Random Chapter - [13] END

4.4K 418 17
                                    

Inget cuman fiksi, Happy Reading!

*
Hari ini ulang tahun Jisung yang ke 13. Anak Tunggal Jeno dan Renjun. Pesta perayaan kecil kecilan di halaman belakang rumah. Si Pemeran utama sudah berdebat dengan putra Lucas dan Haechan, mendebatkan hal remeh, sementara disebelahnya si cantik Minjae sibuk menonton.

"Jisung mirip Mama ya?" Bisik Renjun pelan.

"Iya, sekilas dia mirip dengan Mama.." sahut Jeno disebelahnya.

"Itu karena Injun sangat menyayangi Mama hingga Jisung bisa mirip dengannya" Jeno tersenyum tipis.

Renjun tersenyum sendu. "Injunie.. sudah lama sekali sejak terakhir kali panggilan itu terdengar.." ujar Renjun lirih.

"Injunie hyungnya Mama.." bisik Renjun lirih.

Renjun langsung memeluk Jeno erat. "Aku rindu Mama." Bisik Renjun pelan.

Jeno tersenyum kecil, mengusap punggung kecil Renjun. "Hari ini, Jisung ulang tahun, Mama kecil mau terus menangis?" Tanya Jeno lembut.

Renjun semakin terisak. "Maaf, tapi hiks.."

"Mama?" Panggilan putranya membuat Renjun buru buru menghapus air matanya.

"Mama menangis?" Tanya Jisung khawatir.
Air mata Renjun kembali berlinang. "Maaf ya.. Mama rindu nenek.."

Jisung paham, Papanya bilang tidak ada yang bisa mengalahkan rasa sayang Mama pada sang Nenek. Meski kematian itu sudah 5 tahun berlalu, semuanya masih seperti terjadi kemarin.

"Mama akan ke kamar, Jisung lanjutan bermainnya ya? Jangan bertengkar dengan Lele.." Renjun memberi peringatan. Jisung mengangguk malas. Renjun tersenyum tipis segera pergi meninggalkan halaman pesta kecil itu.

Renjun membuka kamar yang masih tercium jelas aroma khas orang tuanya. Kamar yang dipenuhi foto fotonya dan juga Shotaro.

"Injunie rindu Papa dan Mama.." tubuhnya merosot bersimpuh di ujung ranjang, menangis terisak.

Katanya, waktu bisa menyembuhkan.
Tapi kenapa kian berlalu, rasa sakitnya semakin bertambah?

"Injunie memang sudah bisa melakukan semuanya sendirian, Injunie juga sudah punya Jeno. Tapi, Injunie selalu butuh Mama dan Papa.." Air matanya terus membuat basah pipinya.

"Hyung kemari lagi?" Sebuah suara membuat atensi Renjun teralihkan, menemukan Shotaro yang bersandar pada pintu masuk.

Renjun tersenyum lemah. Mengangguk.
"Hyung.. Mama akan sedih jika melihatmu berlarut seperti ini.." Shotaro ikut duduk bersimpuh, menggenggam tangan kurus Renjun.

"Aku tahu.." Air mata kembali turun.

"Aku tahu, Taro.. Tapi tetap saja, Aku belum terbiasa dengan rumah yang kosong. Aku belum terbiasa tanpa tingkah jahil Papa, Aku belum terbiasa dengan semuanya.." Renjun menangis terisak.

"Selama ini.. ternyata aku terlalu bergantung pada mereka.. Mereka adalah Matahari dalam galaksi milikku, Tanpa mereka galaksiku hancur.."

Shotaro memeluk sang Kakak erat. Tangisan Renjun semakin keras. Shotaro jauh lebih dari mengerti, Shotaro juga paham rasanya.
"Injunie hyung.. Tugas Mama dan Papa sudah selesai, Sekarang giliranmu dan Jeno hyung untuk Jisung.." bisik Shotaro pelan.

Tugas Mama dan Papa sudah selesai..

"Papa akan mengejek hyung jika melihatmu cengeng seperti ini.." gurau Shotaro.

Renjun hanya tersenyum tipis. Suara ayahnya seperti berputar ditelinganya.

"Njun cengeng sekali.." -suara Papanya seperti terdengar jelas.

Renjun terkekeh, kilas, balik seperti terputar otomatis dikepalanya.

"Wah? Injun tidak percaya? Nanti jika Mama, Papa dan Mama Winwin tidak mengizinkan. Papa Yuta yang akan membawa Injun ke Korea.." Yuta muncul di pintu kamar.

Renjun segera beringsut memeluk Winwin erat. "Injun ikut.." Desis Renjun lirih.

Winwin mengusap kepala Renjun lembut, "iya.. Injun ikut.."



"Mana yang sakit hm? Ada yang berdarah?" Tanya Winwin lembut.

Renjun menggeleng, sibuk memeluk Winwin. Winwin menghela nafas. "Biar Mama cek dulu, sayang.." bujuk Winwin.







"Hari ini Injun pulang telat.. Injun sudah mulai kegiatan club. Injun ikut club Taekwondo sama Jeno. Jaemin ikut club foto foto dan Echan masuk club bernyanyi.." cerocos Renjun. Winwin mengangguk angguk. "Kenapa pilih Taekwondo?" Tanya Winwin.

"Injunie ingin bisa jaga diri! Injunie juga ingin menjaga Mama dan Papa!" Jawab Renjun bersemangat.

Yuta mengusak kepala Renjun gemas. Mereka mulai berjalan beriringan ke tempat parkiran. "Iya, nanti kalau ada yang menganggu Renjun, pukul yang kencang!" Lanjut Yuta menyutujui. Winwin disebelahnya tertawa kecil.








"Injunie tahu, kan? Mama sangat sayang pada Injunie.. Sayang sekali.." lanjut Winwin, masih terus mengusap surai lembut Renjun.






Renjun terisak. Hari ini saja, Renjun janji ini yang terakhir. Kenangan indah memang selalu menyakitkan untuk dikenang. Tapi, Renjun janji ini yang terakhir.

Untuk seterusnya, Renjun akan tersenyum untuk semua kenangan indahnya bersama Mama dan Papa.

*

Surat terbuka untuk Mama dan Papa! Hehe..
Umur Jisung sudah 13 tahun sekarang.
Entah kenapa Jisung terkadang mirip sekali dengan Mama. Jeno bilang, itu karena Renjun sangat menyayangi Mama.

Eh, Papa Jangan cemburu, Injunie juga sayang Papa sama besarnya dengan Mama!

Terimakasih karena sudah membawa Njun dari semua sakit yang Injun rasakan saat menjadi Huang. Sebenarnya, Injun masih sering menangis, Maaf ya Mama.. Papa..
Injunie sekarang juga merasa bersalah pada Baby Jisungie karena sudah menangis di acara ulang tahun jagoannya Injun.

Injunie tidak bisa sekeren Mama, tapi Injunie selalu berusaha yang terbaik.

Mama Papa.. Injunie masih belum terbiasa dengan rumah yang kosong.

Terkadang, Injunie masih berharap saat Injunie membuka pintu Mama masih menyambut Injunie hangat dan Injunie bisa segera membalas kejahilan Papa.

Injunie paham, bahwa akan ada saatnya manusia kehilangan. Tapi, Injunie benar tidak pernah membayangkan akan kehilangan Papa dan Mama.

Papa, Mama.. Sekarang Tugas kalian sudah selesai (itu kata Shotaro)
Tapi Injunie juga setuju kok.. Sekali lagi, Terimakasih untuk semua yang tidak bisa terbalas. Jika ada kata yang lebih dari kata Terimakasih, Injunie akan mengatakan semuanya..

Untuk Mama dan Papa, Selamat bermain di surga, Selamat bersenang-senang..
Mari kita saling menunggu dengan sabar waktu untuk bertemu. Kisah keluarga kita mungkin sudah berakhir. Tapi, semuanya indah.

Injunie tahu kita tidak menyesali apapun.

Injunie sudah terlalu banyak menulis ya? Injunie sudah merasa pegal. Injunie sudah lama tidak sekolah jadi tangan Injunie kaku untuk dibuat menulis :(

Sampai bertemu lagi, Injunie sangat sayang Mama dan Papa.

Dengan penuh rindu,
Renjun Nakamoto

***

Dengan ini kisah Yuwin, Injunie dan Taro resmi selesai.

*Tapi, mungkin kalo rindu mungkin bisa nambah lagi. Haha..

Makasih yang udah baca dan maaf kalo acak acakan wkwk.. semoga feelsnya nyampe ya?

See you soon!!

30 Desember 2022

Family - a Simple StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang