Happy Reading..........
Maaf typo. 🍑🌹
~~~~~~~~~~~~~
Juan mengusap wajahnya lalu bergegas mendekati Anna dan meraih Daren untuk dia gendong karena Anna terlihat kesusahan menenangkan mereka berdua. Dia menenangkan Daren yang memeluknya erat sambil menggumamkan kata takut.
"Ayo keluar dulu"
Anna mengangguk setuju dan membawa Daren ke sofa depan TV. Dia bisa bernafas lega saat tangisan kedua anaknya mulai mereda walaupun Darel masih mencengkram bajunya dengan kuat.
"Dalel takut ma"
Ini yang membuat Anna bingung. Mereka sedari tadi berkata takut tapi tidak menjelaskan apa penyebabnya.
"Kalian darimana tadi?" tanya Juan kemudian mendorong pelan kepala Daren ke dadanya saat makhluk yang dia lihat tadi ikut keluar. Pantas saja Daren dan Darel takut dirinya yang dewasa saja merinding melihatnya.
"Nggak kemana mana" Anna menenangkan Darel yang mulai merengek. Untuk apa Juan bertanya seperti itu. Padahal mereka berdua mulai menangis saat dia tinggal untuk mencuci piring.
"Mereka tadi kan diajak keluar sama bang Arshad kak. Ke taman deket toko bunga kalau nggak salah" jelas Farhan membuat Juan berfikir sejenak. Sepertinya itu taman yang sempat diceritakan Vandres kepadanya.
"Tadi kalian liat apa di sana?"
"Hitam hitam di bawah pohon-" Daren mengusak kepalanya di dada Juan lalu memberanikan diri untuk menatap sekitar. "-Papa"
Juan melirik Daren kemudian menoleh ke samping. Dia melihat Vandres yang sepertinya sedang mengobrol dengan makhluk hitam tersebut.
"Mereka berdua diikutin Na"
"Diikutin? Maksud-"
"Setan kak-" Farhan mengangkat bahu acuh saat Anna menatapnya terkejut. "-Setannya masih disini Ju?"
"Hm. Baca doa coba biar setannya pergi"
Juan melirik Vandres yang masih berusaha mengusir makhluk tersebut lalu mengusap punggung Daren dan mulai membaca doa agar makhluk itu segera pergi.
"Sudah"
Juan mendengar ucapan Vandres bertepatan dengan ia selesai membaca doa. Dia menatap sekeliling dan menghela nafas lega saat tidak mendapati makhluk mengerikan tadi.
"Udah pergi sekarang" ucap Juan sambil mengusap pipi Daren.
"Kok papa ilang?"
"Lha ini masih ada" tunjuk Farhan kepada Juan namun langsung dibalas gelengan oleh Daren.
"Dalel ngantuk"
Anna menatap Darel yang mengucek matanya lalu mengangguk pelan. "Hm, ayo tidur"
Setelah kedua anaknya tertidur pulas Anna melepas pelukan Daren dan turun dari kasur setelah membenarkan selimut yang dikenakan Darel. Dia keluar kamar dan menghampiri Juan yang tengah duduk bersama Farhan.
"Untung aja tadi cuma diikutin kak. Kalau sampai di ganggu bahaya kata Juan"
"Kata Eja" koreksi Juan sambil memperhatikan Vandres yang berjalan di belakang Anna.
"Kok bisa? Maksudnya kenapa bisa mereka berdua diikutin padahal dulu dulu nggak pernah kayak gini"
"Daren dan Darel melakukan kontak mata dengan makhluk tadi" jelas Vandres lalu masuk kembali ke kamar Anna.
"Kurang pengawasan. Lain kali kalau ngizinin mereka pergi sama orang lain lo juga ikut apalagi kalau sama Arshad"
Farhan mengusap pipinya saat merasakan hawa tak enak dari Juan. Dia harus pergi ke kamar agar tidak terjebak di situasi selanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PAPA JUAN (HIATUS!)
Teen FictionHIATUS!! Arjuan tidak menyangka jika pertemuannya dengan wanita yang dia kira gadis lajang membuatnya pusing tujuh keliling karena dua anak kembar yang memanggilnya papa. Hei, dirinya masih remaja yang duduk di bangku SMA. Kenapa bisa si kembar itu...