PART 13
Lula, Marco dan Tigran berjalan beriringan, bila tidak mengenal mereka secara personal, mereka bertiga terlihat seperti keluarga kecil yang bahagia.
"Adik Tigran, ayo sini sama Mama." Lula ingin mengambil alih menggendong Tigran. Tidak enak pada Marco yang terus menggendong Tigran sejak mereka keluar dari penitipan anak.
"Tidak apa-apa. Saya tidak merasa lelah kok. Boleh saya mengecup pipi Tigran?" Marco meminta izin.
Lula reflek mengangguk. "Maaf, saya jadi merepotkan Pak Marco, bapak juga belum makan siang jadinya." Ucap Lula tidak enak.
"Saya tidak merasa direpotkan. Pekerjaan memang sudah selesai, kita juga sudah mendapatkan kesepakatan dengan pihak event organizer. Tidak apa-apa jika bersantai sejenak." Balas Marco, sesekali ia juga mengajak Tigran bercanda.
Perasaan Lula menghangat, benar kata Devi jika Marco adalah atasan yang baik dan pengertian.
___
"Kamu mau makan apa?" Tanya Marco setelah mereka sampai di food court.
Lula melihat sekeliling, ia suka apa saja. "Kalau Pak Marco, mau makan apa?" Tanya Lula balik.
"Kalau Tigran suka apa?" Marco kembali bertanya.
Lula tertawa kecil, baik dirinya dan Marco tidak ada yang menjawab malah saling bertanya.
Marco menaikkan sebelah alisnya. "Kenapa kamu tertawa?"
"Dari tadi Pak Marco sadar tidak kita saling bertanya tanpa menjawab?" Jawab Lula.
Marco sejenak terdiam, lalu ikut tertawa. "Astaga, benar sekali!" Marco sampai menggelengkan kepalanya. "Apa makanan kesukaan Tigran? Karena anak lucu ini belum makan."
Lula kembali mengedarkan pandangannya hingga akhirnya memilih untuk memasuki restoran khas Indonesia.
"Apa bapak keberatan makan di restoran ini?" Tanya Lula tidak enak, bisa saja Marco ingin memakan makanan lain.
Marco menggeleng. "Tidak, saya suka. Kamu akan memesan apa untuk Tigran?"
Lula menggeleng seraya membuka buku menu yang berada dihadapannya, begitu pula dengan Marco, memilih makanan apa yang akan mereka pesan.
"Bapak sudah tahu mau memesan apa?" Tanya Lula.
Marco mengangguk. "Saya pesan iga bakar dan nasi uduk." Jawab Marco.
Setelah mendapat jawaban dari Marco, Lula memanggil pramusaji . "Mbak, saya pesan iga bakar dengan nasi uduk, soto ayam nasinya setengah porsi, dan bubur ayam setengah porsi ya, terima kasih." Ujar Lula lembut diakhiri senyum.
Dua puluh menit kemudian
"Permisi Kakak, ini pesanannya ya." Ucap Pramusaji.
Lula berdiri dari kursinya untuk membantu menata makanan.
"Terima kasih Kak, selamat menikmati." Pandangan mata pramusaji lalu memusat pada Tigran yang sedang mendekap dada Marco. "Anaknya lucu banget Kak, lagi manja sama Papa-nya ya." Dengan riang pramusaji mengatakan itu seketika membuat Lula dan Marco menjadi salah tingkah tapi tak kuasa memberikan konfirmasi.
"Maaf ya Pak, orang lain jadi salah paham." Ucap Lula setelah pramusaji berlalu pergi.
Marco tertawa. "Sudah berapa kali kamu minta maaf hari ini? Menurut saya wajar saja orang lain berfikiran seperti itu. Tidak apa-apa." Marco menatap Tigran dengan hangat. "Sepertinya saya sudah pantas menjadi seorang Ayah."
Lula tersenyum lebar dan mengangkat dua ibu jarinya. "Sangat, saya tidak mengira jika bapak orang yang sehangat ini."
Seketika sunyi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Egois (Tamat)
RandomTalullah sudah lama menyadari perselingkuhan suaminya, Calvin. Meski begitu Ia selalu menutupi walau ada beberapa pertengkaran diantara mereka. Hingga tanpa disadari Talullah perlahan mengikhlaskan Calvin, mulai tidak merasakan cemburu, dan yang ta...