PART 01
"Lula, kemarin aku melihat Calvin jalan dengan perempuan lain." Farah berkata dengan hati-hati. Bagaimanapun ini merupakan topik sensitif, Farah hanya ingin Lula bertindak atas perselingkuhan Calvin.
Lula tersenyum. "Oh.. Calvin kemarin bilang pada aku kalau sedang berkumpul dengan teman-temannya. Dia tidak sendiri kok." Lula mencengkram dress-nya. Kecurigaannya semakin besar, Farah bukanlah orang pertama yang mengadukan perbuatan Calvin dibelakangnya. Dan ini juga bukanlah yang pertama kali.
"Dia mengecup pipi perempuan itu, Lula. Selain itu Calvin juga merangkulkan lengannya pada pundak perempuan itu. Sangat mesra layaknya orang yang sedang kasmaran." Farah bersikeras bahwa Calvin berselingkuh.
"Kamu mungkin salah lihat, Farah." Lula bergegas mengemasi barangnya lalu pamit pada Farah.
Farah hanya bisa menatap sendu kepergian Lula. Berharap yang terbaik untuk sahabatnya.
#
Lula merasa sesak pada hatinya. Bohong jika ia tidak pernah sedih tiap ada teman bahkan kerabat yang memberitahukan mengenai perselingkuhan Calvin. Ia selalu mengkonfirmasikan langsung. Calvin hanya menjawab jika itu semua hanya salah faham saja.
Lula sangat ingin percaya bahwa Calvin tidak pernah berselingkuh darinya. Mereka sudah memiliki tiga anak, apa jadinya jika Calvin benar selingkuh?
Suara mobil Calvin yang sangat dihafalnya terdengar, Lula bergegas kedepan pintu untuk menyambut kepulangan suaminya.
"Hai sayang." Begitu sampai Calvin segera mengecup kening dan pipi Lula.
"Hai." Jawab Lula lirih.
Calvin mengernyit karena Lula tidak membalas pelukannya dan terlihat tidak bersemangat. "Kamu sakit?" Calvin memeriksa kening Lula, tidak panas.
Lula menggeleng, ia menggenggam tangan Calvin lalu mengajaknya untuk duduk. "Bolehkah aku bertanya?"
Calvin mengangguk.
"Bisakah kamu berjanji untuk menjawab jujur?" Lula memilin tangannya, ia takut jika Calvin tidak menjawab jujur, kalaupun jujur Lula akan apa? Ia tidak tahu tapi saat ini ia ingin Calvin hanya jujur.
Calvin seketika menegang. Tapi dengan tenang ia menjawab. "Tentu sayang, aku selalu jujur dan terbuka pada kamu."
Lula menatap Calvin tepat di matanya. "Ada beberapa orang yang melihat kamu jalan dengan perempuan lain, kalian mesra, bahkan kamu juga mengecup pipinya. Apakah kamu berselingkuh dari aku?"
Calvin yang awalnya menatap mata Lula kini pandangannya berputar tak berhenti bergerak. "Itu.. hanya salah faham" Jawab Calvin.
Lula tahu Calvin berbohong, ternyata benar Calvin berselingkuh. Lula hanya diam dan menangis.
"Lula, benar aku tidak selingkuh." Calvin panik karena Lula yang menangis.
Di sela isak tangisnya, Lula pun berbicara. "Kamu bohong, mulut kamu bisa berbohong tapi tidak dengan mata kamu." Jawab Lula, ia tidak berteriak, tidak menekan suara, semua dikatakan dengan lembut.
"Lula, aku-"
"Calvin, kita sudah memiliki tiga anak, kembalilah.." Pinta Lula, dia akan memaafkan Calvin demi ketiga anak mereka.
"Farah kan yang mengadu semua pada kamu? Sahabat kamu itu iri dengan pernikahan kita, karena pernikahannya sendiri berjalan dengan tidak baik. Dia ingin kamu berpisah dengan aku. Jangan percaya dengan dia sayang, percaya pada aku saja. Semua itu salah faham, aku tidak sendirian saat itu, lagi pula dia hanya rekan kerja sayang, tidak lebih." Calvin berusaha membuat Lula percaya.
Sementara Lula kesal, ia berdiri dari duduknya. "Jangan menyalahkan Farah, lagi pula yang melihat kamu berselingkuh itu bukan hanya Farah, tapi banyak!" Lula menaikkan nada suaranya tidak habis fikir.
Calvin juga berdiri dari duduknya. "Kamu tidak percaya pada aku, terserahlah!" Calvin beranjak pergi meninggalkan Lula.
"Sudah cukup kesabaran aku pada kamu, ini bukan yang pertama kalinya, aku selalu memaafkan kamu, tapi aku sudah pada ambang batas kesabaran aku sendiri. Kita bepisah saja, aku akan membawa Tarendra, Tabitha dan Tigran bersamaku!" Lula bergegas ke kamarnya, ia berniat membereskan beberapa barangnya beserta anak-anaknya untuk pergi.
Calvin mengejar Lula dan menghentikannya. "Jangan gila kamu!"
"Aku tidak gila, kamu-lah yang gila!" Balas Lula sinis.
"Kalau kamu berani minta cerai, jangan harap kamu bisa bertemu anak-anak!" Ancam Calvin.
"Aku berhak, aku Mama-nya!" Lula berusaha melepaskan cengkraman Calvin pada lengannya.
"Kamu fikir dengan keadaan kamu saat ini, tanpa sokongan dari aku, kamu bisa menghidupi mereka? Sadar diri saja, kamu butuh aku! Talullah, aku baru saja pulang bekerja mencari nafkah untuk kamu dan anak-anak, tapi apa yang aku dapat atas pengorbanan aku? Bukannya aku dimanja atau diberi ketenangan, kamu malah mengajak aku ribut seperti ini! Jangan salahkan aku jika aku nantinya benar-benar selingkuh, ini semua salahmu yang tidak becus menjadi istri!" Calvin tidak melepaskan cengkraman tangannya pada lengan Lula.
Lula menangis mendengar semua penuturan Calvin. Siapa yang tidak sakit jika dicap tidak becus?
Calvin tidak tega pada Lula, lalu memeluknya. "Lula, jangan berkata yang tidak-tidak, kamu cukup percaya pada aku saja. Aku selalu pulang ke rumah, dimana kamu dan anak-anak kita berada."
Lula terus menangis. Calvin melihat lengan istrinya yang memerah akibat cengkraman tangannya seketika merasa bersalah. "Maafkan aku sayang." Calvin memegang dengan lembut lengan Lula dan mengecupnya.
Lula tidak bisa berkata-kata, ia begitu sakit mendengar perkataan Calvin sebelumnya. Ia blank, sampai tidak bisa berfikir.
Calvin membawa Lula memasuki kamar mereka, Ia menyiapkan obat dan kompres untuk mengobati lengan Lula. "Maafkan aku sayang, maafkan aku." Ucapan Calvin terdengar begitu tulus.
Lula hanya diam membiarkan Calvin mengobati lengannya.
#
Lula tidur membelakangi Calvin, meski begitu Calvin tetap memeluknya dari belakang.
Ini merupakan pertengkaran mereka entah yang keberapa kali dalam dua tahun terakhir, tentang hal yang sama. Dalam hati Lula kerap bertanya, apakah ia istri yang terlalu banyak menuntut? Tidak tahu terima kasih? Lagi-lagi, hatinya sesak dan hanya bisa menitikkan air mata dalam diam.
Calvin adalah laki-laki yang bisa dikatakan masuk kategori Family Man, dia bertanggung jawab juga menyayangi istri dan anak-anak, tetapi satu hal yang kerap mengganggu fikiran Lula mengenai Calvin yang kerap selingkuh darinya. Calvin tidak pernah mengakui jika dirinya selingkuh, Lula pun tidak pernah memergoki secara langsung Calvin berselingkuh.
"Calvin baik dalam segala hal selain hal itu, apakah memang takdirku yang harus menerima kekurangan Calvin ini? Benar, Calvin selalu pulang dan selalu ada saat aku dan anak-anak butuh dirinya. Selain itu, aku juga harus mengakui jika aku sangat membutuhkan bantuan Calvin dalam hal apapun termasuk finansial. Jika aku tetap diam dan tidak mempermasalahkan kelakuan Calvin, kami tidak akan bertengkar, anak-anakku tidak akan kehilangan sosok Papa-nya, Calvin juga bersikap romantis, tidak ada salahnya aku sedikit berbagi apa yang aku rasakan pada beberapa perempuan lain. Iya.. tidak apa-apa." Ucap Lula dalam hati, tanpa disadari Lula perlahan mengikhlaskan Calvin, mulai tidak merasakan cemburu, dan yang tanpa Calvin sadari, Lula perlahan menjalani rumah tangganya bersama Calvin mungkin... Tanpa cinta.
#
12 November 2021 - 16:36
KAMU SEDANG MEMBACA
Egois (Tamat)
RandomTalullah sudah lama menyadari perselingkuhan suaminya, Calvin. Meski begitu Ia selalu menutupi walau ada beberapa pertengkaran diantara mereka. Hingga tanpa disadari Talullah perlahan mengikhlaskan Calvin, mulai tidak merasakan cemburu, dan yang ta...