Chapter 21

1.9K 300 18
                                    

Jam dinding berwarna gold besar itu bergerak ke arah seharusnya, emerald itu menatapnya tepat sebelum jam itu berbunyi kala jarum jam sama sama menunjukan pukul 12.12

"Takdir itu seperti jam.

Kau tidak bisa memutar baliknya.

Karena jika kau memaksa jam.

Untuk sekedar bergerak semau mu.

Itu tidak belaku dan rusak."

Suara halus dan lembut itu membuat emerald Sakura terpejam sejenak, "Dewi?" gumamnya memanggil pelan.

"Sakura, aku menyayangimu.

Musim semi datang bersamamu.

Aku yang paling mengasih.

Dan menyayangimu."

Manik cantik Sakura terbuka setelah terpejam beberapa detik, dan menatap ke sekitar kala jam besar itu transparan dan menghilang.

"Tapi ada satu orang.

Yang menentang takdirku.

Untukmu, bahkan meski dia tahu.

Jiwanya akan dihancurkan dan

Tidak akan ada maaf atas

Perbuatan lancangnya."

"Uchiha Sasuke...? Nama itu terlintas di benak Sakura, jantungnya berdetak kencang tanpa bisa dia kendalikan.

"Tapi, dia tetap melakukannya

untukmu, Sakura....

Meski aku terkesan

Karena cintanya untukmu.

Baik di langit atau di bumi dan

ingin memaafkan Perbuatannya,

tapi itu tidak adil bukan?

Baik untuk hukum bumi ataupun

Olympus."

Dia terdiam, Sakura meremas ujung gaun putih yang melekat di tubuhnya. Entah kenapa dia merasakan hal berikutnya, akan tidak enak untuk dirinya dengar.

"Tapi sebelum itu, aku akan

memberikan kan sedikit hadiah

Untuk kau lihat, jalan yang bisa

Kau pilih ke depannya.

Dan selagi takdir

Masih memberi kalian waktu."

~~~~~~~~~~~~~

"Kau, apa yang paling kau suka?" Pangeran ke-II kekaisaran Utara itu, bertanya. Di balik topengnya menatap Sakura dengan onyx yang masih sama tajam.

"Aku? umm." Gadis kecil itu melompat turun dari atas batuan sungai yang tadi dia duduki.

Dia bergerak mondar-mandir, seolah-olah itu adalah pertanyaan yang rumit untuk di jawab.

"Emas," celetuknya, membuat Sasuke pangeran ke II kekaisaran Utara itu menatapnya bingung.

"Itu realistis kan?" tanya Sakura, menatapnya polos.

Sasuke, dia tertawa kecil mendengar hal itu. "Sangat realistis," ucapnya menyetujui.

Kepala Sakura menggeleng pelan, "Tidak tidak, sebenernya aku tidak tahu apa yang aku suka, tapi yang mulia selir bilang, calon ratu wajib realistis."

Scandal [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang