6|The Apology

3.2K 447 14
                                    

"Growing up a little at a time, then all at once,
Everybody wants the best for you,
But you've gotta want it for yourself."

Secret from a Girl (Who's Seen it All) - Lorde

Mika hanya berharap satu telepon, paling tidak satu pesan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mika hanya berharap satu telepon, paling tidak satu pesan. Lalu, kenapa Lola malah datang dalam bentuk manusia langsung ke rumah Mika?

"Ibu ada urusan apa ke sini?" tanya Mika, melirik Lola takut-takut. Udara dingin berhembus membuat lengan Mika semakin merinding ketika mengenakan kaus lengan pendek saat mereka duduk di kursi teras. Lola menatap Mika beberapa saat sebelum merogoh tas, mengeluarkan sebuah amplop putih.

Jantung Mika mulai berdetak tak keruan, pikirannya meneriakkan ide buruk bahwa Lola menyerahkan surat pemecatan. Namun, setelah Mika buka isinya, ada dua lembar surat dan sebelum Mika sempat membaca isinya, Lola mulai bicara, "Pak John dengar soal saya yang batal ke kantor cabang, dokumen persiapan rapat yang belum sampai ke mejanya, dan ... kamu yang double role atas persetujuan saya."

Pandangan Mika mulai memindai tulisan dalam surat, yang ternyata adalah surat pemindahan tugas sementara untuk Lola dan surat penghentian peran ganda Mika sebagai manajer sales. "Tua bangka itu marahin saya," jelas Lola, lalu melanjutkan dengan suara yang menyerupai bisikan kesal, "bilang perempuan selalu bikin keputusan emosional."

"Ini ... Ibu jadi kepala regional sementara. Ibu turun pangkat?" tanya Mika, menahan tawa. Ia tidak mau berkomentar mengenai kalimat kedua Lola, yang mungkin tidak dimaksudkan untuk Mika dengar.

"Berisik. Pak John mau ngelatih orang dan dia ambil posisi saya untuk jadi acting director. Semaunya banget, sementang perusahaan punya dia." Lola menutup kembali tas dengan lambang merek kepala Medusa miliknya, kemudian berdiri. "Kamu siapin barang-barang buat minggu depan. Kita lumayan lama tugas di Bali, tiga bulan."

Hati Mika yang awalnya senang karena surat itu tidak berisi berita pemecatannya, berangsur terkejut ketika memahami maksud Lola. "Saya ikut Ibu ke Bali?"

"Terus kamu mau kerja jadi apa? Tugas kamu sebagai manajer sales udah dicabut sama Pak John." Lola melewatinya dan mengintip ke dalam rumah. Tak lama, terdengar sayup-sayup Lola, dengan ramahnya, pamit pada orangtua Mika, "Pak, Bu, saya pulang dulu. Sekali lagi, mohon maaf sudah ganggu malam-malam."

Meski dengan mata yang awalnya masih membaca surat, Mika memutar kepalanya perlahan ke arah pintu, Mika merasa aneh dengan sikap Lola. Bukannya baru saja Lola mengatai ayah kandungnya sendiri dengan 'Tua Bangka'?

Mika melihat Lola yang baru saja keluar dari rumahnya dan memutuskan untuk menemani Lola karena harus berjalan menuju lapangan parkir, tempat Pak Wana memarkirkan mobil Lola. Jalan depan rumah Mika memang tidak sesempit gang pejalan kaki, tetapi karena hanya muat satu mobil dengan jalan buntu, hanya mobil penghuni jalan yang boleh masuk.

The Man ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang