[22] Takut

8.2K 1K 54
                                    

Jangan lupa votenya yup

Typo : Anugerah

Happy Reading

***

Renjun senang, Shotaro sudah boleh pulang. Karena masih sekolah Renjun terkadang tidak bisa menjenguk karena aktivitas clubnya mulai aktif. Renjun tidak mau membolos.

Shotaro tertawa, matanya mirip Jeno saat tersenyum. Renjun ikut tertawa. "Taro lucu deh.." entah sudah berapa kali kata itu keluar dari mulut Renjun.

Mata Shotaro mengerjap, menyentuh pipi Renjun, memukul mukulnya. Renjun tertawa. "Taro kecil. Pukulnya gak sakit.." cibirnya. Shotaro yang tidak mengerti hanya bisa tertawa.

Winwin tersenyum, ikut menghampiri Shotaro dan Renjun. Ia baru saja selesai mencuci baju.

"Injun hyung sudah makan siang?" Tanya Winwin. Renjun menggeleng.

Winwin membawa Shotaro ke pangkuannya. "Sekarang, makan ya.. setelah itu tidur siang. Taro juga mau bobo sekarang.."

Renjun merengut, sepertinya kurang suka dengan permintaan Winwin untuk tidur siang. Winwin mengulum senyum.

"Injun hyung tidak mau tidur siang?" Tanya Winwin memastikan. Renjun mengangguk. "Biasanya juga tidak tidur siang.." katanya pelan. Winwin tertawa pelan, "kalau begitu sekarang makan ya? Mama mau menemani Shotaro untuk tidur siang, sebentar sampai Taro tidur.." Winwin bangkit untuk pergi ke kasur yang di sekililingnya pagar.

Renjun menyebutkan tempat Shotaro siang. Sama seperti punya Sungchan. Kasur itu cukup empuk dan luas, luasnya cukup untuk Winwin, Renjun dan Shotaro tidur. Ada pagar putih sekelilingnya, dan kasur itu diletakkan di ruang keluarga karena strategis katanya. Terlihat dari mana mana.

Renjun kadang menumpang tidur atau menonton kartun.

Renjun melihat ada kentang goreng, sup, dan ayam goreng bumbu di atas meja makan. Tangan mungilnya mengambil kentang goreng dan ayam untuk dihangatkan.

Renjun pintar menghangatkan makanan. Tinggal pencet pencet saja katanya.

Renjun baru saja mengunyah makanannya saat bel pintu berbunyi. "Biar, Mama yang buka.. Injunie makan saja.." Sang Mama muncul dan berjalan menuju pintu. Kalau bertanya Yuta dimana, kemarin ada peninjauan entah apa membuatnya harus bekerja di akhir pekan. Renjun sedih sebenarnya, tapi kalau bilang bilang nanti Yuta meledeknya, Jadi, Renjun diam saja. Nanti Renjun sebal. Malas.

"Oh, Nyonya Huang?" suara Winwin membuat kunyahan Renjun terhenti. Matanya mengerjap, Siapa tadi?

"Masuk, Kenapa tidak beritahu sebelumnya? Seharusnya biar aku saja yang ke sana.. Aku tidak tahu, Nyonya ada di Korea.." Winwin berbasa basi. Nyonya Huang tampak tersenyum tipis. Renjun menyelesaikan acara makannya dengan cepat.

Renjun mengintip ke arah Ruang Tamu, benar ada Mamanya

"Renjun? Ayo, beri salam.." titah Winwin lembut. Renjun berjalan pelan, lalu membungkuk setelah itu bergerak menuju Winwin untuk bersembunyi.

Nyonya Huang merasa Renjun banyak berubah, Pipinya makin berisi dan matanya makin terasa hidup. Nyonya Huang tersenyum tipis. "Kudengar kalian sudah punya bayi ya? Selamat.. Aku membawa bingkisan untuk baby nya.." Nyonya Huang meletakkan bingkisan yang sebelumnya ia simpan di bawah ke atas meja.

"Terima kasih, maaf merepotkan.." Winwin tersenyum canggung. Nyonya Huang tertawa. "itu bukan masalah besar, Winwin.. kau tetangga baik kami saat di China"

"Renjun, Apa kabar? Mama sedih karena Renjunie tidak menghubungi Mama.." kali ini ekspresi Nyonya Huang tampak menyendu. Renjun mengatupkan mulutnya, memeluk Winwin lebih erat.

