49.Senja Jingga

113 3 0
                                    

     Seperti senja sebelumnya, senja hari ini masih saja memburatkan keindahan. Aku masih setia menemaninya membacakan dongeng untuk anak-anak di Taman baca. Setelah acara usai, aku dan dia  merapikan buku-buku. Sesekali kutelan kecantikan parasnya. Pribadinya begitu mempesona, karena itulah hampir sebagian besar pemuda di sini berupaya merebut cintanya.
     Entah sudah bulan ke berapa aku selalu bermunajat dalam setiap sujud Tahajudku agar diberi keberanian untuk mengutarakan isi hatiku. Selama ini aku mencintainya dalam diam.
     Besok tugas KKN sudah berakhir. Senja ini aku harus merasakan pahitnya sebuah pamit. Terbayang hari-hari yang kembali sunyi dan rindu ini pasti meradang. Kutatap wajahnya. "Masih adakah kesempatan bersamamu setelah ini? " Tanyaku. Dia mengangguk kemudian menunduk. Entah darimana keberanian itu datang. Aku tiba-tiba menggenggam tangannya lalu memeluknya. Senja jingga yang indah menjadi milik kita.

PENTIGRAF  (One Shoot)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang