Happy Reading..............
Maaf typo. 🍑🌹
⠀
~~~~~~~~~~~~~~~~~"Sampai"
Juan menghela nafas dan membantu keduanya turun dari motor lalu terkekeh melihat wajah dua bocah di depannya yang penuh dengan coretan bedak.
"Akhirnya pulang jug- ya Tuhan Juan! Kamu apain mereka hah?" Syana membelalakkan mata terkejut melihat keadaan Daren dan Darel jauh dari kata rapi dengan coretan putih dan kumis kucing di kedua pipi mereka.
"Nakal ya. Kamu apain mereka?"
"Awh ma sakit-" Juan memegang tangan mamanya yang menarik telinganya dengan kuat. Bisa lepas telinganya nanti. "-Lepasin dulu telinganya. Sakit"
"Ada ada aja kamu tuh. Ck"
"Ada apa-" Anna terbengong melihat keadaan anaknya dan Juan yang tengah di jewer oleh Syana. Dia berdehem dan mencoba menahan tawanya agar tidak meledak begitu saja. "-Kalian tadi ngapain sampai cemong kayak gini?"
"Tadi kita ke lumah kak Asta ma. Telus main main gitu telus yang kalah halus di colet telus Dalen sama Dalel kan kalah jadi di colet gini" jelas Darel membuat Juan tertawa bahkan pantatnya sampai di tampar oleh mamanya.
"Daren tadi menang kok ma. Tapi cuma sekali"
Anna tersenyum dan mengelus pipi kedua anaknya secara bergantian. "Sekarang mandi ya. Nanti kalau malem malem tambah dingin"
"He'em/Oke"
Juan mengulas senyum melihat ketiganya yang berjalan masuk ke rumah lalu menatap mamanya yang juga menatapnya. "Apa ma?"
"Mandi Arjuan"
Nyut
"Awh ma!"
Setelah menyelesaikan acara mandinya dengan rusuh karena Daren dan Darel sempat merecokinya Juan sekarang tengah menyalin jawaban yang dikirim oleh Damar. Dia lupa dan untungnya temannya itu sangat pengertian karena jika tidak di kerjakan sudah di pastikan dirinya akan mendapat hukuman.
"Bro?"
Juan menatap papanya yang berdiri di depan pintu lalu kembali fokus ke buku dan juga ponselnya. "Apa?"
"Makan malam"
"Yoi-" Juan beranjak dari duduknya dan berjalan mendekati papanya yang tiba tiba merangkul dirinya. "-Om jangan om!"
"Kebiasaan-" Mario sedikit mengeratkan rangkulannya kepada Juan yang malah tertawa. "-Nggak kerasa udah gede aja kamu. Hampir sama juga tingginya"
"Om-"
"Jangan mulai Arjuan" sentak Maruo yang lagi lagi membuat Juan tertawa puas. Juan sangat tidak bisa diajak berbicara serius jika sifat jahilnya keluar.
"Dalel kenyang"
Semua orang yang berada di meja makan menatap Darel yang memegangi perutnya yang agak membuncit tak terkecuali Juan yang sedang menambah nasi ke piringnya.
"Itu sosisnya di makan nggak?"
"Kenyang"
Juan yang ingin mengambil sosis di piring Darel mengaduh saat Daren meyentil tangannya. "Kenapa?"
"Sosisnya punya Daren. Papa makan wortel ini aja" Daren mengambil sosis milik Darel lalu memindahkan beberapa wortel dari piringnya ke piring Juan.
"Daren" peringat Anna kepada anaknya itu saat melihat wajah Juan yang berubah masam.
"Nggak papa Na. Juan waktu kecil dulu udah pernah mabok sosis"
"Satu wadah besar hampir habis gara gara di cemilin sama dia. Untung sempet ketauan" Syana menggeleng mengingat kelakuan Juan dulu. Selalu sukses membuatnya pusing.
KAMU SEDANG MEMBACA
PAPA JUAN (HIATUS!)
Teen FictionHIATUS!! Arjuan tidak menyangka jika pertemuannya dengan wanita yang dia kira gadis lajang membuatnya pusing tujuh keliling karena dua anak kembar yang memanggilnya papa. Hei, dirinya masih remaja yang duduk di bangku SMA. Kenapa bisa si kembar itu...