40

33.7K 658 115
                                    

Halo teman-teman :)

Egois Part 52 dan 53 sudah update ya teman-teman :)

Yang belum vote Part ini dipersilahkan untuk vote dulu, hehe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yang belum vote Part ini dipersilahkan untuk vote dulu, hehe.

Kalau sudah, terima kasih sudah menghargai kerja keras saya :)

#

Part 40

"Calvin, kamu benar-benar mengusir aku? Baru tadi pagi kita saling mengungkapkan perasaan, apakah semua itu bohong?" Talullah tidak menyangka Calvin akan bertindak sejauh ini padanya.

Tentu saja tidak, Calvin hanya menggertak Talullah. Tapi saat ini Ia hanya bisa terdiam, nafasnya memburu. Enggan mengalahkan egonya.

"Apa bukti yang kamu punya sampai bisa menuduh aku memiliki affair dengan Pak Marco?" Talullah tetap berusaha tenang menghadapi Calvin dan berusaha menyadarkan sang suami jika tuduhannya itu tidak benar.

"Ponsel kamu, pria brengsek itu mengirimimu pesan "

"Kamu tidak percaya pada aku?" Talullah memotong ucapan Calvin.

"Aku mulai menyangsikan kamu." Jawab Calvin menusuk.

"Calvin, bukan salah aku jika pria lain tertarik pada aku atau memiliki perasaan pada aku." Jelas Talullah. Perasaan seseorang memang bukan kendalinya, kan?

"Tidak, kamu salah! Kamu yang memberikan si brengsek itu celah! Dia tidak mungkin seberani itu jika kamu tidak memberikan sinyal yang sama!" Calvin kukuh bahwa ketertarikan pria lain pada Talullah salah satunya karena andil dari istrinya tersebut.

"Kita bisa bicarakan ini dengan tenang. Calvin, ayolah..." Pinta Talullah dengan nada lelah saat Calvin sudah menaikkan nada bicaranya.

"Tinggalkan tempat kerja sialan itu sekarang juga!"

"Aku akan melakukannya Calvin, satu bulan lagi kita sudah sepakat." Talullah mengingatkan Calvin pada kesepakatan mereka.

"Terus saja kamu mengelak! Kamu memang tidak mau menurut! Kamu pembangkang!"

"Calvin, aku tidak bisa seenaknya. Aku bekerja secara profesional."

"Kamu selalu saja memakai alasan itu! Sepenting apa keprofesionalanmu dalam bekerja Lula? Toh semua kebutuhan kamu dan anak-anak tanpa kamu bekerja pun aku sangat sanggup menyanggupinya!" 

Talullah memijat pelipisnya kehilangan kata-kata. Ia kembali melihat luka Calvin yang terus mengeluarkan darah. "Aku obati lukamu ya."

"Diam di tempatmu, Lula!"

Talullah sontak berhenti berjalan. "Aku mau mengobati luka kamu, sayang..." Jelasnya lirih.

"Tidak perlu!" Teriak Calvin menolak.

Egois (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang