"You, with your words like knives and swords and weapons that you use against me,
You have knocked me off my feet again,
Got me feeling like I'm nothing."Mean - Taylor Swift
Suara air yang mengalir dari keran terhenti saat Mika belum selesai membasuh wajah. Kantung mata begitu tebal menggelayut, membuat Mika terlihat seperti burung hantu. Belum lagi matanya yang terlihat lelah, seakan bisa terpejam kapan saja dan baru terbuka keesokan harinya.
Baru empat hari kerja Mika menduduki posisi rangkap sebagai manajer sales dan sekretaris Lola. Di antaranya, dua malam Mika hampir tidak tidur. Semua pekerjaan Diane yang harus Mika telah kembali sesuai dengan histori yang ada, belum lagi otaknya tetap harus menyetel alarm pengingat jadwal Lola. Ketika Lola harus pergi ke luar kantor di mana Mika pun harus ikut serta sebagai sekretaris, pekerjaannya sebagai manajer sales sementara menjadi terbengkalai. Begitu pun sebaliknya, ketika Mika harus bertemu dengan karyawan bagian sales atau ada pertemuan yang diwajibkan karena jabatannya, pekerjaan Mika sebagai sekretaris menjadi terbengkalai.
Akhirnya, untuk menyelesaikan semua itu, Mika lembur. Dua hari di mana Mika hampir tidak tidur adalah ketika waktu lemburnya tidak cukup dan Mika harus melanjutkan semuanya di rumah. Abang Mika sempat bercanda bahwa Mika terlihat seperti zombi dan mengatakan bahwa begitulah hidup sebagai budak korporat. Ibu dan ayah Mika menyetujui, lalu mulai membandingkan abangnya yang lebih memiliki waktu luang sebagai PNS.
Hampir terlelap sambil berdiri karena toilet kantor begitu senyap dan suhu ruangan yang dingin, Mika menampar pelan pipinya. Ia tidak mau kesempatan mendapat bonus terlewatkan begitu saja, bonus yang cukup untuk melunasi PS5 beserta memori tambahan untuk konsolnya.
"Semangat, Mika!" ujarnya pada bayangan di dalam cermin dengan senyum yang dipaksakan dan akhirnya mengembuskan napas lelah. Pria berumur di penghujung dua puluh itu berjalan gontai keluar dari toilet, kembali menuju meja sementara hampir seluruh otot dan kesadarannya menuntut istirahat.
Namun, saat Mika kembali ke meja, tumpukan dokumen—yang seharusnya sudah berkurang setengah—kembali menggunung. Melihat map yang dipakai adalah map berwarna bening dan bukan standar perusahaan untuk dokumen resmi, berarti dokumen-dokumen itu adalah draf milik Lola yang diminta untuk Mika periksa.
Mika mengambil tumpukan dokumen dalam map bening itu dan membawanya ke ruangan Lola. Setelah mengetuk pintu, Mika mempersilakan dirinya masuk dan bertanya, "Ini perlu untuk kapan, Bu?"
"Secepatnya," Lola menjawab dengan lugas tanpa mengalihkan pandangannya dari laptop. Baru saja akan menerima nasib, sepasang mata Mika menangkap tulisan di dokumen yang paling atas yang ia pegang dan tanggal yang tertera adalah minggu depan. "Bu, ini dokumen buat minggu depan, bisa mulai lusa aja saya kerjainnya?"
Jari-jari Lola terlihat berhenti dan pandangannya pun perlahan naik. "Kerjaan yang saya kasih sebelumnya udah beres, kan?"
Mengangguk, Mika kemudian menjelaskan, "Iya, udah selesai, tapi saya masih ada kerjaan bagian sales, Bu. Harus siapin juga brief buat meeting lusa sama Pak John dan sama Ibu."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Man ✔
ChickLitHampir tiga tahun menjadi sekretaris direktur muda di perusahaannya, Mikael tidak sengaja menyaksikan sang bos, yang selama ini dikenalnya galak dan tidak berperasaan, patah hati. Mengambil hal itu sebagai kesempatan untuk mengubah sifat Lola sang d...