"Kalian boleh keluar."
Ucapan dari Bu Gendis membuat Zidan menghela nafas lega dan sesegera mungkin keluar dari ruang BK. Tadi ia dan Rizky dipanggil ke ruang BK karena masalah kemarin, untungnya Zidan tak dihukum dan hanya sedikit dimarahi sisanya Bu Gendis mengucapkan terima kasih padanya.
Tak ingin membuang waktu lebih lama, Zidan langsung berlari menuju kantin tempat dimana Ayuna menunggu.
Tadi mereka sudah membuat janji untuk bertemu dikantin, namun Zidan meminta Ayuna menunggu sebentar karena dirinya dipanggil oleh Bu Gendis keruang BK. Untungnya si adik kelas tanpa protes memurut, mungkin karena ditraktir.
Sampai dikantin, Zidan bisa melihat Ayuna yang tengah duduk seorang diri dengan bibirnya yang manyun sembari mengaduk es jeruknya yang tinggal sedikit.
Zidan terkekeh pelan lalu menghampiri yang lebih muda yang sepertinya kesal karena menunggu dirinya terlalu lama.
"Garang amat mukanya," Ujar Zidan sembari mendudukan dirinya disamping Ayuna.
Karena terkejut si Kakak kelas datang tiba-tiba, Ayuna langsung menoleh dan memutar bolamatanya malas.
"Kurang lama kak, ini udah minuman ke tiga gue," Kata Ayuna sembari menunjuk segelas es jeruknya.
Lagi-lagi Zidan terkekeh, ia tidak benar-benar mengatakan bahwa wajah Ayuna garang, sebenarnya Ayuna itu menggemaskan saat sedang kesal, dimata Zidan.
Namun Ayuna sejatinya memang menggemaskan, gadis itu saja yang berusaha sok galak walaupun memang aslinya galak.
"Udah ayo, bawel bener." Zidan langsung menarik tangan Ayuna untuk bangkit dan berjalan ke area parkiran.
Ayuna hanya diam mengikuti si kakak kelas, sedikit melirik kkearah pergelangan tangannya yang sepertinya tanpa sadar digenggam oleh Zidan.
"Sorry," Ujar Zidan sembari melepaskan genggamannya pada pergelangan tangan Ayuna, setelah ia langsung menyodorkan tangannya dan berucap, "kunci motor lo mana?"
Dengan cepat Ayuna merogoh sakunya dan mengambil kunci motor kesayangannya lalu ia berikan kepada Zidan, setelahnya Zidan mulai mengeluarkan motor Ayuna dari parkiran dan menaikinya disusul Ayuna.
Ayuna sedikit merasa lega karena motor yang kerap disapa 'my sweetie' tersebut tidak berbunyi tak sedap atau mogok seperti biasanya, kalau tidak ia sangat amat malu.
Di perjalanan hanya ada suara angin dan kendaraan lain yang ada disekitar mereka. Ayuna dan Zidan sama-sama diam dan tak berniat membuka percakapan sedikit, untungnya tempat tujuan mereka dekat dengan sekolah.
"Kak, take away aja ya." Zidan langsung menoleh kepada Ayuna, sebelum si Kakak kelas salah paham ia langsung melanjutkan
ucapannya, "rame banget, gak ada yang kosong.""Yaudah," Balas Zidan.
Ayuna tersenyum lebar lalu menyodorkan tangannya bermaksud ingin meminta duit, namun Zidan malah memberikan tangannya yang membuat Ayuna menepuk dahinya pelan.
"Bukan tangan lo kak, duitnya sini!" Seru yang lebih muda, ia bingung mengapa pemuda didepannya ini mendadak lemot.
"Bilang dong, nih!" Balas Zidan sembari menyerahkan uang berwarna merah kepada Ayuna.
Mereka berdua masuk ke salah satu restoran fastfood yang sangat terkenal atau biasa disebut Richeese. Kedua nya berdiri untuk mengantri agar bisa memesan makanan.
"Lo level berapa kak, 5 ya?" Tanya Ayuna.
"Lo mau bunuh gue?" Tanya Zidan balik dengan nada sinis.
KAMU SEDANG MEMBACA
UKS | Jisung Yuna
Fanfiction"UKS itu Unit Kesehatan Sekolah atau Unit Kebucinan Sekolah, sih?" • JisungYuna Lokal ©your_nadyla