Siang itu sangat panas, Lengkara seolah tak terganggu dan masih bisa menyapu halaman depan rumah Kanigara bersaudara.
Gata yang baru bangun dari tidur siang itu pun melihat kakak yang paling imut menurutnya, sedang menyapu halaman.
Di cuaca seperti ini?!
Gata berjalan mendekati Lengkara yang asik bersenandung sambil menyapu halaman, "mas, panas gini kok sempet-sempetnya nyapu sih?"
Lengkara terkekeh, "mulai kotor, masa rumah bagus-bagus banyak sampah daunnya. Gak terlalu panas sih, asalkan aku enjoy kerjanya." Terangnya pada Gata yang sibuk mengipasinya dengan daun besar, Lengkara juga tidak tahu adiknya itu dapat daun darimana.
Gata mendengus, "nanti kalau sesak gimana? Mas jangan aneh-aneh deh, aku gak bisa pertolongan pertama."
"Iya-iya, nih udah nih." Lengkara meletakkan sapunya dan berjalan ke bangku didepan teras. Jangan lupakan Gata yang mengekor dibelakang.
"Inimah udah selesai! Emangnya pak Tono gak masuk kah? Kok bisa kamu yang nyapuin?" Seru Gata sembari menuangkan es sirop yang sudah disediakan oleh si mbok.
Lengkara menegak sirop dingin berperisa jeruk itu hingga tandas, panas juga ternyata ya.
"Oh, iya mas! Teman aku mau dateng, boleh kan? Ganggu mas gak?" tanya Gata saat momentumnya di rasa tepat.
Lengkara memiringkan kepalanya, "kenapa harus izin sama aku?" Tanya Lengkara bingung. Pasalnya dia sebelumnya adalah orang luar. Ini bukan rumahnya, lalu apa haknya untuk melarang adik sepupunya itu untuk mengundang teman kerumahnya sendiri?
Gata tergelak, kakak sepupunya ini terlalu santai. "Ya takutnyaa kamu keganggu sama aku dan teman-teman aku loh mas. Beneran kamu gak pa-pa?"
Lengkara mengangguk-angguk sembari menegak kembali es sirop yang sudah ia isi ulang. "Bawa aja gak pa-pa dek. Kalau ramai juga kamu pasti jadi senang kan? Mas senang kalau kamu senang."
GREB
"Mas manis banget, jangan buat aku berpaling dari mas Dama dan bang Jendra!" Seru Gata sambil membawa Lengkara pada pelukannya. Erat sekali sampai membuat es sirop yang masih berusaha Lengkara teguk berakhir ke hidung, alias Lengkara tersedak saudara-saudara.
"Uhuk! Uhuk! Iya dek, astaga! Kamu udah tau aku lagi minum main peluk-peluk aja."
Gata terkekeh lucu, kasian juga dilihat-lihat. "Hehe, maaf ya mas. Kalau gitu mas jangan lupa mandi, keringat mas banyak banget itu. Aku juga mau mandi terus tinggal tunggu mereka dateng deh!"
Lengkara mengangguk, "iya, nanti kalau kalian butuh sesuatu panggil aku aja ya? Aku siap bantu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Gata dan Asa [✓]
Ficción General"Maaf..." Sekali lagi Gata mendengar suara di seberang sana gemetar, mata mereka pasti berlinang. Kedua kakaknya menangis, dan itu karena dirinya- -yang semakin mempertanyakan alasan dia dilahirkan ke dunia. "Setiap malam, angin-angin itu seolah b...