Happy Reading........
Maaf typo. 🍑🌹
~~~~~~~~~~~~~
Anna meletakkan 2 gelas berisi jus buah di meja makan kemudian berjalan ke depan. Dia menggeleng dengan helaan nafas pasrah saat melihat semua mainan berserakan di lantai.
"Baru aja tadi mama bilang jangan di sebar mainannya. Ayo ke dapur itu jusnya udah jadi"
"Bawa kesini ma" Daren menatap Anna kemudian terfokus kembali dengan mainannya.
"Yaudah iya"
Darel melirik lego yang di susun Daren kemudian mengerucutkan bibir dan mendekati kakaknya. Dia fikir susunan lego buatannya sudah lebih bagus. "Dalen aku mau ini"
"Nggak!–" Daren memegang lego nya erat kemudian menunjuk kearah meja. "–Itu punya siapa? Punya kamu kan?"
"Tapi itu lebih bagus" Darel memegang lengan Daren saat kakaknya itu menjauhkan lego darinya.
"Udah punya sendiri sendiri masih aja berantem ya kalian. Mau jusnya nggak?"
Anna duduk di belakang si kembar dan langsung mengangkat kedua tangannya saat Darel memelukn dirinya.
"Ini jus apa ma?" Darel mencicipinya sedikit kemudian meminumnya dengan gelas yang masih dipegang Anna.
"Di pegang Rel–" Anna tertawa lalu menyerahkan jusnya yang satu lagi kepada Daren. "–Oh iya, om Farhan kemana?"
"Keluar"
Tidak biasanya adiknya itu keluar tanpa berpamitan. Atau mungkin Farhan pergi saat dirinya tengah mandi.
"Kakak sama adek disini aja ya mama mau ke kamarnya om Farhan" Anna mengelus pipi kedua anaknya lalu pergi ke kamar.
Anna mengambil sprei dan yang lainnya yang berada di keranjang kemudian memasangkannya di kasur. Farhan tadi mencucinya padahal sudah dia bilang akan dirinya cuci sekalian dengan yang lain. Setelah dirasa semuanya sudah rapi dia duduk kemudian menatap kearah lemari.
"Selimutnya belum" Anna berjalan kearah lemari lalu membukannya. Dia ingin mengambil selimut namun atensinya teralihkan kepada foto dengan figura putih.
Anna tersenyum kecil lalu mengambilnya. Foto ini dia ambil saat Vandres tengah mengelus perut buncit nya dulu. Dia masih ingat senyum bahagia Vandres ketika berbincang dengan perutnya.
"Mereka usah besar mas. Persis banget sama mas Vandres" Anna mengelus foto tersebut. Dia pasti bahagia sekali jika Vandres masih hidup dan melihat pria itu tengah bermain bersama kedua anak mereka. Itu adalah impiannya yang mungkin tidak akan terjadi.
Anna menghela nafas lalu menyimpan foto itu kembali. Dia mendengar suara Farhan yang berbincang dengan si kembar.
"Om Han jangan abisin jusnya Dalel" Darel mengangkat tangan berupaya meraih jusnya namun Farhan malah meninggikan jusnya.
"Darimana Han?" Anna mengusap pipinya dan duduk di samsung Daren.
"Ngeprint"
"Kok papa nggak diajak kesini om?"
"Lagi main sama om Damar" jawab Farhan tanpa sadar kepada Daren. Beberapa detik kemudian dia melotot lalu menatap Anna tak enak.
"Nggak papa"
"Om Han om Han nanti ajak papa kesini ya" pinta Darel dan diangguki Farhan dengan kaku.
"Ganti baju ayo. Katanya tadi mau jalan jalan sama tante Kina–" Anna beranjak saat kedua anaknya berlari kearah kamar. "–Mau ikut nggak?"
KAMU SEDANG MEMBACA
PAPA JUAN (HIATUS!)
Teen FictionHIATUS!! Arjuan tidak menyangka jika pertemuannya dengan wanita yang dia kira gadis lajang membuatnya pusing tujuh keliling karena dua anak kembar yang memanggilnya papa. Hei, dirinya masih remaja yang duduk di bangku SMA. Kenapa bisa si kembar itu...