Part 27
Calvin gelisah mendengar penuturan Danish. Seakrab apa Lula dengan lelaki itu? Batinnya cemburu.
Danish melihat Calvin sudah memakan umpannya, Ia memang tidak berbohong soal Ia yang melihat Talullah, istri Calvin.
"Dimana kamu melihatnya?" Tanya Calvin dengan tatapan tajam.
"Duduk dulu. Santai dulu, tegang sekali kamu." Danish dengan gerakan tangan mengajak Calvin untuk duduk.
Mau tidak mau, karena penasaran Calvin mengikuti arahan Danish.
"BTW, Lula seksi banget pakai setelan kerja." Danish memuji Talullah.
Calvin menggemelutukkan giginya. Ia tidak suka jika istrinya dipuji orang lain, apalagi yang memuji lelaki sebrengsek Danish.
Danish menyerahkan ponselnya pada Calvin. "Lihat ini."
Calvin mengambil ponsel Danish kasar, matanya terbelalak melihat foto yang menampilkan istrinya sedang duduk berdampingan dengan seorang pria, istrinya memang mengatakan jika akan makan siang dan malamnya ada pesta perpisahan kecil-kecilan untuk temannya yang bernama Devi, tapi Ia tidak menduga jika akan ada pria yang ikut dan... Akrab dengan istrinya!
"Mereka tidak hanya berdua saja, ada sepasang temannya juga. Tapi lihatlah, pandangan lelaki itu pada istrimu!" Ucap Danish tertawa.
Calvin meremas ponsel Danish. "Dimana kamu melihat Lula?"
"Resto Grand Jakarta."
Calvin memijit pelipisnya, Ia tidak mengira sang istri akan berada disana. Rasa marah, khawatir, cemburu, kesal, kebingungan bercampur aduk. Ia tidak bisa berfikir jenih saat ini. Lehernya terasa berat dan kaku, tegang. Calvin melihat jam tangan di sisa kewarasannya. Sudah tengah malam. Lula pasti sudah pulang. Batinnya.
Calvin bergegas berdiri dari duduknya, ingin pulang ke rumah dan segera menemui istrinya.
Tapi lagi-lagi Danish menahannya. "Mau kemana?"
"Pulang." Jawab Calvin singkat.
"Pulang? Jam segini? Seperti anak SMP saja!" Ledek Danish.
Calvin yang sudah kesal sejak tadi ditambah melihat foto Talullah akrab bersama pria lain tidak dapat menahan diri lagi. Akhirnya Ia meninju pipi Danish sebanyak dua kali. Bugh..bugh...
Danish tidak sempat menghindar karena tidak menduganya. "Sialan! Calvin!!!!" Teriaknya keras, tidak terima. Ia bangkit untuk membalas pukulan Calvin, namun sayangnya Calvin yang tengah dikuasai emosi seakan memiliki kekuatan jauh lebih besar dibanding dirinya dapat menangkis lalu menambahkan pukulan tepat di perut yang membuatnya jatuh tersungkur.
Pekikan dan teriakan pengunjung lain akibat perkelahian mereka membuat petugas keamanan mengamankan Calvin dan Danish.
Calvin melepaskan pegangan seorang petugas keamanan pada lengannya. "Lepas, saya bisa jalan sendiri!"
_____
Bagi Calvin dan Danish, lepas dari jeratan hukum tidaklah sulit. Keduanya memiliki koneksi. Hanya setengah jam sejak mereka diamankan, mereka sudah bisa keluar.
"Sialan, harus kamu memukul aku?!" Ucap Danish masih tidak terima Calvin memukulnya.
Calvin sendiri tidak menyesal melakukan itu. "Kamu memang pantas mendapatkannya." Jawabnya.
"Cih... Sialan!" Danish memegang erat kerah kemeja Calvin.
Calvin santai menghadapi kemarahan Danish, Ia tidak segan untuk bertengkar lagi dengan lelaki itu. Ia menaikkan sebelah alisnya, mengejek.
KAMU SEDANG MEMBACA
Egois (Tamat)
RandomTalullah sudah lama menyadari perselingkuhan suaminya, Calvin. Meski begitu Ia selalu menutupi walau ada beberapa pertengkaran diantara mereka. Hingga tanpa disadari Talullah perlahan mengikhlaskan Calvin, mulai tidak merasakan cemburu, dan yang ta...