Extra part

3.3K 321 29
                                    

Olympus : langit bagian atas.

"Bunuh dia."

"Bunuh keduanya."

Shion menunduk, Dewi cahaya yang telah turun ke bumi selama seribu tahun itu mendengarkan gumaman-gumaman aneh berbisik di telinganya

"Kau melebihi batas, tidak sekalipun aku menurunkan-mu ke dunia manusia untuk mengikuti hasrat jahat, dewi cahaya." Kaisar membuka suara, menatap pada dewi cahaya yang menunduk.

Awan gelap mengelilinginya, Shion mendongakkan kepala, memandang pada sang agung. "Kau yang membuatku begini, Kaisar langit!"

Shion, Dewi cahaya itu memandang tajam kaisar langit. Dia tidak bodoh, Shion tahu dari awal, tanda kutukan sudah ada padanya dari reinkarnasi pertama.

Dia ingat sekarang, dia adalah dewi cahaya. Yang seharusnya menjadi belahan jiwa kegelapan sejak awal, namun dewa kegelapan mencintai dewi cinta dan bukan dirinya.

"Dari awal... Kau hanya ingin membuktikan pada dunia, bukan?! Bahwa cinta adalah satu satunya hal yang dapat menentang arus apapun itu, bahkan takdir!"

Suaranya menggelar di tambah dengan suara petir menyambar angkuh memenuhi langit, seiring dengan cambuk hukuman mengenai punggungnya.

Sorot mata kaisar, memandangnya tanpa pandangan berarti. Membiarkan bagaimana salah satu dewi utama di cambuk tanpa ampun tepat di depannya.

"Kaisar langit! Kau dan aku tahu, hukummu adalah hal yang mutlak. Tidaklah susah untukmu, membuat Sasuke mencintaiku! Tapi kau tidak melakukannya...." Shion berucap sinis, di sela rasa sakit hebat yang meremukkan tulang-tulang.

Dia meringis, darah mengalir dengan hebat merembas di balik gaun yang ia kenakan. "Kau membiarkan hasrat jahat menguasaiku, kau membiarkan dewa kegelapan terus mengabaikanku, dan kau yang membuatku menusuk Sakura yang tengah mengandung dewi waktu!"

Shion mengatakannya dengan menggebu-gebu. Dari awal Kaisar langit hanya ingin melihat perjuangan Sasuke dan Sakura dengan dirinya sebagai pelengkap cerita yang menyedihkan.

Cinta, adalah hal yang dapat menentang takdir. Dari awal semesta di bangun dengan unsur penting itu.

Kini, Shion diam. Dia tidak lagi berucap, liquid bening membasahi manik matanya.

"Kaisar langit... Di reinkarnasi terakhir, kau mengendalikan diriku untuk menusuk dewi cinta dengan kekuatan hitam 'kutukan'!"

Batuk darah, Shion tetap memaksakan dirinya berbicara lantang meski air mata membentuk sungai di pipi.

Sakura, tidak mungkin mati hanya dengan di tusuk pisau. Sakura, tidak mungkin sebodoh itu dan hanya terpaku diam saat dia memegang benda tajam.

Dan Shion, dia tidak akan mungkin menggila. Baik Sakura maupun Shion. Keduanya bergerak sesuai kehendak yang agung.

Kaisar langit.

Dia membuat Shion menusuk Sakura sesuai kehendaknya. Seolah-olah kembali mengendalikan takdir yang selama ini mengalir kacau untuk kembali ke arah yang sesuai keinginannya.

Bak sebuah jam rusak, yang selama ini di biarkan. Kaisar langit, melibatkan dirinya sendiri untuk kembali mengatur takdir sesuai dengan jalannya.

Tapi nyatanya, tidak begitu.

Semua hanya permainan.

Permainan takdir, dari kaisar langit.

"Kau sengaja melakukannya, membiarkanku begitu besar mencintai Sasuke, membiarkan cinta tumbuh di antara dewi cinta dan dewa kegelapan, membuat jarak di antara keduanya dengan aku sebagai pemisah, agar dunia tahu arti cinta sesungguhnya...." Nafasnya tertahan, dia mulai kesulitan bernafas.

"Agar dunia tahu, bahwa cinta adalah semesta dan seisinya! Kau sengaja membuat jarak yang lama di antara Sasuke dan Sakura, selama waktu yang kau tentukan! Dan, dewi waktu akan hadir di tengah tengah mereka!"

"Dari awal, takdir tidak pernah sekalipun melenceng! Semua ini sesuai dengan takdir yang kau perkirakan atau, haruskah ku katakan semua berjalan sesuai keinginanmu, yang mulai kaisar...."

Tubuh itu ambruk, menghantam kasarnya di mana dia berpijak. Ksatria langit memberi hormat, membawa dewi cahaya pergi dari hadapan penguasa.

Tatapan mata tanpa perasaan, Kaisar langit memejamkan mata sejenak kemudian kembali membuat netra mata. "Ini akan di mulai ulang."

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Sebuah jam yang tadinya di kira rusak bergerak kembali, memutar waktu seperti sedia kala seolah jam itu tidak pernah rusak.

Begitulah dia melakukannya, Kaisar langit memutar waktu sebagai berkahnya untuk kelahiran dewi waktu.

Menghapus semua jejak di masa lalu, menghapus semua ingatan buruk seakan semua tidak pernah terjadi.

Mengurung jiwa dewi cahaya dalam dunia kehampaan untuk 1000 tahun ke depan, sebelum terlahir kembali sebagai manusia dengan identitas baru.

Dewi cahaya akan berubah identitas menjadi dewi bayangan. Sebagai bentuk barunya.

"Tunggu, bagaimana dengan dewi cinta dan dewa kegelapan?"

Dia tersenyum, Sakura menggelengkan kepalanya, menutup buku yang dia baca baru saja. "Entahlah, mungkin... dewi cinta dan dewa kegelapan sekarang terlahir sebagai manusia karena hadiah dari kaisar langit," jedanya.

"Mungkin juga, mereka mengingat kehidupan yang lalu namun memilih untuk melupakan semuanya." Sakura menjawab dengan menimang-nimang ucapannya.

"Apakah dewa dan dewi lain tetap mengingat semuanya?"

"Jadi, dewi cahaya jahat atau tidak, eh maksudku apakah dewi bayangan jahat?"

Tawa terdengar, Sakura menatap Konohamaru dan Moegi secara bergantian dengan manik emeraldnya. "Semua manusia melupakannya tapi dewa dan dewi tentu masih mengingatnya, dan perlu di ketahui."

Sakura mengusap pucuk kepala keduanya, yang antusias sendiri tadi. "Tidak ada dewa atau dewi yang sepenuhnya jahat. Semua hanya berjalan sesuai alurnya, meski mungkin terasa menyakitkan dan menyedihkan, kalian mengerti?"

Bagaikan abdi negara, keduanya memberi hormat. "Siap boss, kami mengerti!" seruan serempak, yang kembali mengundang suara tawa Sakura.

Dia, Akasuna Sakura. Adik dari Akasuna Sasori, seorang mahasiswi dan pelayan caffe magang itu tengah menjadi pendongeng bagi penitipan anak di caffe.

Di tengah malam, Sakura mengendarai mobil dengan gila namun di pagi hari hingga awal malam, dia menjadi pelayan dan pengasuh di kota besar London-inggris.

Bel di atas pintu berbunyi, seorang pria dengan tubuh tinggi dan tegap melangkah masuk.

Uchiha Sasuke, melangkahkan kakinya masuk dan berdiri di sana, membuat Sakura memutuskan untuk berdiri dari kursi. "Tunggu sebentar," ucapnya pada kedua remaja yang dari tadi mendengarkan ceritanya.

"Sasuke!" Sakura memeluknya, memeluk pria yang beberapa hari lalu datang sebagai VVIP caffe dan kini menjadi kekasihnya.

Tidak, pria ini dewa kesayangannya.

Balas memeluknya dengan lembut, Sasuke memeluk permata dalam hidupnya. "Kau sibuk?"

Dia menggeleng, Sakura melepaskan pelukannya. "Tidak! Aku hanya berdongeng."

Alis bungsu Uchiha itu naik sebelah. "Hn, dongeng?"

Sakura mengedipkan sebelah matanya. "Dongeng," ucapnya tersenyum, membuat Sasuke mendengus pelan karena tingkahnya.

.
.
.

Sekarang, biarkan dunia mengingat kisah mereka sebagai dongeng, dongeng Indah dan tragis tentang makna cinta sesungguhnya.































End!

Oke, ini fix ya udh bukan TBC.

Sampai jumpa, di story lain.

Anyway, kalo ada kesan spill dong, kritik saran juga boleh.

Good night all!

Scandal [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang