35. Janji Pengabdianku

58 1 0
                                    

Wajar jika Anggit tidak bisa membaca, meski dia sudah satu semester duduk di kelas 1 SD. Aku memahami kesulitannya setelah bertandang ke rumahnya. Pulang sekolah dia harus menjaga dua adik balitanya hingga menjelang magrib. Karena begitu dia pulang sekolah ibunya baru berangkat bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Ayahnya meninggal 2 tahun setelah adik bungsunya lahir.

Kuputuskan untuk memberi les privat gratis untuk dia dan adiknya yang memasuki usia TK tapi tidak di sekolahkan. Orang tuanya menyambut gembira. Sebenarnya waktuku sangat sempit. Aku hanya memiliki  waktu dua kali pertemuan dalam satu Minggu. Hari lain sudah terisi jadwal les privat untuk siswa lain.

Bel rumahku berbunyi. Kubuka pintu rumahku. Ada Lea, muridku ditemani mama dan sopir pribadinya. Dia membawa bingkisan buah dan beberapa kue. Mama Lea menyampaikan maksud kedatangannya yaitu minta les privat untuk putrinya satu Minggu dua kali pertemuan. Dengan halus aku mengatakan tidak bisa. Bagaimana mungkin? Jadwalku padat. Aku tidak mau menggagalkan les Anggit hanya demi uang. Karena memberi tambahan pelajaran untuk Anggit adalah bagian dari janji Pengabdianku.

PENTIGRAF  (One Shoot)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang