Happy Reading..........
Maaf typo. 🍑🌹
~~~~~~~~~~~~
Farhan memejamkan mata saat kedua keponakannya menempelkan berbagai macam stiker di wajahnya. Mereka tersenyum senang sesekali terkikik bersama ketika Farhan menggerakan hidungnya yang memang terasa gatal.
"Banyak banget stikernya"
Daren menahan tangan Farhan yang ingin meraba wajah. "Jangan di sentuh om. Wajah om lucu"
"Hihihi om Han lucu" Darel bertepuk tangan dengan heboh kemudian memeluk Farhan. Dia suka sekali jika bermain bersama Farhan.
Daren menusuk nusuk pipi Darel kemudian menatap foto papanya. Dia lupa bercerita jika beberapa hari yang lalu dia dan Darel bertemu dengan sang papa.
"Om Farhan om Farhan. Daren liat papa tau waktu jalan jalan sore di lapangan"
Farhan menatap Daren cepat. Jika mereka bertemu dengan Juan berarti kakaknya juga. "Eee Daren salah liat kali"
"Nggak om Han! Dalel juga liat malah hampil meluk tapi papa langsung dolong kita. Kenapa ya om?"
Farhan tersenyum sambil mengelus pipi gembul mereka. Sedikit kecewa mendengar Juan mendorong mereka tapi mau bagaimana lagi, Juan pun tidak tau apa apa dan tentu saja pria itu terkejut.
"Dengerin om deh. Orang itu–"
Drrtt Drrtt
"Aku yang ambil" Daren mengambil ponsel yang berdering di meja TV lalu memberikannya kepada Farhan.
"Makasih–" Farhan memencet tombol hijau setelah melihat nama Asta yang tertera. "–Hallo As–"
"CEPETAN KESINI! KALAU NGGAK AWAS LO YA GUE LEMPAR LO KE GENGNYA SI DONA"
Farhan menjauhkan ponselnya dari telinga. Dia lupa jika kemarin dirinya diajak untuk membuat rujak buah di rumah pria itu. Mereka belum lama berteman namun Asta sangat baik kepadanya. "Uhm gue–"
"Eiiitss kayaknya lo pinter ngulek deh. Buruan kesini!"
Tut
Anna menatap Farhan yang meletakkan ponsel dimeja kemudian duduk di samping Darel. "Kenapa?"
"Diajak temen ke rumahnya"
"Ikut om!" seru Daren dan diangguki dengan semangat oleh Darel.
"Yaudah ajak mereka juga. Kakak mau kerumah Kina Beres beres barang–" Anna menepuk pipi kedua anaknya sampai menoleh kearahnya. "–Kakak sama adek nggak boleh nakal ya nurut sama om di sana"
"Hu'um"
"Yup"
Farhan menghela nafas saat Anna berjalan ke kamar kemudian menatap kedua keponakannya yang terlihat senang. Enatah apa yang terjadi nanti jika mereka melihat Juan disana.
•••••••••••••••••••••
"Ini ngulek bumbunya nungguin si Farhan? Jadi dateng ke sini nggak dia?" Yudis menatap Asta yang mengupas mangga. Dia tadi sudah membantu mengupas melon yang ternyata ada beberapa makhluk mungil di dalamnya.
"Pasti dateng. Udah gue ancem pake nama Dona tadi"
"Jangan sampai si Farhan jadi targetnya si Dona" Damar menggerakkan badanya yang terasa kaku lalu menyerahkan nanas yang sudah dia bersihkan bintik bintiknya kepada Mega.
"Ju, itu kulitnya lo–"
"Kamar mandi bentar"
Mega mendelik sebal kepada Juan yang berjalan ke dalam rumah. Banyak alasan sekali pria itu. "Yud–"
KAMU SEDANG MEMBACA
PAPA JUAN (HIATUS!)
Teen FictionHIATUS!! Arjuan tidak menyangka jika pertemuannya dengan wanita yang dia kira gadis lajang membuatnya pusing tujuh keliling karena dua anak kembar yang memanggilnya papa. Hei, dirinya masih remaja yang duduk di bangku SMA. Kenapa bisa si kembar itu...