading..
***
"Injunie Hyung? Sudah mengerjakan pr-nya? Ayo, Makan dulu.."
Panggilan Winwin untuk makan malam membuat Renjun menghentikan kegiatan mengerjakan PR sekolahnya. Berjalan tergesa tanpa melihat sekitar.
Dukk.. Tidak sengaja ujung kakinya terbentur ujung kursi. Pekikan keluar dari mulutnya lalu kemudian Mulutnya mulai melengkung.
"Renjunie? Kenapa?" Suara yang cukup keras membuat Winwin menghampiri putra menggemaskannya.
Bukannya menjawab Renjun malah menangis. "Mamaa.. hiks.. kaki Injunie sakit.." Renjun terisak. Kakinya benar terasa sakit.
"Sini Mama liat.." Winwin berjongkok lalu bisa ia lihat kelingking Renjun memerah. Pasti sakit sekali. "Tunggu ya? Biar Mama bawa kompresan.." Winwin mengusap kepala Renjun. Renjun yang masih terisak mengangguk pasrah saja. Kakinya masih terasa nyut nyuut begitu.
"Lho? Renjun kenapa?" Yuta muncul dengan Shotaro di gendongan. "Papa sama Taro nunggu di Meja makan engga dateng dateng.."
"Njun angiss!" Tunjuk Shotaro.
"Kaki njun hyung kena ujung kursi, Papa.. sakit.." keluh Renjun.
"Hoo" Yuta mengangguk angguk. "Kursinya gak papa kena Njun Hyung?"
"Papaaaaaaa.. yang sakit itu njun bukan kursinya.." rengek Renjun.
"lyaa, Papa tahu.. Tapi kursinya gak papa, kan ya?" Yuta mengulangi pertanyaannya. Renjun merengut dengan hidung memerah. "Gak tahu, ah.. njun yang sakit malah kursi yang ditanyain.." kata Renjun kesal.
"Tapi beneran, kan kursinya gak papa kejeduk Injun?"
"Njun akitt, papa.." koreksi Shotaro. Yuta tertawa. "Gak papa.. Njun sakitnya sedikit nanti juga sembuh. Kan Njun kuatt.." Yuta mengusak kepala Renjun gemas.
"Papa ini.. anaknya sakit malah jail.." keluh Winwin kembali dengan kompresan di tangannya.
"Iya, Papa Nakal.. Taro pukul Papa..." Seru Renjun dengan mata berapi.
"Papa kal!" Shotaro memukul pipi Yuta dengan tangan gempalnya. Renjun tertawa dengan sisa air mata di pipinya saat melihat Shotaro benar memukul ayahnya.
"Lho? Taro kenapa pukul Papa?"
"Papa kal!" Seru Shotaro dengan wajah galak. Winwin ikut tertawa sementara Yuta hanya menahan diri untuk tidak menggigit pipi gembul Shotaro.
"Taro, gemes.. ini papa kasih kiss di pipi" Yuta menciumi pipi Shotaro, membuat bayi gempal itu tertawa geli.
"Ihh, Taro jangan ketawaa! Kita lagi marah sama Papa!" Seru Renjun tidak terima adiknya tertawa karena sang Papa.
"Injunie iri aja, Taro ada di pihak Papa.."
Renjun merengut, sementara Shotaro hanya mengerjap bingung. Ini Papa dan Kakaknya sedang bertengkar ya?
"Mama.." Shotaro akhirnya memilih bersama Winwin. Winwin tertawa. "Iya, Yuk.. Taro sama Mama saja.. Jangan ikut ikutan Papa sama Njun Hyung.."
Shotaro tertawa terus memanggil mamanya.
Renjun mencebik. "Papa jelek ah.."
Yuta menatap Renjun. "Papa gak jelek. Buktinya Mama mau sama Papa.." balas Yuta sombong.
Renjun tidak bisa membalas. Kenapa ya? Mama kok mau sama Papa? Batinnya bertanya tanya. Yuta menggeleng pelan, mengangkat Renjun kedalam gendongan, membuat si Kakak setengah berteriak terkejut.
"Papa!"
"Kaki Injunie Hyung masih sakit?" Tanya Yuta.
"Sedikit, masih nyut nyuut gitu.." jelas Renjun. Yuta mengangguk. "Nanti cepat sembuh, sekarang makan yang banyak.."
Renjun mengangguk angguk, memeluk leher Yuta erat. Winwin sedari tadi menjadi saksi hubungan love-hate relationship Ayah anak itu.
"Papapa... Njun.." Shotaro tertawa. Winwin terkekeh. "Lucu ya papa sama injun hyungnya.."
***
END
See you soon!
![](https://img.wattpad.com/cover/291118169-288-k185160.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Family - a Simple Story
Fiksi Penggemar[COMPLETED] Huang Renjun yang selalu diledek bahwa ia bukan bagian dari keluarganya akhirnya memutuskan tinggal dengan Winwin yang selalu bermimpi mempunyai anak yang menggemaskan. Ini hanya kisah sederhana tentang Yuwin's Family yang ternyata meny...