Happy Reading.......
Maaf typo. 🍑🌹
~~~~~~~~
Namanya Arjuan, atau biasa dipanggil Juan atupun Juju. Pemuda tampan baik hati rajin kecuali masuk ke kelas alias suka membolos sekarang ini tengah berjalan mengendap ngendap menuju ke kantin karena datang terlambat. Daripada masuk kelas dan malah dihukum lebih baik dia menemani mbak Baby, penjual nasi goreng cantik di kantin sekolahnya.
Juan meletakkan tas nya di kursi kemudian menghampiri mbak Baby dengan senyum kelewatan lebar. "Mbak Baby ekhem makin cantik aja nih. Juan mau nasgor spesialnya boleh?"
Mbak Baby hanya menggeleng pelan melihat gelagat Juan yang terlihat santai walaupun semua murid sudah masuk ke kelas. Dia sudah hafal jika Juan akan membolos dan menjadikan kantin sebagai tempatnya.
"Boleh, sana duduk nanti mbak anterin"
"Makasih" Juan mengedipkan sebelah matanya. Siapa yang akan menolak pesonannya? Tidak ada, kecuali pria tentu saja.
"Anjing!" Juan dengan cepat bersembunyi di bawah meja sampai dagunya teratuk saat melihat pak Abdul memasuki kantin.
"Udah keluar belum sih itu pakmil" Juan menunduk sambil mengelus dagunya. Bisa gawat jika dirinya ketauan berada di kantin saat jam pelajaran.
"Pak Abdul udah keluar Ju. Ini nasi gorengnya"
Juan menyembulkan kepala kemudian duduk dengan hela nafas lega. Dia sungguh malas jika harus berurusan dengan guru itu. "Untung nggak ketauan. Bisa makan tenang kan gue"
"Bismillah dulu bismillah"
"Kamu teh tolol pisan" Juan menyendok nasi gorengnya kembali sambil menatap Yudis yang mengunyah dengan santai.
"Gue tebak. Lo telat gara gara eek lo keras kan Ju?"
"Taik. Gue lagi makan njem" Kesal Juan kepada Yudis yang meminum susu kalengnya.
Yudis mengangkat bahu acuh dan menatap Juan yanga makan dengan lahap. "Masuk kelas nggak?"
"Ogah, males gue nanti dihukum"
"Oke nggak usah masuk" ucap Yudis lalu mengambil alih sendok Juan.
Juan mengambil susu milik Yudis namun tangannya langsung di tampik oleh seseorang. "Woy anj-"
"Apa hah? Mau anjing anjingin bapak?"
"Hehehe pak" Juan melipat tangannya dimeja sambil tersenyum.
"Kalian tuh emang nggak ada kapok kapoknya ya-" Pak Abdul menggeleng miris. Sudah bosan dengan kelakuan 2 muridnya di depannya ini. "-Hormat di bawah matahari atau bersihin toilet? Pilih salah satu"
"Hormat matahari? Syirik lho pak. Nggak takut dosa apa" cerca Yudis dan langsung meringis saat pak Abdul menjewer telinganya.
"Hormat tigapuluh menit terus bersihin semua toilet kelas sebelas. Ayo" pak Abdul dengan sekuat tenaga menarik Juan dan Yudis pergi keluar kantin untuk melaksanakan hukuman darinya.
"Ya ampun pak saya belum minum ini pak. Nanti kalau malaikat Izrail nyolek saya gimana? Itu tadi juga belum dibayar masa saya ngutang lagi"
Yudis melirik Juan mengangguk. "Susu saya juga belum habis pak. Mubazir, mbah buyut saya pernah bilang-"
"I don't care man"
Hm, yasudah.
•••••••••••••••••••••
"Sekian terima kasih"
"Keren Mar-" Asta tersenyum lebar kemudian menepuk bahu Damar. Temannya satu ini benar benar bisa diandalkan. Dia menutup bukunya lalu melirik jam di dinding kelas. "-Udah jam istirahat, ibu nggak keluar?"
KAMU SEDANG MEMBACA
PAPA JUAN (HIATUS!)
Teen FictionHIATUS!! Arjuan tidak menyangka jika pertemuannya dengan wanita yang dia kira gadis lajang membuatnya pusing tujuh keliling karena dua anak kembar yang memanggilnya papa. Hei, dirinya masih remaja yang duduk di bangku SMA. Kenapa bisa si kembar itu...