🌡Hug🌡

1.5K 195 42
                                    


Hari ini Zidan dan Ayuna lagi-lagi tak bertemu, padahal Zidan belum selesai melepas Rindu. Kata Ayuna, gadis itu akan lomba hari ini, tadinya Zidan mengajukan diri untuk ikut mendampingi Ayuna sebagai Tim Hore, namun Dirinya langsung ditolak mentah-menatah oleh Bu Gendis.

Katanya, "nanti yang ada jadi acara tinju, bukan debat!" Padahal Zidan hanya melihat adik kelasnya itu, bukan macam-macam.

Jadi, Kamis ini Zidan sangat tidak bersemangat disekolah. Sangat berlebihan memang, namun perlu diingat bahwa ini Zidan yang tentunya jelas Berlebihan kalau menyangkut si Adik Kelas.

"Ayo bolos," Ajak Reyhan tiba-tiba, Zidan yang tadinya Lesu mendadak tegak dan menatap temannya itu.

Kenapa tidak terpikirkan untuk bolos tadi. Zidan membuang-buang waktunya disekolah hanya untuk meratapi nasib, padahal Ia bisa bolos. Ya, kadang cinta memang membuat orang-orang mendadak lemot.

"Kemane? Si Teteh tutup," Sahut Malvin yang tengah asyik menyoret papan tulis.

"Iya ya, kemana...." Gumam Reyhan.

"Gue tau, ayo bolos!" Ajak Zidan.

"Kemana? Yang bener aja lu?" Malvin meragukan Zidan.

Bagaimana tidak Ragu, terakhir kali mereka bolos ketempat yang diomongom Zidan mereka malah nyasar ke kebun binatang, malah saat itu kebun Binatangnya sedang ada pertunjukan ular-ular, Malvin sampai trauma kesana.

"Nonton pertunjukan," Jawab Zidan.

Reyhan menepuk pundak Zidan. "Ayo, bro!"

"Awas kalo aneh-aneh!" Ujar Azka.

*****

Reyhan, Malvin, Azka serta Yesaya dibuat melongo saat sampai ditempat tujuan yang Zidan sarankan. Mereka berhenti tepat didepan sebuah GOR yang didalamnya tengah ada kompetisi Debat.

"Lu yang bener aja njir, kita nontonin debat?" Tanya Reyhan tak percaya.

"Sekali-kali mencoba hal baru, ayo masuk!" Jawab Zidan sembari berjalan masuk kedalam GOR, diikuti yang lainnya.

Didalam suasananya cukup ramai, didominasi oleh anak sekolah yang tentunya merupakan tim Hore yang mendukung perwakilan sekolah mereka. Zidan bisa melihat Bu Gendis dan siswa sekolahnya diujung sana, untungnya tempat yang kosong sangat jauh dari tempat Bu Gendis.

Zidan dan teman-temannya duduk ditempat paling ujung, disana mereka melihat dengan betul-betul pertandingan Debat dibawah, masih giliran sekolah lain, belum sekolah Zidan.

"Kagak ngerti gue," Ujar Malvin setelau beberapa menit menyaksikan debat Bahasa Inggris tersebut.

"Kampret emang si Zidan!" Timpal Reyhan.

Sementara itu, Azka diujung sana mulai memicingkan matanya saat menangkap seseorang yang tak asing. "Itu Bu Gendis ya? Apa gua salah liat?"

"Hah?! Mana?!" Pekik Yesaya panik.

"Lah iya Si Gendis, ngapain dia Cuy—OALAH BANGSAT! INI NONTON SI YUNA KAN?!" Seru Reyhan heboh.

Zidan hanya bisa berpura-pura tidak mendengar, Ia kini sangat fokus kebawah saat debta hampir selasai. Beruntung giliran selanjutnya adalah sekolahnya, itu artinya yang dirindukan akan segera muncul.

"Dan anjing! Bucin bener lu tai!" Ujar Malvin.

"Ssst! Giliran sekolah kita!" Balas Zidan sembari meletakkan telunjuknya pada bibir.

"Halah bilang aja mau fokus ngeliat Yuna," Cibir Yesaya.

Zidan tak lagi memperdulikan teman-temannya, Matanya kini  terkunci pada satu titik Indah dibawah sana. Ia tersenyum kecil saat yang lebih muda tak sengaja menatapnya, bisa Zidan lihat bahwa Ayuna sedikit melebarkan matanya yang artinya gadis itu terkejut dengan kehadirannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 23, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

UKS | Jisung YunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang