Shion berdiri keluar dari bathtubnya, dengan menggunakan sehelai pakaian yang tidak lain adalah handuk.
Calon nyonya Uchiha masa depan itu berdiri didepan kaca, yang berukuran cukup besar dihadapannya.
Tidak bisa menyembunyikan kebahagiannya, Shion terus tersenyum senang setelah menghabiskan waktu seharian dengan Sasuke.
Dia merasa inilah cinta.
Mengambil ponsel mahalnya, Shion menghubungi asistennya. "Hey, kau ingat perintahku? harus mencarinya segara," ucapnya tidak ingin berbasa basi dan mematikan sambungan telepon.
Perlahan, Shion melepaskan handuknya. Membiarkan tubuhnya terekspos didepan kaca, tanpa pakaian apapun lagi.
Dia menghembuskan nafas kasar, memegang pinggiran wastafel dengan erat.
Bercak hitam menghiasi hampir seluruh punggung hingga dadanya, tampak begitu aneh.
Ini bukan tatto, dan Shion sama sekali tidak menginginkannya. Bercak yang tak lain adalah aksara kuno bagaikan hukuman untuknya.
Wanita sampah.
Adalah kalimat yang terukir di tubuhnya sejak masih kecil, entah kegilaan dari mana.
Namun Shion telah memilikinya sejak lama, meski dulu hanya ada satu. Tetapi, lama kelamaan tulisan dalam aksara kuno jaman kerajaan Uchiha tercipta sendirinya.
Menjadi begitu banyak, dengan tulisan yang sama. Dan akan membuatnya merasakan sensasi terbakar yang amat sakit.
"Sialan, ini menyakitkan," keluh Shion sembari meringis.
Dia telah menghubungi banyak dokter hebat, bahkan diseluruh penjuru dunia.
Tapi bahkan, mereka tidak bisa mengobatinya sama sekali. Benar benar tidak berguna.
Dia sama sekali tidak bodoh untuk menyadari, bahwa hanya kekuatan saintess lah yang dapat menyembuhkannya.
Atau mungkin, ini adalah hukuman dari dewi untuknya. Memikirkan hal ini, sungguh tidak adil untuk Shion pribadi.
Semua ini salah Sakura.
Wanita itu selalu beruntung sejak dulu, meski mereka pernah menjadi sahabat. Dikehidupan kali ini, biarlah ia menjadi egois sekali.
Lagipula, Sasuke adalah obatnya. Hanya dengan bersamanya, Shion sama sekali tidak merasakan sakit dibercak tubuhnya.
"Maaf Sakura, Sasuke milikku untuk seterusnya," gumamnya dengan begitu yakin.
~~~~~~~~~~~~~~~
Dia tidak ingin pulang.
Sakura tidak tahu, ia hanya melamun duduk di bangku taman setelah membuang ponsel ke dalam tempat sampah.
Perasaannya menjadi labil, mungkin karena kondisinya kini yang tengah berbadan dua.
Membuatnya lebih terbawa suasana, dan ini menyakitkan bahkan meski sudah lewat beberapa jam lalu. Semuanya tanpa tertinggal, masih teringat jelas di ingatan.
"Ada apa denganmu, Sakura?" tanyanya pada diri sendiri.
Bahkan tanpa sadar, sudut matanya mengeluarkan liquid bening yang sudah mengalir keluar.
Mengigit bibir bawahnya kuat, Sakura sebisa mungkin menahan isak tangis. Dia sungguh benci pada dirinya sendiri, yang terlihat lemah.
Sasuke disini sama sekali tidak mencintainya, kekasihnya itu mencintai wanita lain yang tidak lain adalah sahabatnya.
Di dunia ini, ia hanya sendirian.
Sakura hanya ingin pulang kembali ke jamannya, dimana Sasuke tersenyum, tertawa dan menatapnya penuh cinta.
"Sakura!"
Pelukan hangat secara tiba tiba diberikan padanya, Karin. Wanita yang baru dia kenal itu tampak sangat khawatir.
"Oh God?! Kau dari mana saja? Kenapa berkeliaran? Aa shit, kau menangis?" tanyanya beruntun, dengan rasa kaget saat menyadari Sakura baru saja menangis.
Dengan cepat Sakura menggeleng, menghapus kasar air mata. "Tidak," bantahnya cepat.
Karin mencebit, "Hey tidak perlu menutupinya, sialan pria mana yang pantas ditangisi?" tanyanya tidak percaya.
Mengeluarkan tissue dari tas mahalnya, Karin menghapus air mata Sakura. "Berhenti menangis, katakan siapa pria itu. Maka aku akan menghajarnya," ucapnya bersungguh-sungguh.
Sadar atau tidak, Sakura tertawa. Dia merasa dekat dengan Karin yang mengaku kenal dengannya.
"Ini bukan candaan, ayolah siapa yang berani padamu? You are the queen, mungkin kau lupa tetapi Sakura. Aku akan membuatmu ingat, seperti apa seorang Sakura yang ku kenal, I promise," ucap Karin penuh keseriusan.
~~~~~~~~~~~~~~~
Bugh!
Satu pukulan itu dilayangkan dan menghantam kuat sasaran, masa bodoh dengan tangannya yang juga terasa sakit. Saat ini, itu bukanlah yang terpenting.
"Brengsek! Kau apakan dia, Sasuke?!" bentaknya bertanya penuh rasa emosi.
Sasuke tidak menjawab, ia mengelap sudut bibirnya yang berdarah dengan kasar.
Dia berjalan dengan cepat kearah pria didepannya, sorot mata dingin terlihat jelas di onyx itu.
Bugh!
Pukulan yang sama keras, diberikan Sasuke sebagai balasan. "Bastard! Kau gila hah? Gaara?!" balasnya tidak terima.
Dua orang dengan berbalut jas itu saling menatap, kedua CEO yang selalu masuk majalah Forbes itu bersitegang.
"kau masih bertanya?" Gaara mendecih, sama sekali tidak merasa takut pada rekan bisnisnya selama beberapa tahun belakangan.
Tatapan datar, Sasuke memilih untuk tidak melayani Gaara yang datang tiba tiba lalu memukulnya.
"Lebih baik kau pergi, sebelum Uchiha membuat perhitungan denganmu," balas Sasuke sama sekali tidak main main.
Tertawa sarkas, Gaara bertepuk tangan. "Kau bajingan Sasuke," ucapnya dengan nada merendahkan. "Atau, harus ke sebut yang mulia pangeran ke-II kekaisaran Utara?" lanjutnya memancing.
Onyx itu menjadi dingin, Sasuke diam ditempat membelakangi Gaara. Pria itu membalik tubuhnya, pancaran onyx itu sulit untuk dijelaskan.
Mereka semua sama.
Gaara menghampiri Sasuke dengan langkah pelan, menyentuh bahu dan menepuk-nepuk nya.
"Meski pun, kau kunci dari semuanya. Aku akan kembali merebut mantan tunanganku, putri Grand Duke Haruno jika kau menyakitinya Sasuke."
Tangan pria bermarga Uchiha itu terkepal kuat, Gaara berjalan pergi setelah berucap demikian.
Meninggalkan ruangan meeting, yang kini penuh dengan aura membunuh. "Sialan," makinya kemudian memukul tembok beberapa kali sekuat mungkin.
Mengakibatkan, tangan Sasuke kini penuh darah yang mengalir tanpa bisa dicegah untuk keluar.
TBC!
Selamat malam minggu wkwkwk
Mumpung malming jadi up ggp kali ya....
See you again! Have A nice day all
KAMU SEDANG MEMBACA
Scandal [ END ]
FanfictionDia berkelas, menjadi tunangan putra Mahkota dan didik sejak dini untuk menjadi ratu dimasa yang akan datang. Tapi sebuah skandal mengakibatkan dunianya berubah, memaksa Sakura putri Grand Duke harus kabur dan menyelamatkan diri dari eksekusi mati. ...