gadis orakan anak dari park Chanyeol pemilik perusahaan terbesar dikorea memiliki bodyguard dengan segala kharisma nya apakah sanggup menjadi penjaga gadis itu.
Jiyeon yang saat ini sedang didandani beberapa pelayan mengaduh karena rambutnya tertarik dengan salah satu pelayannya.
"M-maaf nona saya tidak sengaja.
"Kau pikir sekarang kau sedang mengikat rambut siapa sampai sekeras itu heh? Sampai tercabut beberapa helai begitu.
Brakk plak
"Agkhh nona maafkan saya.
"Kau dipecat.
"Nona, saya mohon maafkan saya nona saya butuh pekerjaan ini.
"Minggir.
"Nona, maafkan saya nona.
Brakk
Semua pelayan yang ada dikamar putri dari park Chanyeol itu terkejut melihat nona mereka mendorong kasar pelayan yang tadi bertugas merapikan rambut sang nona sekasar apapun nonanya itu mereka belum pernah melihat sang nona bermain fisik semua hanya menunduk sampai pintu kamar terbuka menampilkan kepala pelayan dan sang tuan besar mereka.
"Ada apa ini? Yeon?
Jiyeon tidak menjawab hanya pergi tanpa menyauti sang ayah.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Chanyeol terus memperhatikan putrinya yang duduk bersamanya di kursi belakang putrinya itu terus menatap keluar jendela menatapi jalanan.
"Kita sedang menuju keacara pertunanganmu dengan putra paman bang Jiyeon jangan pasang wajah masam seperti itu.
"Cukup acuhkan aku pa aku sedang tidak mood.
"Papa mau tanya kenapa pelayan di rumah hampir habis kamu pecat ?
"Mereka selalu buat kesalahan dan berisik.
Chanyeol hanya menghela nafas kenapa putrinya kembali bersikap buruk seperti dulu susah diatur dan keras kepala, Chanyeol memijat pelipisnya penat apa hanya pria itu yang bisa menjinakkan putrinya.
Setelah sampai meraka Jiyeon melihat keseliling restoran tidak ada penampakan paman dan bibi yang dia kenal yang sedang mereka temui malam ini dengan kata lain mereka sampai lebih dulu Chanyeol menarik kursi disebalahnya mengisyaratkan putrinya untuk duduk.
"Sebentar lagi mereka akan sampai jangan membuat keonaran.
Yang diajak bicara hanya menunduk membuat Chanyeol menatap lelah putrinya itu, tanpa menunggu lama keluar bang sampai begitupun dengan putra mereka Chanyeol yang melihat anak muda itu menghembuskan nafasnya lega.
"Apa menunggu sudah lama maaf yeol.
"Tida, tidak kami juga baru sampai ayo silahkan duduk.
Semuanya menatap Jiyeon yang ikut bangkit tapi tidak menatap keluarga yang akan menjadi kelurganya itu dalam waktu dekat itu Chanyeol menggeleng kan kepalanya membuat bang yongguk tertawa mereka memang cukup mengenal putri dari sahabatnya itu jadi mereka biasa saja.
