PART 09
Mendadak, Lula teringat pada Maisya. "Kamu tahu kabar Maisya?" Sejak kejadian Maisya melabrak Calvin dan perempuan selingkuhannya, Maisya seakan menghilang. Dia hanya mengatakan jika ingin menenangkan diri setelah persidangan perceraiannya.
"Belum tahu, terakhir dia bilang ingin healing ke suatu tempat. Tapi tidak memberitahu dimana?" Jawab Farah dengan nada cemas.
Lula menghela nafas. "Aku khawatir padanya, tapi juga memahami kalau Maisya butuh waktu untuk sendiri dan merenung. Beberapa kejadian terakhir ini, pasti terlalu berat untuknya. Dan... Mengingat bagaimana akhir pertemuan kami saat itu. Aku merasa amat bersalah karena menambah luka untuk Maisya, Farah."
"Ini bukan salah kamu Lula, pasti dalam waktu dekat Maisya akan menghubungi kita." Farah menenangkan Lula.
"Semoga..." Harap Lula.
__
Tigran langsung memeluk Lula saat melihatnya.
"Dedek Tigran rindu Mama, ya?" Farah meledek Tigran.
"Iya nih Tante." Lula yang menjawab. "Adik rindu Mama ya, oohh... Sayangnya Mama." Lula mengecup seluruh permukaan wajah Tigran gemas.
"Mbak Tari, Tigran tadi rewel atau menangis tidak?" Lula khawatir, sebab ini kali pertama Tigran berada di penitipan anak.
"Tidak Bu, tadi Tigran tenang dan juga senang bermain dengan teman-temannya. Tadi saya sedikit memvideokan kegiatan Tigran." Tari memberikan ponselnya untuk dilihat Lula.
Dengan seksama Lula melihat video Tigran yang sedang bermain. "Pintar banget adik Tigran, Mama bangga pada Tigran." Lula memuji Tigran seraya menciumi batita menggemaskan itu.
__
Tidak terasa waktu istirahat siang Lula dan Farah yang memang hanya satu jam tersebut sudah hampir habis, dengan berat hati Lula kembali meninggalkan Tigran yang sedang tidur siang. "My baby, terima kasih sudah mengerti Mama, Mama bangga dan sayang sekali pada Tigran." Lula mengecup kening Tigran yang sedang tertidur pulas.
#
Di tengah perjalanan kembali ke kantor, Lula menyuapi Farah yang sedang menyetir.
"Terima kasih, Lula." Ucap Farah.
"Aku yang berterima kasih, kamu mengantar aku sampai makan siang jadi seperti ini." Lula tidak enak pada Farah tapi disaat yang bersamaan juga sangat terbantu.
"Aku juga mau lihat Tigran, kok. Tadi pagi belum puas rasanya lihat si bayi gemas."
Lula terkekeh, dalam hati ia pun merasakan hal yang sama, biasanya ia dan Tigran hampir tak terpisahkan.
Ponsel Lula berdering, dari Calvin. Sudah beberapa kali Calvin terus menghubunginya tapi tidak ada satupun telpon yang diangkatnya. Selain sedang sibuk menyuapi Farah, Lula juga enggan mengangkat telpon tersebut.
Lula membiarkan telpon tersebut mati dengan sendirinya lalu menonaktifkan ponselnya, hal itu tidak luput dari perhatian Farah. Tapi Farah memilih tidak berkomentar apapun.
#
Hari pertama bekerja berjalan dengan baik, Lula tidak merasa kesulitan. Semoga kedepannya pun akan seperti itu walaupun ia sama sekali belum melihat langsung sang atasan yang bernama Marco.
____
Setelah menjemput Tarendra dan Tabitha, mereka menuju rumah dengan hati yang riang. Lula dan Calvin sengaja memilih playgroup sekaligus penitipan anak agar Lula dapat fokus menjaga Tigran dan tidak terlalu lelah. Jam kepulangannya pun disamakan dengan jam pulang kerja agar Calvin juga bisa menjemput. Tapi, sejak kembali bekerja, Lula memutuskan dirinyalah yang akan menjemput Tarendra dan Tabitha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Egois (Tamat)
De TodoTalullah sudah lama menyadari perselingkuhan suaminya, Calvin. Meski begitu Ia selalu menutupi walau ada beberapa pertengkaran diantara mereka. Hingga tanpa disadari Talullah perlahan mengikhlaskan Calvin, mulai tidak merasakan cemburu, dan yang ta...