Suasana siang itu cerah, matahari seakan semangat mengeluarkan seluruh kekuatannya.
Tapi berbanding terbalik dengan keempat—ralat, ketiga cowok ini. Cowok-cowok itu memakai seragam putih abu, khas siswa sekolah menengah atas.
Cowok itu adalah Chandra, Jendral, Gata dan Jyan.
Keempatnya saat ini sibuk mengipasi wajah, atau bahkan sekujur tubuh mereka yang basah oleh peluh.
Beribu bahkan berjuta pertanyaan timbul dibenak mereka. Sebenarnya mereka mau tampil di pensi sebagai representatif band, atau mau mewakili lomba lari antar sekolah sih? Bagaimana bisa mereka disuruh berlari keliling lapangan sepuluh putaran, hanya karena telat mengumpulkan presensi latihan hari ini.
"Gue ga kuat, nyerah aja bisa ga??" Ujar cowok dengan dasi yang sudah entah kemana perginya, dia juga tidak tahu.
"Apaan? Nyerah gimana, Na? Seminggu lagi tuh pensinya, mau lo diamuk ibunya Chandra?" Sanggah cowok didepannya, dengan pakaian lengkap yang masih rapih.
"Je, gue juga males banget diamuk ibunya ni item, cuma gue ga kuat, pegel abis!!" Seru cowok dengan name tag Narakha Jendral Abimana itu.
"Jangan nyalahin saya Ipin. Lagian kalo saya bisa bujuk emak saya juga, udah dari kemarin-kemarin saya bujuk. Masalahnya ini emak saya udah sok jual mahal abis kayak Soheh Yo." Yang dipanggil item pun menjawab dengan lirih.
"Soheh Yo, siapa?" Kali ini cowok dengan paras cantik itu bertanya.
Oh, iya.
Cowok ini, satu-satunya yang biasa saja dan tidak terlihat begitu lelah diantara ketiga temannya yang lain.
"Dia mah ga usah diladenin Agata, udah ga ketolong." Ujar Jendral lirih.
Cowok itu adalah Gata, yang merespon dengan gelengan kepala.
"No! Gua kan ga tau, jadi nanya, ga boleh gitu Jendral!" Seru Gata.
"Song Hye Kyo, Gata. Ga tau kan? Yaudah makanya tadi gue bilang juga ga berguna. Lagian lo nih, Chan!"
Chandra melotot tidak percaya, kenapa Jendral sepertinya sangat membencinya sih? Padahal kan dia hanya mengungkapkan apa yang ada di lubuk hatinya yang paling dalam sedalam cintaku padamu, EA.
"Lo ada masalah apa sih sama gueh?? Sensi banget kayaknya, suka-suka gueh lah mau manggil Soleh kek, Soheh kek, kan yang punya mulut gueh, ngurusin banget lohk!" Sungut Chandra karena tidak terima terus disalahkan.
Jendral tak mau kalah, kali ini dia berseru sembari menoyor kepala Chandra. "Potong kambing dulu monyet! Main ganti-ganti nama orang aja, lagian lo sapah?! Ortunya?!"
Gata menarik lengan baju Jyan yang masih sibuk mengipasi dirinya, tanpa menghiraukan kedua manusia setengah iblis yang sedang bertengkar itu.
"Ga mau misahin? Panas banget tau, ditambah bacotan mereka makin menipis nih oksigen disekitar kita."
KAMU SEDANG MEMBACA
Gata dan Asa [✓]
Ficción General"Maaf..." Sekali lagi Gata mendengar suara di seberang sana gemetar, mata mereka pasti berlinang. Kedua kakaknya menangis, dan itu karena dirinya- -yang semakin mempertanyakan alasan dia dilahirkan ke dunia. "Setiap malam, angin-angin itu seolah b...