"Bahkan jika aku menelpon Mama, Mama tidak akan pernah mengangkatnya. Bahkan saat Aku sangat membutuhkannya.." desis Renjun. Winwin terdiam, wajah Nyonya Huang juga tampak sedikit terkejut.

"Renjun.. Mama.." ucapan Nyonya Huang terputus oleh tatapan datar Renjun di balik tubuh Winwin.

Perlahan Renjun mulai menegakkan duduknya.

"Terimakasih, Mama.. untuk selama ini, Aku minta maaf karena belum bisa seperti apa yang Mama harapkan. Ini akan jadi kali terakhir aku memanggil Mama. Terimakasih, Mama.." Renjun tersenyum.

Nyonya Huang membatu di tempat, lidahnya terasa kaku.

"Senang bertemu dengan Anda, Semoga hari anda menyenangkan, Nyonya Huang" Renjun membungkuk hormat lalu segera beranjak pergi.

"Injunie hyung?" Panggil Winwin dengan tatapan khawatir. "Injunie.." ulangnya lagi. Tapi punggung putra kesayangannya sudah hilang.

Winwin menatap Nyonya Huang canggung sekaligus menyesal.

"Maaf.." kata itu keluar dari Nyonya Huang. Bibirnya menyematkan senyum tipis. "Sejak awal aku memang bukan ibu yang baik. Aku pantas menerimanya.."

Winwin menatap Nyonya Huang sendu, dirinya juga tidak bisa mengatakan apapun.

"Kau pasti sudah mengetahuinya, bukan?" Tanya Nyonya Huang. Winwin mengangguk. "Awalnya kami memang tidak ingin mencari tahu, tapi bagaimanapun juga kami harus mengetahuinya.." balas Winwin.

Nyonya Huang tersenyum, mengangguk. "Aku pergi dulu.. Semoga kalian selalu diberi kebahagiaan.." Nyonya Huang bangkit berdiri. Winwin ikut bangkit, mengiring Nyonya Huang hingga ke pintu.

Nyonya Huang membungkuk sekali lagi, lalu segera berjalan menjauh. Winwin menutup pintu.

Winwin menghela nafas, berjalan untuk mengecek Shotaro yang masih asyik terlelap. Winwin mencium bayinya sekilas, kemudian berdiri di depan kamar Renjun. Winwin mengetuknya perlahan.

Memutar kenop perlahan, melihat Renjun yang tidur menelungkup, menyembunyikan wajahnya dibantal. Winwin duduk di tepi kasur, mengusap surai Renjun lembut.

"Ada yang mau Injunie hyung katakan pada Mama?" Tanya Winwin lembut. Renjun masih terdiam.

"Injunie tahu, kan? Mana sangat sayang pada Injunie.. Sayang sekali.." lanjut Winwin, masih terus mengusap surai lembut Renjun. Akhirnya, Renjun bangku matanya basah, karena tangis. Winwin menatap Renjun sendu. Mengusap sisa sisa tangis.

"Mama.. hiks.." Renjun langsung memeluk Winwin erat. "Sejak.. hiks.. awal Nyonya Huang tidak menerima Injunie.." Isakan Renjun semakin keras.

"Injunie kesakitan, hiks... Injunie sakit tapi tidak ada yang datang.. hiks.." lanjut Renjun. Hati Winwin terasa perih, terus mengusap kepala Renjun lembut.

Tubuh Renjun menggigil, membuat Winwin panik. "Mama.. d-dingin.. hiks.." Tubuh Renjun melemah. Winwin memeluk Renjun erat. "Mama di sini.. Mama di sini, Injunie.." bisik Winwin lirih.

***
To be Continued

Happy birthday, Johnny!! 🙂

Sedikit Pengumuman juga : Aku bakal libur update sampe ulang tahun Jaehyun.. Mau fokus nontonin NCT konten.. Gak papa yup.. kalian juga nontonin konten aja yup..

See you soon.. hehehehe..

Funfact yup : TBH ending Chap ini harusnya fluffy, tapi otak w agak error sedikit karena shocked.. hehe..
Euhm.. Ubah genre jadi angst keknya enak yup hehehehe( ˶ ❛ ꁞ ❛ ˶ )

See youu sooonnn!!

Family - a Simple StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang