🌡Confess🌡

972 172 12
                                    

Hari Minggu kali ini Ayuna habiskan untuk tidur habis-habisan, ia sungguh kelelahan dengan acara Ulang Tahun Jeslyn tadi malam. Walaupun hanya menjadi MC, Ayuna sempat keteteran mencari pakaian dan juga latihan dadakan bersama Sean.

Selain itu, ia juga pulang larut malam tadi malam yang mengakibatkanya kelelehan bukan main.

Untung saja Bunda dan Ayahnya tengah berkunjung kerumah neneknya, jadi Ayuna bisa bebas tidur sampai siang tanpa bayang-bayang omelan Bundanya. Kalau Haris, Ayuna tak perduli, toh juga pemuda itu bangun siang juga.

"KAK, MASAK DONG!"

Baru saja Ayuna membuka matanya, teriakan tidak enak Haris langsung memasuki indra pendengarannya, ia berdecak kesal lalu bangkit dengan malas.

"Beli diluar sana, gue males masak!" Ucapnya lalu masuk lagi kekamar dan kembali menarik selimutnya sembari memejamkan mata.

"Dih, galak. Lo mau apa?" Tanya Haris yang kini berdiri diambang-ambang pintu kamar Ayuna.

"Geprek, level 7 jangan lupa mie," Jawab Ayuna dengan mata yang masih terpejam, Haris mendelik lalu berbalik untuk mengambil kunci motornya.

Beberapa menit setelahnya terdengar suara motor Haris yang menjauh, dan juga suara ponsel Ayuna yang bergetar. Ia lagi-lagi berdecak malas, lalu mengambil ponselnya untuk mengangkat telepon yang masuk.

"Halo?" Ucapnya yang lebih terdengar seperti bergumam, masih dengan mata yang tertutup.

"Halo, baru bangun ya?"

"Iya, ini siapa?" Tanya Ayuna, terdengar kekehan dari ujung sana.

"Satya, masa gak ketemu tiga hari langsung lupa sama suara gue."

Ayuna yang mendengar itu langsung membuka matanya, merasa tak enak dengan Satya. "Maaf kak, baru bangun agak linglung."

"Santai, besok gue udah sekolah, mau bareng gak?" Tanya Satya dari ujung sana.

"Motor gue udah bener kok kak, sorry ya kak."

"Ooh gitu, oke deh ketemu disekolah aja." Balas Satya dengan nada yang berbeda, terdengar kecewa sepertinya.

"Iya kak, see you, gue tutup ya kak," Ujar Ayuna sembari menutup teleponnya setelah mendengar kata iya dari Satya.

Ayuna kembali menutup matanya dan meletakkan ponselnya pada tempat semula, namun baru beberapa menit menutup mata, Ponselnya lagi-lagi berbunyi.

Ia berdecak kesal untuk kesekian kalinya lalu mengangkat telepon yang masuk.

"Azka, lu dimana?"

"Hah?" Gumam Ayuna lalu melirik nama si pemanggil yang bertuliskan 'Pasien Galak', dengan spontan gadis itu terduduk dengan wajah terkejutnya.

"Lah cewek, ceweknya Azka ya? Azka nya mana?" Tanya sipenelepon yang diketahui adalah Zidan, orang yang paling Ayuna hindari untuk saat ini.

"Bukan, gue—"

"Gue didepan rumah Azka, suruh bukain." Ucapan Ayuna dipotong begitu saja oleh Zidan.

"Ini Ayuna, bukan kak Azka," Ucap Ayuna cepat, takut ucapannya dipotonh oleh Zidan lagi.

"Hah? Siapa?" Pertnyaan Zidan membuat Ayuna mendengus kesal, lemot sekali pemuda ini.

"Ini Ayuna, kak."

"Oh Ayuna, maaf salah sambung." Setelahmua sambungan telepon diakhiri oleh Zidan.

Setelah telepon berakhir Ayuna langsung bangkit untuk mandi, lebih tepatnya untuk pengalihan rasa saltingnya yang ditelepon Zidan secara tiba-tiba, ya walaupun salah sambung.

UKS | Jisung YunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang