Happy Reading.......
Maaf typo. 🍑🌹
~~~~~~~~~~~~
Setelah insiden dirinya mencium hidung Anna yang di balas cubitan di pipi, Juan kini sedang bermain gitar milik Farhan sambil memperhatikan Daren dan Darel yang sibuk dengan buku milik mereka masing masing.
"Pinter ya kalian" Juan memperhatikan keduanya yang sedang mengerjakan pertambahan. Dia dulu saat belajar saja harus di pangku papanya supaya tidak kabur.
"Hm mereka kalau belajar cepet nangkepnya. Gue aja kaget waktu pertama kali ngajarin mereka–" Farhan menguap lalu menatap Juan yang mengangguk paham. "–Beda banget sama gue dulu"
"Pffftt sama lah kita"
"Papa liat"
Juan menatap Darel yang memperlihatkan jari tangan kepadanya. "Sepuluh kan?"
"No no. Ini namanya jali bukan sepulu"
Farhan terbahak melihat ekspresi Juan lalu adu tos dengan Darel yang tersenyum memperhatikan gigi gigi kecilnya. "Pinter"
"Mau gue lawan tapi ini anak kecil" Juan mendengus saat Farhan terkekeh mengejek dirinya.
"Udah ah gue mau tidur. Lo jagain mereka berdua"
"Bohong banget–" Juan menatap Farhan yang pergi ke kamar lalu mendekati Daren setelah meletakan gitar di sofa. "–Kalian nggak ngantuk?"
"Dalel ngantuk"
"Yaudah ayo tidur–" Juan memperhatikan Daren yang menggeleng tanpa mengalihkan pandangnya dari buku. "–Kenapa? Daren belum ngantuk?"
"Kata papa Daren harus rajin belajar. Darel juga" Daren menguap lalu menghitung jarinya untuk menjawab soal di bukunya.
"Kata papa? Maksudnya–"
"Daren Darel ayo tidur"
Anna datang sambil menyepol rambutnya asal kemudian membereskan buku milik mereka berdua. Dia menatap Daren yang menggeleng sambil menahan bukunya lalu menghela nafas pelan.
"Tidur kak. Besok kalau sekolahnya telat gimana? Mau dihukum kamu?"
"Nggak mau–" Daren mengucek matanya lalu beranjak memeluk Juan. "–Ayo tidur"
Anna menyimpan buku tersebut di samping TV lalu mengekori Juan yang menggendong keduanya sambil terkekeh kecil saat melihat Darel yang menatapnya satu dengan bibir yang mengerucut.
"Tidur ya"
"Papa sini" pinta Darel saat melihat Juan yang hanya berdiri di samping tempat tidur.
Juan berbaring di samping Darel dan tersenyum saat anak itu beringsut mendekatinya. "Oh iya, nanti kalian mau nggak liat pertandingan basket?"
Daren melepas pelukannya dari Anna dan menatap Juan antusias. "Mau mau mau!"
"Dalel ikut" Darel mengangkat tangannya kemudian memeluk Juan kembali.
"Dimana?"
"Sekolah. Gue yang main–" Juan tersenyum sambil menaikan alisnya bangga kepada Anna yang menatapnya malas. "–Dateng ya"
"Iya"
Juan menatap Anna setelah 15 menit mereka sama sama diam. Daren dan Darel juga sepertinya sudah tertidur pulas.
"Na"
"Hm"
"Disini ada tokek nggak?'
Juan terkekeh saat Anna meliriknya singkat lalu menatap langit langit kamar. "Kenapa nggak bilang kalau tante Amara sering kesini cuma buat mau ketemu sama gue?"
KAMU SEDANG MEMBACA
PAPA JUAN (HIATUS!)
Teen FictionHIATUS!! Arjuan tidak menyangka jika pertemuannya dengan wanita yang dia kira gadis lajang membuatnya pusing tujuh keliling karena dua anak kembar yang memanggilnya papa. Hei, dirinya masih remaja yang duduk di bangku SMA. Kenapa bisa si kembar itu...