50. Batas Penantian

52 2 0
                                    

     Lamaranku pada perusahaan asing yang kuimpikan telah diterima. Ini cukup untuk bekal menembak Dona dan menjanjikan masa depan  untuknya. Misi menyatakan cintaku di pesta perpisahan usai wisuda akan kuwujudkan. Aku datang lebih awal. Dentuman dadaku bergejolak menanti kehadirannya. Dentuman itu semakin membuncah saat aku melihat Dona datang bersama Vano. Lengan Vano melingkar di pundak Dona yang hari itu tampak cantik luar biasa. Hingga pesta berakhir aku menjadi penonton yang kalah. Sebelum pesta usai Dona ternyata menitipkan kado untukku lewat Erni sahabatnya.
     Aku meninggalkan kotaku untuk memulai perjalanan hidup baru. Bekerja sesuai cita-citaku. Kubawa kado dari Dona yang  berisi gulungan kertas kecil -kecil dalam toples unik. Kuhitung ada 90, kata Erna setiap hari aku harus membaca satu isi tulisan di kertas itu. Tulisannya sangat menghiburku." Kamu Cool, kamu lucu, kamu jelek kalau cemberut.  Aku jadi melambung. Pada hari ke 90, aku tidak berani melanjutkan membaca. Aku malah mengulang kembali tulisan sebelumnya.
     6 bulan berlalu. Aku mendapat penghargaan dari perusahaan atas prestasiku. Sepulang dari kantor, aku tertidur. Saat terbangun rasa kesepian melandaku hingga kubuka gulungan terakhir.Kubaca perlahan " Aku menunggu lamaranmu, paling lambat 3 bulan" Seketika itu kutinggalkan apartemenku menuju rumahnya. Di situ kudapati beberapa orang membongkar tenda yang berkata padaku."Silahkan masuk, Mas.  Mbak Dona masih tidur, maklum pengantin baru ".

PENTIGRAF  (One Shoot)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang