52. Palu yang Menghunjam

48 2 0
                                    

4 tahun penerimaanmu atas kekuranganku selama mengarungi biduk Rumah Tangga denganku SDH cukup bukti bahwa kau memang wanita calon penghuni surga. Tapi haruskah keegoisanku menghalangi hakmu untuk menikmati surga dunia?
Maafkan aku sayang. Terpaksa kubimbing kau mendatangi ruang sidang tanpa mengajakmu berunding lebih dulu. Harapanku selepas ini kau memiliki kesempatan untuk mendapatkan kebahagian sejati seorang istri. Ini adalah air mata terakhir yang kuberikan untukmu karena sebenarnya aku tahu setiap malam kau selalu menahan air matamu. Kubiarkan palu Pengadilan Agama mengabulkan permohonan talakku. Sungguh di luar dugaanku kalau ketukan palu itu menghunjam jantungmu hingga aku harus melarikanmu ke Rumah Sakit.
Mengapa sekarang palu itu menghunjam jantungku juga ? Air mataku tak mampu kutahan ketika aku melihat tubuhmu yang penuh dengan kabel peralatan medis? Kutelpon orang tuamu untuk menjagamu. Aku bergegas menuju Pengadilan Agama untuk membatalkan perceraian. Tapi apa yang kudapati setelah aku kembali? Kau sudah pindah ke kamar jenazah.

PENTIGRAF  (One Shoot)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang