PAPA JUAN 26

1.9K 115 9
                                    

Happy Reading...........

Maaf typo. 🍑🌹

~~~~~~~~~~~~~

Bian mengusap keringat di dahinya ke punggung Damar yang baru naik ke motor mereka. Hari pertamanya sekolah sangat berkesan karena harus berdiri di bawah terik matahari dan hormat kearah bendera.

"Seru nggak Bi?"

"Hm" sahut Bian dan terkekeh melihat Asta yang di jewer oleh Yudis.

"Gara gara lo ngobrol sama adek kelas kita jadi ketauan pak Abdul. Keranjang banget mata lo" cerca Yudis sambil memiting kepala Asta.

"Terus Yud terus" kompor Juan lalu menjilat sudut bibirnya yang terkena saos cilok. Mereka tadi di hukum pak Abdul karena kesalahan Asta.

"Udah anjing! Gue ketekin mampus lo" ucap Asta dan mengunci pergerakan Yudis sehingga mereka terlihat seperti berpelukan.

Danar melirik Bian dari kaca spion motor. Kembarannya itu masih mengusap keringat di bajunya tanpa rasa bersalah sedikit pun. "Kita duluan ya"

"Buru buru banget"

"Ada urusan" Bian mengangkat tangan kearah Juan dan mengacungkan jempol ke pada Yudis dan juga Asta.

"Tau nggak Ju? Si Keyla lebih happy gara gara bisa satu sekolah sama ayangnya. Masa–"

"Eksekusi Yud"

"Laksanakan"

Juan memakai helmnya dan melirik Yudis dan Asta yang saling adu pukul dengan candaan. "Pulang pulang"

"Juanjing–" Asta menatap kepergian Juan kemudian memegang tangan Yudis yang bertengger di dadanya. "–Tidak! Jangan nodai dadaku dengan remas– bangsat!"

"Dada lo kok gede Ta?" tanya Yudis lalu memegang dadanya sendiri tanpa memperdulikan beberapa orang yang menatapnya aneh.

"Nge gym tolol"

••••••••••••••••••••

Juan melepas helmnya dan bersiul kepada Anna yang baru saja keluar dari rumah. Anna sendiri hanya mendengus dan mengambil cangkir kopi di meja teras kemudian berlalu masuk tanpa memperdulikan keberadaan Juan.

"Lah, kenapa sih?" gumam Juan dan melirik Vandres yang duduk dengan tenang. Hari ini hantu itu tidak ikut dengannya ke sekolah. Entahlah, mungkin karena Anna berada di rumahnya.

"Tanya saja sendiri"

Juan mengangkat bahu acuh dan menghampiri Anna ke dalam. Dia menghentikan langkahnya saat melihat mamanya duduk di depan tv. "Selamat siang. Juan pulang"

"Siang"

"Kembar mana?" tanya Juan sambil mencium tangan Syana.

"Main di kamar tadi. Mungkin ketiduran" Syana menatap putranya yang mengangguk dan pergi menuju dapur. Tumben sekali, biasanya anak itu akan pergi ke kamar terlebih dahulu.

Juan memperhatikan Anna yang sedang memunggunginya. Dia meletakkan tasnya di meja dan bersender memperhatikan Anna di sebelah wanita itu.

"Kenapa sih?"

"Apa?" tanya Anna dengan acuh.

Juan menghela nafas dengan frustasi. Benar kata papanya mereka harus ekstra sabar dengan sifat perempuan yang menginginkan kita untuk sadar dimana kesalahan diri kita sendiri.

"Yaudah kamu maunya apa?"

Anna tersentak mendengar pertanyaan Juan yang terdengar lembut. Dia mematikan kran air lalu mundur beberapa langkah dari Juan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 27, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PAPA JUAN (HIATUS!) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang