gadis orakan anak dari park Chanyeol pemilik perusahaan terbesar dikorea memiliki bodyguard dengan segala kharisma nya apakah sanggup menjadi penjaga gadis itu.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Ahghh chann.
Jiyeon mendorong pelan tubuh chan yang ada diatasnya saat ini dia mendatangi chan kekantor sudah menjadi rutinitas barunya kalau awal kehamilannya sangat membenci chan bahkan sampai muntah jika berdekatan dengan suaminya itu tapi beda lagi setelah kehamilannya berumur 4 bulan seperti sekarang.
Jiyeon menjadi sangat manja pada suaminya itu selalu ingin bersama chan kemanapun suaminya pergi jiyeon selalu ikut hanya ketika chan buang air besar jiyeon tidak ikut.
Bahkan chan harus menyerahkan pekerjaan yang berada diluar kota dan luar negeri pada sahabatnya karena jiyeon tidak mau ditinggal kalau dibawa chan takut istri dan anaknya kenapa-kenapa, hormon jiyeon juga sangat besar saat hamil jiyeon akan mengajak chan melakukannya dimanapun dia mau seperti sekarang mereka masih dikantor milik chan.
"Kenapa apa saya menindihnya ?sayang chuu
Chan mencium kedua kelopak terpejam sang istri jujur chan selalu terpancing jika jiyeon menginginkan dirinya seperti ini sampai chan pernah lupa dengan perut buncit sang istri dan bermain cukup kasar dan Sekarang jiyeon mengaduh dibawahnya chan khawatir telah menindih bayinya didalam sana tanpa dia sadari.
"Chan ini pertama kali dia bergerak.
Ucap jiyeon tersenyum setelah membuka matanya.
"Benarkah, sepertinya anak papa marah karena papa hanya memanjakan ibunya.
Chan mengangkat jiyeon yang sedang berbaring menjadi duduk dipangkuannya dan mensejajarkan wajahnya dengan perut sang istri terus menciumi permukaan perut jiyeon membuat yang punya kegelian.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Chan ayo bangun.... Bangchannn...
Chan bangun dari tidurnya dan mengambil jam yang ada dinas kamar mereka menunjukkan pukul 12 malam chan duduk menatap istrinya yang masih rebahan.
"Kenapa sayang ada yang kamu inginkan?
Chan yang paham keinginan nya jiyeon lekas mengangguk.
"Boleh aku makan ramen tiba-tiba aku mau makan itu.
Chan tanpak berpikir kalau dia buatkan dirumah makanan itu tidak sehat untuk istrinya kalau beli diluar apa ada yang masih buka dijam selarut ini.
Chan mengusap kepala sang istri dan tersenyum.
"Kalau saya masak pakai mie yang didapur gak bagus untuk ibu hamil, tunggu saya belikan diluar ya.
"Ga ini udah larut banget chan masak yang ada didapur aja kalau kamu kenapa-kenapa misalnya di begal gimana.
Chan terkikik geli ketika jiyeon setengah bangun memeluknya dan menggeleng-geleng di dada lebarnya.
"Makan yang pelan masih panas sayang.
"Kamu ga ikut makan?
"Gak, liat kalian makan saya merasa kenyang.
Chan tersenyum membuat jiyeon mendengus suaminya itu memang tidak bisa makan dijam-jam sudah larut seperti ini.
"Apa setiap ibu hamil akan terlihat cantik dan menggemaskan seperti kamu sayang?
Jiyeon balik menatap chan yang sedari tadi terus menatapnya.
"Kamu jangan ngeledek ya chan aku tau aku sekarang gendutan.
Chuu
"Kamu cantik tambah berisi gini i love you sayang.
Jiyeon merasa wajahnya menjadi panas kenapa akhir-akhir ini chan suka sekali menyatakan cintanya membuatnya salting saja.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Chan buatin susu sama ambilin kue.
Titah jiyeon pada suaminya yang masih berkutat dengan dapur.
"Iya tunggu disana saya buatin susunya dulu.
"Chan aku mau jus semangka.
"Chan yang baru mau menyuapkan nasi kemulutnya kembali tertahan padahal istrinya itu sudah menghabiskan susu dan kue kering tapi sekarang minta dibuatkan jus lagi tapi siapa dirinya berani menolak permintaan istri buncit tersayangnya itu.
"Tunggu saya potong semangkanya dulu sayang.
"Makasih.
Chan mengusap rambut istrinya itu setelah mengantarkan gelas berisi jus yang jiyeon inginkan tadi chan kembali kedapur menuntaskan sarapannya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
