42. Rena

46 1 0
                                    

     Ratih memperhatikan Rena yang sedang mengemasi barang ke dalam koper. Ada rasa tidak rela untuk melepaskan dia pergi. Ratih menatap wajahnya dari cermin. Keningnya berkeringat. Garis yang tergambar di keningnya menceritakan kisaran usianya.

     Rasanya baru kemarin Ratih mengajak Rena kecilnya pergi meninggalkan kota Medan secara diam-diam. Dia tidak tahan dengan kebiasaan judi suaminya yang membuatnya setiap hari harus berhadapan dengan penagih hutang. Keputusan yang dia ambil untuk pergi ke luar pulau sudah tepat. Dia mampu membesarkan putrinya seorang diri dan memiliki usaha kecil-kecilan untuk biaya hidup secara sederhana. Terbayang perjuangannya yang begitu keras. Ada rasa syukur yang dalam karena Tuhan telah memberinya kekuatan yang luar biasa.

     Rena selesai berbenah. Tak terasa air mata Ratih mengalir. Dia ikhlas tapi masih saja tidak bisa membendung butiran dari pelupuknya. Rena menghampiri dan memeluknya. " Jangan khawatir, ma. Rena hanya ingin bertemu papa. Rena pasti pulang." Ucap Rena sebelum masuk dalam mobil Grab yang dia pesan. Dalam hati Ratih meminta maaf karena selama ini telah merampas hak Rena untuk memiliki kasih sayang seorang Ayah.

PENTIGRAF  (One Shoot)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang