18|The Kaleidoscope

2.1K 280 2
                                    

"You squeeze my hand three times in the back of the taxi,
I can tell that it's gonna be a long road.
I'll be there if you're the toast of the town, babe,
Or if you strike out and you're crawling home.

Don't read the last page,
But I stay when it's hard, or it's wrong, or we're making mistakes.
I want your midnights,
But I'll be cleaning up bottles with you on New Year's Day."

New Year's Day - Taylor Swift

New Year's Day - Taylor Swift

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lola."

Mata wanita di hadapannya beralih kembali pada Yūya setelah menatap kursi dalam bilik kosong di luar kantornya beberapa lama. Semenjak berita Lola memiliki hubungan dengan sekretarisnya, sekretaris Lola—Mikael—mengajukan dua hari cuti.

Sudah lama Yūya tidak melihat wanita yang bisa menggerakkan hatinya memiliki ekspresi wajah seperti itu, yang hanya ditunjukkan Lola ketika sedang bertengkar dengan orang yang dicintai. Semakin terasa asing ketika bukan Yūya yang menjadi penyebabnya. Kemungkinan Lola dan Mikael bertengkar, entah karena apa. "Saya ingin tahu kamu kenapa ...."

But I already knew.

"Bukan apa-apa," jawab Lola pelan, memberikan senyum kecil yang tidak sampai ke mata coklatnya. Yūya, yang kantornya masih direnovasi, baru bisa menempati ruangannya besok dan Lola menawarkan kantornya untuk dibagi sementara. Sebenarnya ada ruangan kosong, tentu saja. Namun, Yūya dengan senang hati menerima tawaran Lola dan John pun tidak melarang. Walau begitu, pemandangan Lola yang sedang sedih bukanlah hal yang Yūya harapkan untuk dilihat seharian ini.

Perasaannya untuk Lola memang masih seperti sebelumnya, menyibukkan diri dengan perusahaan yang baru dirintis selagi menyelesaikan studi MBA adalah pelarian untuk Yūya agar tidak menuntut hubungan yang lebih lanjut dengan Lola. John adalah satu-satunya keluarga Lola yang tersisa, tidak mendapatkan restu adalah hal yang besar dalam hubungan mereka ini sementara Yūya tidak ingin memalsukan diri untuk mempercayai sesuatu yang selama ini tidak ada di hidupnya.

Mereka pun berpisah, karena untuk saat itu adalah hal yang dirasa tepat meski rasa sakit di dada Yūya seakan menyebar ke seluruh tubuh saat melihat Lola keluar dari rumah mereka dengan dua koper besar di tangan. Rumah yang Yūya akui pada Lola sudah ia jual meski kepemilikannya masih dipegang Yūya hingga hari ini.

Siapa yang tahu restu itu datang di kemudian hari, saat John merasa pilihan terbaik untuk anaknya adalah ia seorang. Di dalam waktu yang menghimpit, Yūya adalah orang yang dipilih langsung oleh ayah Lola setelah sebelumnya tidak diberi restu. Yūya kelewat senang, permintaan John adalah salah satu penghargaan terbesar dalam hidup Yūya, untuk pantas untuk bersanding dengan Lola. Namun, semenjak euforia hilang setelah menerima telepon dari John dua bulan lalu mengenai permintaan pria itu, Yūya merasa ragu. Kemudian terjawab alasannya karena bukan lagi nama Yūya yang tergurat di hati Lola. Mereka hanya kisah lama di dalam pikiran wanita yang Yūya cintai.

The Man ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang