🌡Chaos🌡

1K 185 4
                                    

Kamis ini Ayuna dibuat pusing bukan main. Tiba-tiba semua eskul yang diikutinya mengalami masalah yang entah kebetulan apa melibatkan dirinya. Ayuna hanya mengikuti dua eskul, yaitu UKS dan English Club.

Di English Club sendiri, masalahnya adalah ada beberapa adik kelas yang keluar tanpa attitude, Ayuna yang merupakan sekretaris eskul tersebut jelas kena semprot oleh para senior, belum lagi materi debat yang diajukannya berantahkan dan disuruh merevisi ulang.

Semantara itu di UKS, uang Kas yang tersimpan rapi di laci Uks hilang begitu saja, padahal laci tersebut dikunci dan kuncinya hanya dipegang oleh Ayuna. Hal itu membuatnya dipanggil oleh para senior dan guru yang menanggung jawabin UKS.

Ayuna jelas dimarahi habis-habisan, selain itu ia juga disuruh mengganti uang Kas yang totalnya 500ribu tersebut. Sebenarnya uang tersebut tidak disimpan disitu, namun karena bendahara mereka sedang tidak masuk jadi uang Kas sementara ditaruh di Laci yang biasanya aman.

Menangis adalah hal yang memang harus dilakukan Ayuna. Tak perduli dengan tatapan bingung para Murid, Ayuna terus berlari di koridor sekolah yang sangat ramai sembari menangis terisak-isak.

Saat sampai kelaspun tangisannya tak mereka yang membuatnya langsung duduk dan menyembunyikan wajahnya dibalik tas.

"YUN LO KENAPA?!" Teriak Sean sembari mendatangi Ayuna dengan panik.

"Lo diapain sama Gendis Yun?" Tanya Yasmin menimpali, gadis itu kini mengelus punggung Ayuna.

Meja Ayuna sudah ramai oleh teman-teman sekelasnya yang bergumpul untuk bertanya dan menenangkan gadis itu, namun Ayuna malah semakin menyembunyikan wajahnya, ia malu.

"Jangan ditanyain dulu, ntar aja kalau udah tenang," Ujar Daffa yang membuat beberapa dari mereka pergi dari meja Ayuna.

"Gak papa Yun, bukan salah lo kok," Ucap Dirga sembari mengusak lembut rambut Ayuna mencoba menenangkan gadis itu.

Ayuna mulai mengangkat kepalanya namun masih dengan air mata yang belum mereka, dengan terisak ia berucap, "Gue capek! selama ini mereka ngasih semua tanggung jawab ke gue, giliran salah sedikit gue yang dimaki-maki."

Dirga, Yasmin, Sean, Daffa dan teman-teman sekelasnya hanya mengangguk mengerti dan membiarkan gadis itu mengeluarkan seluruh keluh kesahnya.

"Gue gak papa materi debat gue disuruh ngulang, tapi kenapa harus dimaki-maki karena adik kelas keluar sih? Gue juga gak tau mereka keluar!" Ujar gadis itu lagi.

"Gue juga gak masalah kalau disuruh ganti uang Kas, tapi jangan maki-maki sampek Jambak gue!" Ujarnya masih dengan isakan yang belum mereka.

"LO DIJAMBAK?! SIAPA YANG JAMBAK?!" Seru Yasmin sembari melotot terkejut, tak suka dengan apa yang barusan diutarakan Ayuna.

"Kakak kelas..." Lirik Ayuna.

Yasmin yang melihat Ayuna semakin menangis langsung memelul gadis itu dan menenangkannya, disusul oleh Sean yang mengintrupsi teman-temannya untuk bubar.

"Kita bolos yuk, gue bawa mobil," Ajak Dirga.

"AYOK! GUE MALES PELAJARAN PAK BOTAK!" Seru Sean bersemangat.

"Enggak usah, nanti malah makin runyam," Ujar Ayuna sembari menggeleng.

"Yaudah, entar pulang sekolah kita hangout, Daffa yang traktir!" Ajak Dirga.

"KOK GUA NGENTOT?!" Sungut Daffa tak terima, padahal ia sedari tadi diam.

*****

Mengawali pagi dengan sarapan merupakan rutinitas paling 'enggak banget' untuk Zidan, namun pagi ini dikarenakan dirinya datang terlambat dan kelasnya sudah ditutup ia memilih untuk sarapan ke Kantin.

Kamis itu biasanya jadwal guru BK berkeliling untuk mengecek apakah ada yang bolos atau tidak, maka dari itu nyaris tidak ada yang bolos. Ada satu, dan itu hanya Zidan yang terpaksa bolos karena diusir oleh gurunya.

Ya bagaimana tidak diusir, mereka saja masuk pukul 7.15, sedangkan Zidan datang pada pukul 8.45, Bagaimana tidak diusir?

Menyantap nasi gorengnya dengan nikmat, mata Zidan tak sengaja menangkap salah satu siswa yang berjalan dikoridor sekolah. Sedikit mengacungkan jempol karena keberaniannya bolos di saat Razia BK.

Semakin mengacungkan jempol saat pemuda tersebut dengan berani masuk ke UKS dan bolos disana, padahal UKS iti tempat yang sangat tidak aman untuk bolos.

Tak lagi memperdulikan Siswa tersebut, Zidan kembari menyantap nasi gorengnya hingga bel tiba dan teman-temannya mulai menyusulnya.

Jam istirahat dihabiskan seperti biasa, duduk dikantin sembari bercerita dan menyantap makanan.

"Uks rame bener dah, ada apaansih?" Tanya Yesaya yang membuat perhatian mereka teralihkan pada UKS kini.

"Kagak tau," Jawab Reyhan acuh, paling juga sedang rapat.

"Ada pembunuhan kali disono," Sahut Malvin asal.

"Matamu!" Balas Yesaya.

"Lagian lo pake nanya, paling juga rapat," Ujar Malvin membuat yang lainnya mengangguk.

"KANIA KU SAYANG HALOOO!" Seru Malvin heboh ketika Kania datang bersama Sandra kearah mereka.

"Kok panik gitu mukanya, ada apa?" Tanya Azka bingung.

"Dan, Ayuna nangis," Ucap Kania.

Jelas hal itu membuat Azka, Reyhan, Malvin, Yesaya serta Zidan menoleh cepat kearah Kania. Terkejut sudah pasti, namun lebih kearah bingung mengapa Kania bisa sepanik itu.

"Nangis kenapa? Kok lo panik?" Tanya Yesaya.

"Dia dijambak anak kelas 12 karena uang Kas Uks hilang," Jawab Sandra manyahuti.

"SIAPA ANJING?! WAH NYARI MASALAH!" Seru Malvin sembari berdiri dari kursinya.

"Kenapa bisa dijambak?" Tanya Zidan pada akhirnya, ia bingung sekaligus khawatir.

"Ayuna nya sekarang dimana?" Tanya Reyhan.

"Ayuna masih diinterogasi Bu Gendis," Jawab Kania.

"Jawab pertanyaan gue, Kan," Ujar Zidan yang merasa Kania enggan menjawab pertanyaan.

Namun sebelum Kania membuka mulutnya, Yesaya malah berseru heboh membuat perhatian mereka teralihkan.

"ANJIR, BENERAN NANGIS ANAKNYA!"

Bisa Zidan lihat dengan jelas, Ayuna keluar dari UKS dengan wajah yang sembab dan air mata yang masih mengalir, gadis itu sedikit menutup wajahnya dan berlari kearah kelasnya.

Melihat seorang gadis yang biasanya sangat kuat dan berani bisa sehancur itu membuat Zidan mengepalkan tangannya kuat, Ia kini menatap Kania dan Sandra lalu berucap, "Ceritain ke gue, semua yang buat dia kaya gitu."

*****

Kim Chaehyun As Chantika Cassandra

14 November 2021

UKS | Jisung YunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang