Happy Reading........
Maaf typo. 🍑🌹
~~~~~~~~~~~~~
Juan berjalan dengan santai di belakang Yudis yang belum menyadari keberadaannya. Dia sedikit mendekat kemudian meraba leher Yudis dengan sensual.
"HEH!"
Juan tertawa melihat raut wajah Yudis yang sangat syok. Leher Yudis sangat sensitif jadi temannya itu sangat benci jika ada orang yang menyentuh lehernya.
"Sinting! Kalau cewek udah gue cipok lo"
"Sini sini sini–" Juan meraih kepala Yudis sambil memajukan bibirnya. Dia terkekeh ketika Yudis memasang kuda kuda lalu menatap Farhan yang berdiri di depan kelas. "–Farhan!"
"Nah cipok tuh si Farhan"
"Lo aja sini"
"Geli bangsat!" ucap Yudis lalu mendorong Juan ke depan.
"Kenapa lo?" tanya Farhan melihat Juan yang duduk lesehan di sampingnya.
"Duduk lah bego. Oh iya gimana kabarnya tante Amara?"
Waktu itu setelah wanita yang dia ketahui adalah ibu Vandres tersadar dari pingsannya dengan reflek wanita itu langsung memeluk dirinya sambil menangis. Sedikit ada kekacauan juga karena wanita itu kekeh menganggap dirinya Vandres .
"Baik baik aja. Tapi ya sekarang dia lebih sering ke apartemen supaya bisa ketemu sama lo lagi"
Juan menghela nafas tak percaya mendengar ucapan Farhan. Memang setelah kejadian itu dirinya tidak pernah pergi ke tempat Anna karena kesibukannya yang akhir akhir ini sangat menyita banyak waktu.
"Tante Amara siapa?"
"Nyokap nya Vandres–" Juan melirik Vandres dengan ekor matanya. Dia kira perkataan hantu itu tadi malam yang ingin ikut dengannya ke sekolah hanya omong kosong belaka. "–Bilangin deh Han jangan capek capek apalagi mikirin yang nggak nggak"
"Dia syok Ju liat lo?"
"Hm"
"HOI JU! NGENES AMAT LO"
Mereka bertiga menatap Asta yang di seret oleh Damar. Yudis menggeleng laku menunjuk Asta yang sudah berada di depannya. "Kenapa sih lo?"
"Damar nih yang kenapa. Orang mau ke kelasnya Marisa malah di seret kayak gini"
"Gue benci perselingkuhan"
Asta menepuk bibir Damar dan mencibir saat temannya itu mengusap bibir dengan kasar. Padahal tangannya bersih dan wangi sabun bayi.
"Selingkuh selingkuh. Makan nih tangan gue bekas cebok tadi pagi"
"Jijik Mar jijik" seru Yudis sambil tertawa melihat Damar yang menahan tangan Asta.
"Pantas saja kamu aneh. Temanmu saja seperti ini"
Juan mendengus melihat Vandres yang langsung menghilang begitu saja. Sudah berapa kali dia di katai oleh hantu itu.
"Ayo ke kelas"
"Duluan Yud nanti gue nyusul"
"Oke. Kantin Han nanti"
"Iya"
Juan memperhatikan Yudis dan Damar yang mengapit Asta pergi lalu menatap Farhan. "Han bilangin ke kakak lo kalau bales chat tuh jangan singkat singkat. Gue kira dia bakalan excited gitu taunya malah gue yang kayak wartawan"
"Kayak nggak tau cewek aja lo"
Ucapan Farhan yang santai malah membuat Juan jengkel. Se cupu itu kah jika bersangkutan dengan seorang wanita.
KAMU SEDANG MEMBACA
PAPA JUAN (HIATUS!)
Teen FictionHIATUS!! Arjuan tidak menyangka jika pertemuannya dengan wanita yang dia kira gadis lajang membuatnya pusing tujuh keliling karena dua anak kembar yang memanggilnya papa. Hei, dirinya masih remaja yang duduk di bangku SMA. Kenapa bisa si kembar itu...