Chapter 8

3K 454 36
                                    

Note's : masih flashback ya! Demi kepentingan alur.

Happy reading^^
.
.
.

Kaki mungilnya yang sehalus sutra berjalan menapaki tanah tanpa alas apapun, kaki yang semula bersih kini menjadi kotor.

Manik matanya terlihat cerah, kini menyipit saat melihat kearah pohon yang tinggi dan rindang menjulang.

Seulas senyum menghiasi wajah, Haruno Sakura berjalan tergesa gesa menghampiri seorang perempuan yang berada dibawah pohon.

"Kau menunggu lama, Shion?" tanyanya sembari menurunkan penutup jubah pada kepalanya.

Berbanding terbalik dengan Sakura yang terlihat santai, Shion dengan cepat menggeleng dan terlihat sedikit gelisah.

"Anda tidak seharusnya sering mengunjungi saya, yang mulia," ucap Shion formal.

Emerald itu mendelik, Sakura bersedekap dada. "Sakura," ucapnya mengkoreksi.

Shion menghela nafas pelan kemudian tersenyum kecil, "Sakura, kau tidak seharusnya sering datang kemari," ucapnya mengulang.

Tersenyum senang, Sakura kemudian memilih duduk dibawah pohon. "Bukankah kita teman? Lagipula, aku ingin memantau perkembangan kekaisaran secara langsung," tuturnya memberi alasan.

Tidak dapat membantah, Shion memilih diam dan ikut duduk bergabung disamping Sakura saat tunangan putra mahkota itu memberi instruksi.

Awan cerah, adalah hal yang paling ia sukai. Sakura hanya berharap bahwa kekaisaran tempat kelahiran akan terus damai dan sejahtera seperti saat ini.

Tiga tahun lalu, Sakura tanpa memberitahu siapapun sudah memutuskan untuk menjalin tali persahabatan dengan Shion.

Perempuan yang kini, menjadi budak disalah satu keluarga bangsawan bergelar count.

Netra matanya melirik kearah Shion yang diam termenung, baju yang terbuat dari kain bekas serta bekas luka samar ditubuh Shion membuat Sakura menggigit bibir bawahnya.

Meskipun, Shion adalah sahabatnya. Sakura tidak dapat melakukan hal lebih, termaksud memperkerjakan Shion di kediamannya.

Budak, adalah status seseorang yang diperjual belikan. Dan status itu tidak dapat diubah, kecuali oleh kaisar sendiri.

Jauh didalam hatinya, Sakura ingin menolong Shion dengan kemampuannya.

Tapi hal itu tidak mungkin, karena dengan mempekerjakan Shion di bawah asuhannya justru akan membuat pro dan kontra.

Status dayang untuk keluarga Marquess hingga Kaisar haruslah bangsawan kasta kebawah, dan untuk seorang pelayan adalah rakyat biasa.

Menempatkan Shion disisinya, malah akan membuat rasa iri di dalam lingkup bangsawan. Dan, meski Sakura memprioritaskan Shion. Mungkin, sahabatnya itu akan mendapat perlakuan kurang mengenakan dari kalangan sosial.

Tangannya terkepal, Sakura yang baru saja debut beberapa saat lalu didunia politik mencoba mengendalikan emosinya.

Meski dia calon ratu, nyatanya ia masih dikekang oleh aturan dan tetap tidak berdaya untuk membantu rakyatnya sendiri.

Kecuali sebuah keajaiban terjadi.

Deg! Seakan tersadar, Sakura spontan berdiri tegak membuat Shion yang tengah melamun disampingnya terkejut.

"Sakura, ada apa?" Shion bertanya dengan panik, mungkinkah Sakura ketauan kabur dari istana tanpa pengawalan.

Kepalanya menggeleng, Sakura dengan sorot mata serius memegang bahu Shion. "Aku mempunyai ide."

Scandal [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang