Gata bangun dari tidurnya. Mulutnya terasa kebas karena semalam terus saja dipaksa untuk menghirup uap dari nebulizer. Padahal Gata sudah bilang berkali-kali dirinya sudah tidak butuh alat itu.
Oh, benar. Kedua kakaknya itu juga tidur di kamarnya, saling berpelukan seperti Teletubbies.
Sungguh malam yang panjang bagi Gata. Hari ini adalah hari dimana band mereka akan tampil. Ya walaupun disekolah sendiri, setidaknya ini adalah pengalaman pertama bagi Gata. Lombanya dibatalkan, setelah dinego oleh Chandra, akhirnya Bu Luna luluh juga.
"Adek yakin mau sekolah?"
Gata tersenyum simpul. "Kan udah adek bilang tadi subuh, adek udah gak pa-pa bang."
Jendra mengucek matanya, ini sudah jam berapa memangnya? Kenapa adiknya terlihat begitu buru-buru?
"Kamu buru-buru mau ngapain? Sekolahan masuk jam 07.30-ini baru jam enam. UWAHHHHH!!" Ujar Jendra sembari melakukan peregangan. Otot-ototnya kaku, mungkin karena sudah lama tidak berolahraga.
"Ish, berisik banget! Kalo ada mas Dama, udah abis Abang pasti!" Gata masih fokus memakai dasinya sambil menggerutu. Kakak-kakaknya terlihat jauh berbeda dari yang orang-orang bilang. Tidak ada keren-kerennya!
Jendra bergeming, iya juga, kakak sulungnya belum pulang juga ternyata.
"Mas Dama belum pulang dek?"
Gata menggeleng, "Seperti yang Abang liat, udah pulang apa belum? Dah, ah! Adek mau berangkat dulu, dijemput Chandra gak sama Abang. Doain lancar ya bang, assalamu'alaikum!"
Jendra yang nyawanya belum terkumpul sepenuhnya hanya bisa pasrah saat sang adik mencium punggung tangannya, kemudian melenggang pergi begitu saja.
"Waalaikumsalam..." Sedetik kemudian, Jendra bangkit dengan tergesa. "MORNING KISS NYA MANA DEK?!!"
Hening.
"Yah, udah pergi. Semoga lancar ya dek, jangan sakit kayak semalem. Abang takut banget."
KAMU SEDANG MEMBACA
Gata dan Asa [✓]
General Fiction"Maaf..." Sekali lagi Gata mendengar suara di seberang sana gemetar, mata mereka pasti berlinang. Kedua kakaknya menangis, dan itu karena dirinya- -yang semakin mempertanyakan alasan dia dilahirkan ke dunia. "Setiap malam, angin-angin itu seolah b...