Happy Reading........
Maaf typo. 🍑🌹
~~~~~~~~~~~~~
Anna menatap kedua anaknya yang masih sesegukan sambil memakan semangka. Dia heran, padahal dia tidak terlalu suka dengan buah berbiji kecil tersebut tapi mereka memakannya seperti makanan pokok.
"Udah ya jangan nangis lagi"
"Huweeeee"
Anna menghela nafas kemudian duduk di hadapan mereka. Mereka menangis hanya karena Sam tadi berpamitan akan tinggal di Belanda setelah menikah seminggu yang lalu. Bahkan mereka berdua tadi sempat menahan Sam yang ingin pergi walaupun istri Sam sudah membujuknya dengan berbagai cara.
"Adek kenapa nangis lagi?"
Darel mengunyah semangkanya walaupun tangisannya belum berhenti. "Nanti kalau Dalel kangen om Sam gimana? Telus yang beliin mainan lagi siapa?"
"Hu'um. Om Sam kenapa harus pindah mama?" rajuk Daren sambil menunjukkan ekspresi sedihnya. Dia benar benar tidak mau berjauhan dengan om kesayangannya itu.
Anna berdecak kecil mendengarnya. Sayang sekali mereka dengan Sam. "Ya kan om Sam pengen tinggal di sana sayang"
"Tapi-"
Anna menaikkan satu alisnya saat Daren berhenti berucap dan malah fokus dengan semangkanya. "Tapi apa?"
"Tapi kenapa om Sam pengen tinggal di sana? Nanti kalau om Sam kangen sama kita gimana?"
"Pede banget. Om Sam nggak akan kangen sama kalian pasti bakalan lup-" Anna terkikik ketika keduanya dengan kompak menangis kembali. "-Ssssttt udah ah mama nggak serius. Nanti kan kita bisa telpon om Sam kalau kangen"
"Benelan?"
"Iya" Anna tersenyum sambil mengusap air mata di pipi kedua anaknya. Tidak heran jika mereka seperi ini karena sedari kecil sangat dekat dengan Sam.
"Abis ini siap siap ya kita ke makam papa. Udah lama kan kalian nggak kesana?"
Daren meletakkan kulit semangka di piring dan menatap mamanya dengan bibir yang mengerucut kecil. "Papa mati lagi?"
Salsa yang baru datang langsung tersedak kopi yang dia minum. Dia mengusap bibirnya lalu duduk di samping Anna yang melirik nya.
"Dengerin mama-" Anna mengusap kepala Daren dan Darel. Sepertinya dia harus menjelaskannya dengan pelan pelan. "-Bukan papa Juan yang sering ke sini sayang. Tapi papa Vandres papa kandung kalian"
"Papa ada dua ma?" tanya Darel sambil mengangkat dua jarinya.
"Astaga nggak gitu konsepnya Darel" sahut Salsa sambil mencubit pipi Darel.
Anna tersenyum maklum. Dia sudah menduga pasti sulit menjelaskan kepada mereka. Tapi tak apa pasti lama kelamaan mereka akan mengerti.
"Nggak. Papa kalian cuma papa Vandres papa Juan itu cuma mirip sama papa kalian. Udah ya, kalau emang kalian nggak mau ikut mama tinggal"
"Mau ikut!" sahut Daren dengan Darel yang mengangguk antusias.
"Farhan ikut nggak Na?"
"Dia kerja kelompok-" Anna menatap. Salsa yang mengangguk lalu beralih menatap kepada kedua anaknya. "-Kakak adek mandi sama tante Salsa ya"
"Hu'um"
"Iya"
Setelah bersiap dan menempuh beberapa menit akhirnya mereka sampai di area pemakaman. Untung saja Salsa bisa mengendarai mobil jadi Anna tidak harus mengeluarkan uang untuk memesan taksi.
KAMU SEDANG MEMBACA
PAPA JUAN (HIATUS!)
Teen FictionHIATUS!! Arjuan tidak menyangka jika pertemuannya dengan wanita yang dia kira gadis lajang membuatnya pusing tujuh keliling karena dua anak kembar yang memanggilnya papa. Hei, dirinya masih remaja yang duduk di bangku SMA. Kenapa bisa si kembar itu...