Chapter 14

2.8K 449 43
                                    

Flashback on!

Darah dimana mana, banyak para pria yang menjadi prajurit kini gugur dan tergeletak ditanah.

Meski begitu, kedua bela pihak masih saling beradu pedang. Tanpa ada niat, untuk mengalah sama sekali.

Sinar mentari perlahan terlihat, Uchiha Sasuke menggunakan topengnya masih berdiri dengan gagah.

Darah mengenai seluruh pakaian zirahnya, manik onyx itu terlihat dingin tak tersentuh.

Bahkan tanpa ampun ataupun belas kasih, Sasuke menghabisi semua lawan dijalannya hingga tidak tersisa.

Sesuai panggilannya, kaisar tiran. Seseorang yang dulu disebut sebagai pangeran ke-II itu tampak seperti dewa kematian.

Banyak darah musuh menempel di pedangnya, entah sudah berapa banyak hingga lebih dari setengah pasukan musuh.

Tidak ada lagi, wajah tampan yang tersenyum. Hanya ada, seorang kaisar yang membabi buta membunuh musuh tanpa pandang bulu.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Dia berlutut, Gaara sang kaisar kerajaan kini dipaksa untuk tunduk pada seseorang yang menjajah kerajaannya dalam waktu sangat singkat.

Bersama dengan ratu, Shion sang saintess yang selalu dihormati sebagai wanita suci tanpa dosa.

Wajah itu mengeras, Sasuke menatap dingin dua manusia yang paling memuakkan dalam hidupnya.

"Perintah dariku, tempelkan besi panas pada kedua mata mereka. Sekarang!" suara itu dengan tegas memerintah.

Membuat ruangan terasa sangat mencekam karena aura dan karisma serta hukuman yang tidak main main.

Badan Shion bergemetar, dia yang bahkan belum sehari menjadi ratu kini tertimpa nasib sial.

"Yang mulia, ampuni hamba. Ini, bukan salah hamba. Hamba memohon padamu, yang mulia." Shion berucap dengan histeris, dan ketakutan.

Dia menatap Sasuke yang mengenakan topeng dengan wajah polos, berharap diampuni.

"Jalang menjijikkan." Sasuke mendesis sinis. "Seret keduanya!" perintahnya lagi.

Keduanya diseret dengan tidak manusiawi, Gaara hanya diam sembari mengeraskan rahangnya berbeda dengan Shion yang terus meronta ronta.

Ruangan itu menjadi sepi, tetapi suasana didalamnya tetap sama mencengkam.

"Apa kau sudah membunuh, pendeta agung dan semua bajingan yang terlibat?" Sasuke bertanya pada bawahannya dengan nada datar.

"Sudah, yang mulia."

Dia menjawab dengan pasti, Sasuke mengepal kuat tangannya dan kembali melirik Duke kekaisaran Utara yakni tangan kanannya.

"Bagaimana dengan, putri Sakura?"

Uzumaki Naruto diam seribu bahasa, kemudian menggeleng pelan. "Maafkan hamba yang mulia, putri belum ditemukan."

Emosi menguasainya, "Pergi temukan segera!" bentaknya marah, bahkan rahang Sasuke mengeras dan buku jari jarinya memutih.

~~~~~~~~~~~~~~~~~

Shion, yang sedang dipenjara sembari menunggu hukuman sadis yang diberikan oleh Sasuke kini gelisah ketakutan.

Dia baru saja menjadi ratu, bagaimana bisa tiba tiba menjadi tahanan dan kekaisaran ini dikuasai oleh Sasuke dalam waktu kurang dari dua puluh empat jam?!

Andai, Sakura dieksekusi mati dengan cepat semua ini tidak akan terjadi dan dia akan jadi ratu yang bahagia.

Dan kini, dia tidak dapat kabur dari siksaan sadis yang diperintahkan tiran seperti Sasuke.

Scandal [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang