40. Penantian

55 1 0
                                    

     Aku sudah membeli cincin yang istimewa untuk melamar Rara. Ini adalah hasil kerja kerasku. Sejak dia minta dilamar 5 tahun yang lalu, aku seperti mendapat asupan semangat untuk mencari uang. Aku bukan tipe laki-laki yang romantis tapi aku selalu ingin memberikan yang terbaik untuk Rara. Aku ingin memiliki Rara hingga akhir usia. Bersamanya aku selalu merasa bahagia.

     Tak berlebihan jika aku mengatakan bahwa dia wanita sempurna yang dikirimkan Tuhan untukku. Pengertiannya untukku begitu luas. Tidak pernah menuntut meski aku jarang mengajaknya kencan karena kesibukanku sebagai putra sulung yang harus menjadi tulang punggung keluarga. Aku baru datang ke rumahnya kalau dia mengalami kesulitan mengerjakan tugas kantornya atau jika adiknya butuh bantuan menyelesaikan tugas akhir kuliahnya.

     Malam ini aku mengundangnya dinner di tempat romantis yang sudah aku pesan khusus. Kukenakan pakaian terbaikku. Sampai batas waktu yg telah ditentukan dia belum datang. 10 menit kemudian aku aku melihat gadis manis bergaun indah menghampiri. Zaza...? Itu Zaza adik Rara. Dia menghampiriku. Tanpa sepatah kata dia memelukku sambil menangis. "Mas.. Kak Rara kemarin sudah menerima lamaran orang lain, katanya 5 tahun sudah cukup untuk sebuah penantian,"

PENTIGRAF  (One Shoot)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang